Chapter 15

202 23 1
                                    

Junkyu ya ...

Waktu loe baca surat gue ini mungkin gue udah gak bisa lagi nemenin loe.
Kyu... Loe sahabat terbaik yang gue miliki.
Gue minta maaf gak bisa bareng loe lagi sampai kita tua.
Sesuai kata loe dulu kalau kita harus bersama selamanya sebagai sahabat.
Dengan ini semua keinginan loe itu terwujud kan kyu?
Gue akan jadi sahabat loe selamanya.
Kyu ... Gue denger Jihoon butuh transplantasi jantung bukan?
Gue mau donorin jantung gue buat Jihoon
Tanpa loe tau gue datang ke dokter dan minta untuk periksa apakah jantung gue bisa di pake Jihoon.
Dengan begitu gue gak akan pernah ninggalin loe.
Kyu ... Loe berharga buat gue.
Kalau gue nanti gak di sisi loe lagi, tolong bahagia ya.
Gue yakin Mashiho, Jaehyuk juga Jihoon akan selalu nemenin loe.
Makasih kyu buat kesempatannya.
Gue merasa bener-bener berarti sebagai sahabat loe.
Gue senang ada di saat loe terpuruk dan senang.
Kyu ... Untuk terakhir kalinya izinin gue buat bilang ini sama loe.
Kim Junkyu , gue sayang dan cinta sama loe selamanya.
Tolong simpan memori gue di hati dan hidup loe selamanya.
Jangan pernah lupain gue ya kyu.
Titip Junghwan ya kyu.

Tertanda Hyunsuk yang paling loe sayang.

Junkyu meremat surat dari Hyunsuk dengan kepala menunduk. Tangisnya pecah seketika saat memorinya dengan Hyunsuk berputar begitu saja.

Kepalanya serasa berdenyut nyeri. Bayangan kecelakaan keluarganyapun mulai menyerang. Junkyu meremat ujung kepalanya dengan kuat sambil mengerang lirih.

"Junkyu!" Pekik Mashiho ketika tubuh Junkyu mulai ambruk perlahan.

"Junkyu bangun!" Mashiho menepuk pipi Junkyu dalam pangkuannya. Yoshi berlari mencari suster.

"Junkyyu... Bangun kyu bangunnnn" lirih Mashiho.

Asahi terdiam di samping Jaehyuk dengan air mata yang juga mengalir deras.

Asahi terus menggelengkan kepalanya berharap ini semua gak nyata.

Junghwan dan Doyoung sudah berpelukan. Tangis Junghwan juga pecah. Bukan hanya surat dari Hyunsuk tapi juga kenyataan bahwa orang tuanya meninggal di luar negri 2 hari lalu tanpa Junghwan tau.

Semua yang ada di depan ruangan Jihoon benar-benar syok. Haruto hanya bisa memeluk Doyoung dan Junghwan. Jeongwoo hanya diam.

Tak lama beberapa suster datang membawa bangsal. Junkyu di bantu Yoshi berbaring di bangsal lalu di dorong menuju UGD.

"Jae.. tolong temenin mereka semua dulu ya. Gue sama Mashi mantau keadaan Junkyu. Kasih tau kalau ada apa-apa," pesan Yoshi sebelum benar-benar menghilang di ujung lorong.

Jaehyuk hanya mampu menatap semua dengan sendu. Jaehyuk gak nyangka kalau Hyunsuk melakukan semua ini.

"Jae..." Suara pelan Asahi mampu membuat Jaehyuk menoleh.

"Ya," sahut Jaehyuk.

"Apa loe tau semua tentang ini?"

Doyoung menatap Jaehyuk dan Asahi.

"Gue tau soal Hyunsuk hyung yang akan menemui Jihoon sebelum kecelakaan tapi gue gak pernah tau kalau Hyunsuk hyung akan cerita semua dan mendonorkan Jantungnya untuk Jihoon," lirih Jaehyuk.

"Maksud loe?"

"Gue tau bahkan mungkin dari lama kalau sebenarnya orang yang Jihoon tunggu selama ini ada di dekatnya. Junkyu hyung orang yang selama ini Jihoon tunggu. Tapi gue juga belum pastiin dan masih ngira sampai waktu gue ketemu Junkyu hyung di taman tempat Jihoon selalu nunggu. Junkyu hyung cerita semua sama gue," ungkap Jaehyuk.

What You Waitin' For?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang