Doyoung dan Jihoon duduk di salah satu bangku taman.
"Hyung... Gak masalah kan kalau gue ajak loe?" Tanya Doyoung
"Gak kok santai aja. Emang ada apa?" Jawab Jihoon
"Gue cuma mau bilang...." Terlihat keraguan di wajah Doyoung
Jihoon yang mengerti hanya tersenyum kecil.
"Loe pasti khawatir sama Junkyu kan? Loe tenang aja, gue gak akan buat Junkyu sakit lagi,"
"Hyung mau kan janji sama Dobby buat selalu bahagiain Junkyu hyung?" Doyoung mengangkat jari telunjuknya di depan Jihoon.
"Hyung janji. Dobby sesayang itu ya sama Junkyu?"
"Junkyu hyung tuh super heronya Dobby, di umur hyung yang muda, hyung udah ngurusin dobby walaupun di bantu sama mba tapi Junkyu hyung sering kasih Dobby susu kalau nangis, hyung sering nemenin dobby tidur padahal hyung lagi belajar buat ujian, bahkan hyung selalu nemenin dobby main sambil belajar. Hyung segalanya buat dobby. tanpa hyung, dobby gak mungkin seperti sekarang. Hyung juga selalu ngasih banyak perhatian cuma buat dobby jadi walaupun papi sama mami gak ada, dobby gak kekurangan perhatian. Dobby cuma mau hyung bahagia. Hyung udah terlalu sering menderita dan sedih,"
Jihoon paham bagaimana kekhawatiran Doyoung terhadap Junkyu. Wajar jika Doyoung selalu merasa takut hyungnya akan terluka.
"Hyung tau banget hal itu walaupun hyung baru sekarang di hidup kalian tapi hyung bisa mengerti perasaan kalian dulu gimana," ujar Jihoon
Doyoung memperhatikan Jihoon yang terus berbicara.
"Udah hampir malam, kita pulang ya. Nanti di cari yang lain. Kasihan kan Hwanie sendiri di rumah," Jihoon bangkit berdiri lalu merangkul Doyoung untuk jalan ke rumah.
Di rumah Junkyu sedang sibuk dengan Junghwan yang tiba-tiba demam.
Junkyu bolak balik dapur untuk membawa air, kompresan dan juga obat untuk Junghwan.
"Hyunggg..." Rancau Junghwan.
"Hyung..."
"Hwanie... Hyung di sini,"
Tangan kiri Junkyu menggenggam tangan Junghwan sedangkan tangan kanannya ada di kening Junghwan yang tertutup handuk basah untuk kompresan.
"Dinginn...." Seru Junghwan.
"Iya... Sabar ya... Bentar lagi dokter datang. Hwanie tahan ya..."
Junkyu khawatir dengan keadaan Junghwan.
Di luar pintu Doyoung memperhatikan Junkyu dengan wajah khawatir.
Doyoung seperti melihat Junkyu ketika merawatnya dulu.
Doyoung tersenyum haru melihat Junkyu begitu menyayangi Junghwan. Doyoung sama sekali gak cemburu. Doyoung bangga dengan hyungnya.
"Jangan.. biarin Junkyu fokus dulu sama Hwanie. Dobby tidur aja ya. Udah malam. Mau hyung temenin?" Jihoon menepuk pundak Doyoung ketika ingin menghampiri Junkyu.
"Gak usah hyung. Malam hyung," doyoung jalan ke arah kamarnya di sebelah kamar Jihoon.
Jihoon menatap Junkyu sebentar lalu pergi ke kamarnya.
Bukan Jihoon tidak mau membantu Junkyu merawat Junghwan tapi akan lebih baik kalau Junkyu mengurusnya sendiri.
"Hwanie... Kok panas kamu gak turun sih," lirih Junkyu.
Sampai pukul 10 dokter belum juga datang dan demam Junghwan semakin parah.
"Bentar ya... Hyung mau panasin mobil kita ke rumah sakit aja ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
What You Waitin' For?
أدب الهواةKata orang Jodoh gak akan pergi kemana-mana apa iya seperti itu? bukankah semua berhubungan dengan takdir? Jika takdir sudah di putuskan maka tidak akan bisa berubah apakah dia takdir yang Tuhan kirim untukku? atau dia hanya masa lalu kecil yang...