Pagi-pagi sekali Junkyu sudah siap dengan seragamnya.
Junkyu keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk menyimpan tasnya di sana.
"Loh? Loe mau sekolah?" Tanya Yoshi saat bertemu Junkyu di depan dapur.
"Iya hyung. Gue harus mulai hidup baru kan. Gue mau sekolah. Lagi pula nanti nilai gue ancur kalau gak masuk-masuk. Gue juga masih punya tanggung jawab di Osis," jawab Junkyu
Yoshi menautkan alisnya melihat sikap Junkyu yang mulai biasa tanpa terjadi apapun.
Yoshi senang dengan Junkyu yang sekarang tapi merasa aneh karena hanya dengan semalam Junkyu berubah.
"Morning hyung," sapa Mashiho sambil memeluk Yoshi.
"Hooh,"
"Loe kenapa dah? Masih pagi nih jangan kesambet!"
"Itu Junkyu beneran kan?" Mashiho tertawa dengan keras membuat seisi rumah bingung.
"Iya hyung itu Junkyu. Kenapa sih emangnya?"
"Gak.. gue heran aja gitu dia kok jadi berubah cepet banget,"
"Hmmm... Loe tau traumanya kan hyung? Loe juga tau kalau sejak hyunsuk meninggal mentalnya sedikit terganggu. Ya itulah salah 1 gejalanya. Moodnya bisa berubah cepet. Sama halnya kayak waktu orang tuanya meninggal,"
"Huft... Ini hal baru buat gue,"
"Loe tenang aja. Gue yang akan urus Junkyu. Loe fokus kuliah aja hyung. Oh yaaaa gue juga bakal masuk univ loe,"
"Tapi dia beneran gak apa-apa kan?" Mashiho tersenyum meyakinkan Yoshi.
"Gak kok. Kita cukup ikutin moodnya aja. Ya siapa tau dengan begini bisa ngobatin rasa sakit karna kehilangan Hyunsuk," Yoshi hanya mengangguk.
"Hyung .... Ini kenapa banyak makanan?" Seru Haruto dari arah dapur.
"Oh itu tadi istrinya om minho ke sini dan bawa makanan sebanyak itu buat kita," ujar Yoshi.
"Hwanieee... Dobby... Makan," teriak Junkyu.
Asahi sudah duduk di sebelah Haruto.
"Hehh! Yang punya rumah belom makan udah main mau nyomot!" Yoshi memukul tangan nakal Mashiho.
Junkyu hanya tertawa kecil.
"Makasih semuanya. Yoshi hyung bisa pulang hari ini. Bukan gue mau ngusit cuma gue tau hyung pasti kehilangan waktu buat belajar kan. Hyung harus fokus sama kuliahnya. Hyung harus jadi yang terhebat," ujar Junkyu
"Loe udah gak apa-apa? Udah bisa di tinggal kan?" Nada khawatir terpeta dengan jelas.
"Hyung tenang aja. Ada Dobby sama Hwanie kok. Hyung boleh nginep di sini kapanpun hyung mau. Rumah ini selalu terbuka buat semuanya,"
"Kalau ada apa-apa cepet kabarin gue ya," Junkyu membuat tanda hormat dengan tangannya.
"Lagi pula kasihan kan Asahi dan Haruto yang harus selalu bawa buku dan seragam belum lagi baju ganti pasti berat," lagi Yoshi hanya mengangguk.
"Hyung... Gue baca di grup sekolah katanya mau ngadain camping buat perpisahan kelas 12?" Tanya Doyoung
"Sepertinya begitu. Semalam juga Yedam Hyung ada chat hyung soal itu," jawab Junkyu
"Wahhhh asik tuh kalau bisa camping," seru Haruto.
Junghwan hanya menatap sekelilingnya dengan tatapan sendu. Ia merindukan hyungnya. Hyungnya pasti akan marah jika ia hanya memainkan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What You Waitin' For?
FanficKata orang Jodoh gak akan pergi kemana-mana apa iya seperti itu? bukankah semua berhubungan dengan takdir? Jika takdir sudah di putuskan maka tidak akan bisa berubah apakah dia takdir yang Tuhan kirim untukku? atau dia hanya masa lalu kecil yang...