13. Counterattack
"Diam mendengarkan, bergerak menghancurkan"
DE-PRESS-ED
Aji, Faraz, Alden beserta Garda mulai turun dari panggung satu per satu. Mereka menghampiri Kalila dan Delora yang masih di dekat panggung.
"Keren banget sumpah!" ujar Kalila yang kagum. Dia mengepalkan tangan kanannya mengajak tos.
"Siapa dulu yang nyanyi!" jawab Aji, dia membalas tos-an Kalila. Laki-laki itu tertawa sambil mengelap keringat yang ada di dahinya.
"Siapa dulu gitarisnya," jawab Faraz menyombongkan diri. Dia juga membalas tos-an gadis itu. Kalila menyambut mereka yang baru saja datang setelah penampilan mereka selesai.
"Ahaha ... temen gue keren!" balas Kalila, dia tos dengan Garda. Tapi terhenti saat tangannya mengarah ke arah Alden.
Kalila terlihat kaku.
Alden diam melihat tangan yang mengarah ke arahnya, setelah beberapa detik dia mengepalkan jarinya dan membalas tos-an gadis itu tanpa sepatah kata apapun.
"Lo keren!" ucap Kalila kaku sambil mengacungkan jempol kedua tangannya. Alden hanya mengangguk.
"Punya tisu engga, ay?" gumam Aji, dia mengipas wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ada-ada, tisu mana, Ra?" Kalila menoleh ke arah Delora yang berdiri di belakangnya.
Delora memberikan tisu yang dia pegang pada Kalila. Kalila membagikan tisu itu. Keempat laki-laki itu mengelap wajahnya.
"Laper gue, kantin engga, Kal?" Aji menggandeng sebelah lengan Kalila dan menariknya berjalan.
"Eh ...," gumam Kalila.
"Let's go!" Faraz juga ikutan menggandeng lengan Kalila sebelahnya dan menariknya berjalan.
"Delora ayo!" ajak Aji sambil menoleh ke belakang. "Jajan ke kantin, Faraz yang bayar ahahaha."
Faraz yang disebut namanya pura-pura tidak mendengar.
"Yeay dibayarin, ayo Ra!" kata Kalila sambil terkekeh.
"Gue lagi yang kena," keluh Faraz sambil mendengus.
Delora menganggukkan kepala. Tiga orang itu lanjut berjalan dengan kompak sambil bergandengan seperti anak kecil. Sesekali tertawa dan bersenandung. Orang-orang mulai melirik mereka, apalagi setelah penampilan hebat keempat laki-laki tadi.
"Marilah Meimei, oh mari sayang. Ikutlah saya, Meimei jangan bimbang ...," mereka bertiga kompak bersenandung lagu dari film kartun asal negeri tetangga. Orang-orang yang mereka lalui memperhatikan mereka.
Aji yang tampil dengan keren kini sudah kembali ke wujud aslinya.
"Wah tadi penampilan mereka keren, tapi siapa yang post story di akun Kak Garda, ya? Padahal orangnya di atas panggung tadi"
"Base rame liat deh, penasaran siapa yang post story-nya"
"Mereka jadi temenan sama Kalila, Delora, ya"
"Delora semakin nunjukin keberadaannya, padahal dulu jarang banget liat dia"
"Ayo," ajak Garda sambil menoleh ke arah Delora. Gadis itu menganggukkan kepala, tangannya masih memainkan squishy kembali.
Berbeda dengan tiga orang yang pergi duluan dengan ceria, tiga orang ini pergi tanpa percakapan apapun. Alden berjalan duluan, diikuti Delora dan Garda berada paling belakang. Mereka melewati kerumunan orang-orang yang tak sedikit melirik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRESSED [NEW]
Teen FictionApakah Tuhan Menghukumku? Itu yang selalu Delora tanyakan. Kisahnya bukan kisah hidup menyenangkan seperti novel romansa. Melainkan kenyataan kehidupan yang sesungguhnya, masa-masa yang sulit, masalah yang semakin memuncak, masa di mana setiap r...