03. Gloomy Day
"Ditampar oleh keadaan, dicekik oleh kenyataan, dibunuh oleh tekanan"
DE-PRESS-ED
"Engga usah""Apaan sih?!"
"Keras kepala, gue yang bersihin. Diam duduk aja"
Delora duduk diam menuruti perkataan orang yang dia tidak kenali. Matanya terus menatap orang yang sedang memunguti daun-daun yang berserakan di lapangan. Harusnya gadis itu yang melakukannya atas hukuman dari guru yang memiliki dendam pribadi padanya.
Tidak semua orang menyukai diri kita, pasti ada yang tidak suka dengan kita. Bahkan, ada yang pura-pura suka di depannya saja. Hal seperti itu sudah biasa bagi manusia, memiliki banyak topeng yang bisa diganti setiap waktu. Memiliki kelebihan sedikit, tidak disukai karena merasa iri. Tidak memiliki kelebihan, merasa tidak percaya diri atau terkadang digunjing oleh orang lain.
Delora menghela nafas panjang, sudah setengah jam dia hanya menonton orang itu melakukan hukumannya. Dia tidak ingin memiliki hutang budi pada siapa pun. Akhirnya Delora memutuskan menghampiri laki-laki itu yang ada di tengah lapangan sambil membawa kantung plastik berisi daun-daun yang berguguran.
"Pergi," suruh Delora dan langsung merebut kantung plastik itu.
"Biar gue yang beresin," balas Garda sambil mencoba meraih kantung plastik yang direbut Delora. Gadis itu malah menyembunyikan di belakang tubuhnya.
"Gue engga perlu dikasihani," kata Delora dengan datar.
"Oke, jawab pertanyaan gue," final Garda yang sedari tadi ada pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya.
Delora menaikan alis kanannya menunggu cowok itu berbicara.
"Apa yang lo konsumsi?" tanya Garda serius.
Delora tidak mau menjawab.
Delora tidak suka jika ada yang ikut campur dalam hidupnya. Orang lain hanya akan semakin membuat rumit saja.
"Lo engga jawab, berarti gue bisa lanjut beresin daun-daun ini," jelas Garda seraya mengumpulkan dedaunan kembali.
"Terserah!" Delora membalikan badannya dan berjongkok memunguti dedaunan yang selanjutnya ia masukan ke dalam kantung plastik yang dia genggam.
Hening, hanya terdengar suara daun-daun yang dipunguti oleh dua manusia saling membelakangi dalam diam. Lapangan belakang sekolah tidak ada bedanya dengan lapangan utama, sama-sama luas. Pikiran laki-laki itu melayang kemana-mana, penyebab utamanya adalah gadis itu. Dia melihat pertengkaran di kantin tadi, sebenarnya apa yang terjadi? Dia melihat gadis itu yang hancur saat tadi.
"Lo ingin diperhatikan orang lain, 'kan? Lo ingin dimengerti orang lain. Lo ingin dihargai orang lain. Lo ingin diterima orang lain, kan?" Garda membuka suaranya, mengingat gadis itu yang berteriak membela dirinya saat di kantin tadi.
Delora terdiam, sebelah tangannya terkepal. Dia sempat menginginkan itu tapi sudah tidak lagi. Dia tidak ingin. Dia muak.
Terdengar sesuatu terjatuh di belakang Garda, dia menoleh ke belakang melihat Delora yang jatuh terduduk sambil memegang kepalanya.
Shit!
Delora merutuk kesal, dia lupa jika sehabis mengkonsumsi benda itu akan ada timbal baliknya. Benda itu membuat dia tenang, tapi terkadang menyebabkan kepalanya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRESSED [NEW]
Teen FictionApakah Tuhan Menghukumku? Itu yang selalu Delora tanyakan. Kisahnya bukan kisah hidup menyenangkan seperti novel romansa. Melainkan kenyataan kehidupan yang sesungguhnya, masa-masa yang sulit, masalah yang semakin memuncak, masa di mana setiap r...