Disclaimer!
• Narasi harap dibaca juga, agar paham alur dan karakter tiap tokoh.
• Komentar sesuai alur cerita, jangan bawa cerita lain.Cerita ini diketik 9444 kata.
Happy Reading!
***
Jeff tersenyum saat melihat kaca spion tengah mobilnya. Hugo melirik ke samping dan mendapati Jeff yang sibuk tersenyum melihat kado untuk seorang anak laki-laki dan kado tersebut sengaja Jeff yang pilihkan sendiri.
“Jeff, kadonya buat siapa sih? Bukannya keponakan lo juga belum lahir?” tanya Hugo yang kini kembali menatap bahu jalan sambil menyetir.
“Buat anak orang lain,” jawab Jeff.
Hugo menyatukan alisnya, “Sus banget lo, asli. Jangan bilang kalo lo lagi dekat sama janda anak satu?”
“Ngaco,” sanggah Jeff.
“Jeff, jangan deket sama siapa-siapa dulu deh. Project film lo sama Laura bentar lagi mau tayang,” saran Hugo dan seperti biasa Jeff anggap sebagai angin lalu.
“Go, udah tenang aja deh. Gue gak akan kena skandal apa-apa, aman.”
Hugo menggeleng pelan, sambil memarkirkan mobilnya di basemen agensi. “Terus acara makan siang lo sama Dara kemarin, lo kira itu gak bakalan jadi buah bibir orang-orang agensi? Bonita kemarin gak sengaja liat lo sama Dara di food court dan beritanya udah nyebar kemana-mana, Jeff.”
“Bonita nih mulutnya emang lemes banget,” gerutu Jeff sambil turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Hugo menuju lift.
“Ya lo tau lah, Bonita kalo dapet bahan baru kayak gimana. Orang pas hari pertama Dara masuk aja, dia udah tau kalo Dara punya anak satu,” kata Hugo. “Saran gue jangan sama yang ini deh, Jeff, bakalan rumit banget kehidupan lo yang bebas ini nantinya.”
Jeff menenteng paper bag berisi kado ulang tahun untuk Leon karena memang kemarin saat Leon berulang tahun, Data memposting foto anak itu dan Jeff melihatnya. Hari ini, sebenarnya Jeff ada meeting dengan Pak Mevin terkait project barunya. Namun, Jeff memilih mengulur waktu untuk menunggu Dara sampai agensi.
“Telat, gue udah jatuh cinta duluan sama Dara,” bisik Jeff membuat Hugo hampir melayangkan dompet panjangnya ke arah wajah Jeff.
Jeff tersenyum saat melihat Ghea–manajer Dara yang berada di depan pintu studio. Jeff menghampiri Ghea dan menyapanya. “Hai, Ghe! Lagi nunggu Dara?”
“Oh hai, Jeff. Iya, saya lagi tunggu Dara, hari ini meeting sama majalah Clarity,” kata Ghea.
Jeff hanya mengangguk-angguk paham. Tak lama, pintu lift terbuka dan memunculkan sosok Dara lagi lagi bersama dua pengawalnya yang selalu menatapnya sinis.
“Ghe! Sorry, biasa tadi Leon drama dulu mau berangkat sekolah,” kata Dara.
“Iya gapapa, Ra,” balas Ghea.
“Hai?” sapa Jeff.
Dara menoleh ke arah Jeff, “Oh hai, Jeff! Apa kabar?”
Lantas Jeff tertawa, “Baik, kamu kayak gak ketemu saya bertahun-tahun aja.”
“Basa basi,” jawab Dara.
Tiba-tiba Ghea mendapat panggilan telepon dari Pam Mevin dan disuruh ke ruangannya. “Ra, Jeff. Gue ke ruangannya Pak Mevin dulu, ya. Urgent,” kata Ghea yang langsung ngacir menuju lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldara 3
Romance[Sequel Aldara] [Follow sebelum membaca] Cover by Sridewi [Instagram: @/sartgraphic_] (Nama, karakter, tempat dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiksi) Perpisahan adalah kata paling tidak memungkinkan jika terjadi pada keluarganya. Tapi Dara meng...