Disclaimer!
• Narasi harap dibaca juga, agar paham alur dan karakter tiap tokoh.
• Komentar sesuai alur cerita, jangan bawa cerita lain.Cerita ini diketik 12404 kata.
Happy Reading!
***
Dara masih mendekam di ruang rawat inap VIP-nya dan belum bisa pulang karena kondisi tubuhnya semakin melemah setelah kembali mendapat pesan dari seseorang misterius yang selalu menerornya dan memberinya pesan penting namun dengan penyampaian yang nyeleneh, baginya.
“Ra? Kok mama dua hari bolak balik rumah sakit gak liat suamimu disini?”
Dara tertegun, ia juga sebenarnya tak begitu yakin dengan yang dikatakan sosok misterius yang mengirimkan pesan pertanda sinyal buruk kepadanya.
“Alvaro masih urus pembangunan resort, Ma. Terus dia juga bilang kalau masih berdebat soal surat wasiat kakek yang isinya kayak disabotase.”
“Ya tapi kamu habis keguguran, kenapa gak temani istrinya selagi masa pemulihan?”
Pertanyaan mamanya begitu menohok. Membuat kedua mata Dara berkaca-kaca. Namun, ia segera mengusap punggung tangan Sesil yang kini sedang duduk berada di atas ranjang rumah sakitnya.
“Pekerjaannya terlalu banyak, Ma. Kalau ditinggal untuk jaga Dara terus-terusan, perusahaannya bisa kolaps.”
Sesil mendengar suara Dara bergetar ketika mengucapkan kalimat balasan atas pertanyaannya barusan. Sesil memilih untuk memeluk tubuh putrinya dan mengusap kepala belakang Dara dengan lembut berulang kali. Sesil menguatkan dirinya untuk tidak membuat Dara bersedih. Ia harus selalu menenangkan putrinya dalam keadaan apa pun.
“Ya sudah, yang penting masih ada mama dan Leon. Mama janji gak akan pernah tinggalkan kamu, Ra. Mama bertahan karena kamu.”
Sebetulnya suara Sesil juga bergetar kala itu. Tapi Dara tidak menyadarinya dan sibuk dengan isi pikirannya. Tak lama, Leon dan Mba Anin masuk ke dalam ruang rawatnya membuat pelukan ibu dan anak itu terlepas.
“Mamaaaaaa! Leon pulangggg!”
Dara tersenyum lalu turun dari ranjangnya dan menyejajarkan tingginya dengan Leon lalu memeluk putranya dengan erat, sementara Sesil mendongak ke langit-langit untuk menahan air matanya yang akan terjatuh. Feeling-nya terlalu buruk soal hubungan Dara dan Alvaro kali ini. Tapi Sesil terus menepis pikiran buruk itu, karena jika terus dipikirkan kemungkinan terjadinya akan lebih besar.
“Mama becok Leon tampil! Ini bajunya dali Ms Kinan disuluh cobain,” kata Leon sambil memberikan paper bag kecil berisi kostum untuk tampil di acara ulang tahun sekolahnya.
“Besok?”
“Lusa, Bu, maksudnya,” jawab Mba Anin.
Dara tertawa kecil lalu membongkar isi paper bag itu sambil duduk di atas karpet bersama Leon dan Mba Anin. Dara melihat kostumnya sangatlah lucu dan namun Dara buru-buru kembali melipatnya ketika melihat wajah suaminya disana. Karena memang kostum Leon adalah baju bercetakan foto keluarga masing-masing anak.
“Mba kostumnya memang pakai foto keluarga masing-masing, ya?” tanya Dara.
“Iya, Bu. Ms Kinan bilang ke saya, jadi saya kirimkan foto ibu, bapak, sama Leon pas di Bali Zoo itu. Semua anak-anak juga sama pakai foto keluarganya sendiri.”
Dara hanya mengangguk paham lalu memberikan kaos itu ke Mba Anin. “Tolong rapikan lagi ya, Mba, saya mau ke toilet dulu.”
“Mau mama antar, Ra?” tawar Sesil yang baru saja ikut duduk di atas karpet bersama cucunya yang sudah membongkar isi mainan dari dalam kotak yang sengaja disimpan di ruang rawat Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldara 3
Romance[Sequel Aldara] [Follow sebelum membaca] Cover by Sridewi [Instagram: @/sartgraphic_] (Nama, karakter, tempat dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiksi) Perpisahan adalah kata paling tidak memungkinkan jika terjadi pada keluarganya. Tapi Dara meng...