Disclaimer!
• Narasi harap dibaca juga, agar paham alur dan karakter tiap tokoh.
• Komentar sesuai alur cerita, jangan bawa cerita lain.Cerita ini diketik 7354 kata.
Happy Reading!
***
Selepas menerima telepon dari pihak Air Sport, Dara membeku. Ia terpaku membisu, sebab entah bagaimana caranya mereka bisa secepat itu berubah pikiran dan meminta maaf bahkan secara personal kepada Dara.
“Siapa, Ghe, siapa dalang yang ada dibalik semua ini?”
Ghea membelalakkan matanya, “Gue gak tau, ya? Kenapa cara bicara lo seakan-akan gue tau semuanya?!”
“Ghea—”
“Dar, gue sama sekali gak bocorin kasus ini ke siapa-siapa, terlebih lagi Alvaro.” Ghea menyela ucapan Dara begitu saja.
Dara membungkam mulutnya. Jika Ghea tidak diam saja dan malqh semakin meninggikan intonasi suara dan terkesan menuntut, itu artinya Ghea memang tidak sedang berbohong.
“Sorry, gue nuduh lo bocorin kasus ini ke mantan suami gue.”
“Gue gak sebodoh itu ya, Ra. Kasus lo, yang tau ya cuma orang lingkungan Clandestine aja, gak lebih.”
Raut wajah Dara berubah, “Itu artinya lo bocorin soal ini ke Jeff juga?”
“Dia ada di saat Bu Tara maki-maki lo, gimana dia gak tau?”
Dara menyugar surai panjangnya frustasi. Ia berpikir bahwa kejadian permohonan maaf dari pihak Air Sport ini justru adalah ulah Jeffran. Sebab, yang Dara ketahui Jeffran juga memiliki kuasa penuh karena ia termasuk aktor emasnya Clandestine.
Tak lama, suara ketukan pintu terdengar dan sosok yang Dara pikirkan tadi pun muncul. Sosok Jeffran datang membawa bunga sekaligus sebuah kue yang langsung Jeff taruh di atas nakas tepat di samping buket bunga Tulip putih yang entah dari siapa Dara pun tidak mengetahuinya.
“Hei, kamu baik-baik aja?”
“Saya baik-baik aja, Jeff,” balas Dara. Namun, ucapannya masih terlihat menggantung, tapi entah kenapa firasatnya berkata jika permintaan maaf dari pihak Air Sport bukanlah ulah Jeff.
“Syukurlah, saya khawatir sekali sama kamu, Dar.”
Dara tersenyum tipis sambil menatap Jeff yang duduk di atas ranjang rumah sakitnya. “Saya gapapa, Jeff. Sebentar lagi juga saya pulang.”
“Wajah serta tubuh kamu masih penuh luka lebam, bagaimana bisa kamu berkata akan pulang sebentar lagi?”
“Jeff, tolong biarkan semuanya berjalan sesuai keinginan saya ya? Kamu, gak boleh terlibat sekecil apa pun ke dalam masalah saya.”
“Dar, saya tau saya orang baru di hidup kamu. Tapi apa salahnya saya mau coba dekat sama kamu.”
Dara menggeleng pelan, “Saya bukan wanita baik-baik, Jeff. Hidup saya dipenuhi dengan masalah dan pria baik seperti kamu, seharusnya pilihannya bukan saya.”
“Tapi saya maunya kamu. Saya jatuh cinta saat pertama kali saya menatap kamu. Saya sudah sejatuh itu sama kamu, Dar.”
Jeff bersikeras dan memegang teguh prinsipnya. Bahwa yang ia inginkan adalah Dara dan hanya Dara. Sebab isi kepalanya sudah dipenuhi dengan nama wanita itu dan Jeff tulus menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldara 3
Romance[Sequel Aldara] [Follow sebelum membaca] Cover by Sridewi [Instagram: @/sartgraphic_] (Nama, karakter, tempat dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiksi) Perpisahan adalah kata paling tidak memungkinkan jika terjadi pada keluarganya. Tapi Dara meng...