kelima ; keluarga mas nadhif

5K 583 95
                                    

Tawa Juna menggema keseluruh sisi mobil, tawa cemprengnya berhasil menutup dentuman lagu lagu Justin Bieber yang awalnya mendominasi suara di mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tawa Juna menggema keseluruh sisi mobil, tawa cemprengnya berhasil menutup dentuman lagu lagu Justin Bieber yang awalnya mendominasi suara di mobil. Sedangkan Shania yang duduk di jok tengah mobil SUV hitam itu hanya bisa menunduk malu. Pasalnya orang yang ia kira maling di bandara tadi ternyata sepupu seumuran Nadhif, otomatis semua jadi masuk akal kenapa Nadhif sama sekali tidak peduli padahal kopernya ada di troli yang didorong Shania. Ternyata oh ternyata itu malah sepupu satu kalinya.

"Memangnya Nadhif gak ngomong apa apa gitu sama elo?" tanya Juna melirik Shania dari rear-view mirror.

Shania menggeleng.

Juna menoleh kesal pada Nadhif yang sejak tadi membisu di kursi sampingnya, "pantasan aja dia gak ngenali gue"

"kenalin, gue Juna" Pria jangkung itu mengenalkan dirinya setelah melirik pada Shania.

Shania tersenyum, mengangguk "Shania, Mas"

Wajah Juna makin sumrigah, "waduh, gue dipanggil Mas nih. Jarang banget ada yang manggil gue pakai panggilan Mas gitu, tapi sama gue mah gak perlu terlalu kaku, Sha" ucapnya, "langsung Juna aja, okei?"

Shania terdiam sejenak, tangannya saling memilin ragu untuk menerima permintaan Juna. Sontak ia menoleh pada profil samping Nadhif bermaksud meminta tanggapan Nadhif, tapi ya seperti biasa Nadhif tidak memberikan reaksi apapun. Maka, Shania pun menyuarakan pendapatnya, "tapi kesannya gak sopan, Mas Jun"

"lo lebih muda apa lebih tua dari Cece?"

"lebih tua, Mas"

"Nah, Cece yang lebih muda dari elo aja manggil gue langsung nama tanpa Mas atau Kokoh. Lo juga dong"

"tapi kan Chelyn keluarga, Mas"

Juna berdecak, ia melirik pada Nadhif. Terbersit rasa tak menyangka bahwa sepupunya ini mendapatkan Gadis yang begitu sopan nan santun juga lembut seperti Shania. Kebaikan apa yang pernah Nadhif lakukan sampai dapat Shania?

"dengan lo pacaran sama Nadhif itu udah dianggap sebagai bagian keluarga kita, Sha. Lo bahkan udah bukan pacarnya, njir, tapi tunangannya. Jadi Juna aja ya? lagian gue gak tua tua banget, Sha. Gue 31, seumuran nih sama Nadhif." cercanya.

"ya? ya yaaa?" mohonnya dengan suara menggemaskan yang dengan pasrah diangguki oleh Shania.

________________

Rahang Shania jatuh ke bawah ketika kakinya menginjakkan pelataran rumah tersebut, matanya refleks mengedar guna melihat keseluruhan rumah megah di depannya. Dari depan gerbang pagar yang menjulang tinggi, melewati taman besar serta memutari air mancur yang bertingkat, sampai di area foyer rumah tersebut, mata Shania kian melebar. Begitu takjub melihat rumah besar tersebut.

Rumah putih bertingkat empat, yang didominasi oleh kaca kaca lebar, balkon dengan jeruji custom yang meliuk-liuk dibentuk seindah mungkin seperti tangkai bunga, dua pilar besar yang tinggi sampai ke lantai dua, dan pintu pintu kayu yang lebar juga menjulang ke atas, tak lupa halaman serta taman yang begitu hijau dengan pohon pohon yang dibentuk seapik mungkin.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang