kedua puluh dua ; yang diakui dan mengakui

5.4K 489 135
                                    


"Sha" panggil Nadhif saat mobil Nadhif berhenti di depan kos-kosan Shania malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sha" panggil Nadhif saat mobil Nadhif berhenti di depan kos-kosan Shania malam itu.

"Iya, Mas?"

"Besok kamu ada shift ga?"

"hm, sebenarnya ada sih, Mas. Tapi kalau mas mau ngajak aku ngedate, aku bisa tukar shiftku di hari lain" jelas Shania penuh harap.

Nadhif pun mengangguk paham, "kalau gitu mau gak besok pergi sama mas ke acara kantor? kamu belum pernah kan?"

"Acara kantor? kantornya mas?" tanya Shania memastikan.

"uhum, acara kantornya mas"

"MAU, MAU! AKU MAUUUUU" serunya girang.

"Haduh, perlu banget teriak, Sha?"

"perlu lah! saking senangnya aku mas, kapan lagi diajak mas buat ke acara kantor. Ya selama mas gak ajak Mbak Natha juga sih"

"Natha kan bawa Hansel, Sha"

Dan tanpa meragu sedikitpun, Shania memutuskan untuk menerima tawaran Nadhif. Maka disinilah dia, mematut pantulan dirinya pada cermin lebar di kamar Chelyn, memutar ke kanan, memutar lagi ke kiri agar bisa melihat seluruh sisi tubuhnya yang sudah berbalut crossover top dengan mermaid skirt selutut. Melihat dirinya dengan pakaian secantik ini, seperti ada rasa puas tersendiri yang makin membuat dia menyayangi dirinya sendiri.

Dia di kamar Chelyn tentu meminta bantuan Chelyn untuk memilihkan pakaian yang cocok untuk acara kantor Nadhif. Ini pertama kalinya Shania diajak Nadhif ke acara kantornya yang tentu dirinya akan bertemu dengan kolega kolega Nadhif. Karena ini pertemuan pertama pun, Shania tidak ingin memberikan impresi yang buruk. Ia ingin tampil all out yang bisa membuat Nadhif bangga membawa dirinya dan memperkenalkan dirinya nanti. Ya, sekaligus jaga jaga jangan sampia Shania salah kostum kesana.

Karena pakaiannya pun tak sebanyak dan seragam milik Chelyn juga lah alasan ia berakhir di dalam kamar si Bungsu Soerdjaja itu. Untungnya Chelyn berbaik hati, tidak hanya Chelyn, Ibu Maya pun sempat membantunya memilih baju juga memanggil penata rambut langganannya demi Shania. Padahal Shania bisa mengurus rambutnya sendiri, tapi kalau ada yang ahli kenapa tidak?

Iya, keluarga Mas Nadhif-nya memang sebaik itu.

Dengan tubuh yang bersandar pada daun pintu dan tangan yang terlipat di depan dada, Nadhif mengernyitkan dahinya melihat Shania sibuk mengagumi penampilannya di depan cermin. Gadis itu berputar, menampakkan punggung mulusnya yang terbuka indah juga tengkuknya yang lembut karena rambutnya yang digelung agak tinggi yang dihiasi oleh tusukan rambut—kanzashi—yang beraksen bunga bunga kecil logam diujungnya.

Nadhif akui, Shania terlihat anggun, menawan, dan menakjubkan di waktu yang sama. Gadis berponi itu tak perlu menggunakan berlapis lapis pakaian, model pakaian trendy zaman sekarang, serta pakaian pakaian super pendek minim kain hanya untuk terlihat cantik. Karena di kesehariannya yang lebih sering menggunakan pakaian tertutup pun dia berhasil tampil cantik.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang