keenam ; penampilan shania

5K 596 147
                                    

Shania merenggangkan tubuhnya, mengangkat tinggi kedua tangannya kemudian memiringkan kepalanya secara ke arah bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shania merenggangkan tubuhnya, mengangkat tinggi kedua tangannya kemudian memiringkan kepalanya secara ke arah bergantian. Alis langsung menukik ketika menyadari ia berakhir di ranjang kamar Nadhif, padahal semalam dia tertidur di kursi malas Nadhif karena Pria itu tak mau seranjang dengan Shania.

Shania jelas menghargai keputusan Nadhif, karena ia pikir Nadhif memang berprinsip tidak mau tidur seranjang sampai sah, 'yakan?

Bangun dari tidurnya yang lelap saking tubuhnya ingin istirahat itu membuat Shania puas seketika. Ini kali pertama dia tidur lelap dan panjang setelah berbulan bulan waktu tidurnya berantakan karena masa koas. Tanpa berlama lama lagi, ia beranjak dari ranjang dan baru saja menyadari kalau Nadhif tak lagi berada di kamar. Melihat cermin kamar mandi yang samar samar dipenuhi kabut, makin meyakinkan Shania kalau Tunangannya itu sedang keluar entah kemana.

Setelah merapikan tatanan rambutnya, Shania pun mengirimkan pesan pada Nadhif guna menanyakan keberadang sang Pria. Hanya saja, bukan Nadhif namanya kalau malah membalas pesan Shania, pasti akan selalu berakhir di read tanpa dibalas sehuruf pun. Dibaca saja untung, tidak dibaca lebih sering lagi.

"coffee in the morning?"

Shania berbalik menemukan Lizzy dengan tubuh penuh peluh. Dibandingkan tubuh Lizzy yang semalam hanya terbalut kemeja biru langit polos serta mini skirt abu, kali ini Wanita itu muncul dengan sport bra nike dan legging hitam. Rambut cokelatnya pun diikat tinggi, headphone yang menggantung di tengkuknya.

"i-iya mbak" jawab Shania.

"Mbak abis jogging?"

Lizzy mengangguk, sembari menuangkan orange juice ke gelas kosong, "iya, sama Hazel. Sambil ngajak dia jalan jalan" tunjuknya pada seekor poremanian cokelat muda yang mengikutinya sejak tadi.

"Sama Mas Nadhif juga, Mbak?"

Alis Lizzy terangkat, bingung akan pertanyaan Shania.

"Nadhif?" tanyanya ulang, memastikan bahwa ia tak salah dengar.

"Iya, Mbak. Soalnya Mas Nadhif gak ada di kamar"

Lizzy pun menghela nafas panjangnya, pasti sepupu-tidak-tau-bersyukurnya-itu pergi tanpa bilang bilang sama tunangannya.

"Gak, Sha. Sejak kapan Nadhif jam segini mau jogging? Dia tuh joggingnya jam 5 subuh. Dan kalau dia jogging, gak ada yang bisa nyamain langkah dan konsistensinya. Dia juga gak mau nyamain langkah sama yang ikut jogging sama dia, alasannya lelet lah, lambat lah, buang buang waktulah, banyak deh" cerocos Lizzy.

Shania tersenyum, dia baru saja mendapat fakta baru soal Nadhif. Fakta yang tidak akan pernah bisa ia tau kalau saja tidak diungkapkan oleh orang lain.

"jadi gak mungkin dia jogging sama gue. Anyway, lo pure suka kopi?" tanya Lizzy mengintip gelas berisi cairan cokelat bercampur susu di mug Shania.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang