kedelapan belas ; impulsif katanya

5.6K 552 175
                                    


Ada yang aneh dengan Nadhif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang aneh dengan Nadhif. Itulah yang sudah dua hari ini mengisi kepala Shania. Nadhif memang diam dan tak banyak bicara selama dua hari tersebut. Well, Nadhif memang begitu bukan sih? tapi, entah mengapa selama dua hari ini diam-nya Nadhif terasa berbeda dengan diam-nya Nadhif yang biasanya.

Pria itu lebih sering mengatupkan mulutnya dibanding mengomeli atau bersikap ketus pada Shania seperti biasanya. Setiap pulang kantor pun, Nadhif terkadang langsung masuk ke kamarnya sendiri atau melamun di ruang tengah, sama sekali tak mengajukan pertanyaan bernada kesalnya pada Shania.

Shania yang terbiasa sama sikap ketus Nadhif jelas sadar betul perbedaan yang terjadi.

Seperti sekarang ini.

Sore menjelang malam setelah Shania pulang dari rumah sakit, Shania mendapati Nadhif duduk melamun dengan layar tv yang menyala menampilkan film dokumenter ikan paus. Layar tv yang begitu besar itu memang menyala menampilkan warna warna yang indah juga segar, serta suara suara yang mengundang rasa tertarik. Tapi, pandangan Nadhif jauh dari kata tertarik, pandangannya kosong membuat Shania yang duduk menyamping menghadap Nadhif bingung tak bisa menduga-duga apa yang Mas Nadhif-nya pusingkan dua hari ini.

"Mas"

Nadhif hanya membalas dengan deheman.

"Aku buat salah ya?"

Pertanyaan tanpa basa basi itu berhasil membuat Nadhif langsung menoleh pada Gadis berponi yang sejak tadi masih setia memandanginya.

"aku ada salah ya?" ulang Shania.

"kenapa nanya gitu?"

"soalnya Mas diam"

"bukannya Aku memang selalu diam?"

Shania menggangguk membenarkan, "tapi diam kali ini beda, Mas" keluhnya.

"aku buat salah ya, Mas? salahku apa kalau begitu?"

"kamu gak buat salah apa apa, Sha"

"terus kenapa Mas diam begini? biasanya Mas ngomel ngomelin aku, protes sana sini, gak berhenti ngeluh soal aku" jelas Shania.

Namun, kali ini Nadhif kembali ke sikap diamnya, kepalanya pun ia tolehkan ke arah tv lagi, menghindari tatapan penasaran Shania yang begitu jelas.

"Mas... Aku minta maaf ya misalnya memang aku ngerepotin Mas disini" daripada menduga duga, Shania pun mulai berucap semua kemungkinan yang bisa membuat Nadhif marah padanya. Dari Shania yang dua minggu ini masih setia menempati apartemen Nadhif, numpang mandi dan makan disini, sampai tugas negara Nadhif yang muncul karena sosok Shania. Semuanya ia sebut, tapi sayangnya itu sama sekali tidak berhasil mengundang reaksi apapun dari sang Tunangan membuat Shania menghela nafas panjangnya. Akhirnya ikut memilih diam, tapi masih setia memperhatikan Nadhif sembari tangannya menggenggam tangan Nadhif yang tak membalas genggamannya.

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang