bonus chapter I ; hujan di hari itu

6K 425 57
                                    

“Dek” panggilan dengan suara khas itu menarik perhatian satu meja yang berisi dua perempuan. Yang satunya Shania, satunya lagi adalah Naomi—teman koas Shania dulu. 

“Eh, udah datang tuh Mas-mu, Mbak” ledek Naomi membuat Shania tergelak. 

Gadis berambut pendek itu lantas segera meraih tas bahunya dan pamit pada Naomi setelah memberikan selembar undangan pernikahan. Kemudian berlari kecil menghampiri Nadhif yang berdiri tak jauh dari meja mereka. “Mas, baru banget sampai?” tanya Shania. 

“Iya, baru banget. Maaf ya kalau tadi Mas agak lama, di perempatan sana macet” jelas Nadhif membawa Shania ke dalam rangkulannya. Lalu menunduk mengambil payung yang telah terbuka yang tadi ia gelatakkan di teras restoran kecil tersebut. 

“Gak papa, gak berasa juga. Lagian kalau macet, bukan salahmu juga, Mas” ucap Shania. 

Nadhif memberikan satu kecupan singkat di puncak kepala Shania sebagai tanda terima kasih lalu mengarahkan payung tersebut diatas Shania sepenuhnya sehingga ketika mereka turun dari teras restoran, air hujan tak membasahi gadis tersebut. 

“Mas! Kok cuman aku sih” protes Shania setelah mereka berhasil masuk ke mobil CRV hitam Nadhif. 

Dengan senyum tipisnya sambil meletakkan payung basah itu ke jok tengah, Nadhif berucap “Payungnya kecil, Dek. Itu payungnya mas pinjam dari Cece. Daripada kita himpit-himpitan, mending kamu aja yang pakai” mobil itu mulai mundur keluar dari parkiran. 

“Tapi tuh bahumu jadi basah gitu, Mas Nadhiiiif” ucap Shania menunjuk pada kemeja bagian bahu Nadhif yang terkena oleh air hujan, “Rambutmu juga” tambah Shania. 

Bibir Nadhif membentuk seulas senyum. Satu tangannya berpindah dari kemudi ke rambut Shania, lalu mengusapnya penuh sayang, “Gak papa, gak perlu dikhawatirin segitunya. Kan gak basah kuyup segimananya, Dek” 

“Ntar kamu batuk-batuk jangan minta tolong ke aku ya” Nadhif tertawa dengan sungutan Shania. 

“Gini ya, Dek, mending Mas yang sakit. Mas sakit, Mas bisa datang ke kamu. Kalau kamu yang sakit, nanti pasien-pasienmu gimana? Apalagi yang udah langganan sama kamu, udah daftar antrian buat besok, buat lusa, tiba-tiba dokternya sakit padahal mereka urgent. Lebih baik Mas kan?” 

Shania menghembuskan nafas panjangnya tak bisa membantah. Diam-diam makin takjub karena selama 5 bulan mereka menjalani hubungan baru ini, Nadhif tidak lagi seegois dulu. Terkadang memang ia masih egois apabila menurutnya Shania salah dan dirinya benar, tapi di banyak waktu ia lebih dulu memetingkan Shania dibanding dirinya. Seperti janji Nadhif di malam natal kala itu.

Senyum Shania mengembang kecil saat matanya menangkap tangan Nadhif menaikkan suhu AC mobil. Tahu betul kalau Shania mudah merasa kedinginan, apalagi disaat-saat hujan deras melanda Jakarta sejak siang sampai sore begini. “Ada jaket Mas dibelakang, kamu pakai ya” pinta Nadhif melirik sekilas pada Shania. 

Senyum tipis berubah seperti senyuman di iklan-iklan, lebar, indah, cantik dan mempesona. Shania lantas berbalik mengambil jaket yang Nadhif maksud, kemudian melapis kemeja lengan pendek berbalut vest nya dekat jaket beraroma sandalwood tersebut. “Tadi kamu makan apa?” dan satu yang Shania membuat makin menyukai Nadhif yang sekarang. 

Kalau dulu, harus selalu Shania yang membuka obrolan, mencari topik, memulai pertanyaan layaknya wartawan. Kalau sekarang, Nadhif mulai berinisiatif menanyakan hal-hal kecil yang Shania lalui sepanjang hari. Seperti bagaimana harinya berjalan, ada kendala apa di tempat prakteknya, hal menyenangkan apa yang terjadi, makan minum apa tadi, sampai hal remeh temeh yang tak pernah Shania sangka akan Nadhif tanyakan. Sebagai seseorang yang sangat suka berbicara dan bercerita, pertanyaan Nadhif bagai pancingan untuk Shania. Setiap pertanyaan simpel itu akan Shania jawab panjang lebar dan semakin menyenangkan disaat Nadhif memberi respon yang sama antusiasnya. Tatkala memujinya, mengapresiasi pekerjaannya. Ugh, Shania merasa semua mimpi percintaannya menjadi kenyataan. 

Returning The FavorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang