13. Pembubaran Grup Musik

5 2 0
                                    

Ruang studio permusikan hari ini dipenuhi oleh keringat yang cukup deras, namun anehnya tidak bau karena kelima anggota band memakai wewangian yang cukup. Mereka bilang keringat orang tampan memang berbeda dari yang lain, jadi mereka merasa tenang jika harus perfom menghasilkan keringat deras, jelas mereka tampan meski tidak banyak yang mengenali.

"Bisa cukup dulu? Tenggorokan gue kering," keluh Darsa sembari mengusap lehernya.

Lantas hal tersebut membuat Pradika tertawa. "Hahaha, kasian banget vokalis kita. Udah sana, buruan minum, nanti dehidrasi."

Darsa meninggalkan ruangan yang memedam suara dari luar itu untuk meneguk segelas air mineral. Sebelum lelaki itu kembali masuk ke dalam, ia ingin memeriksa ponselnya terlebih dahu, takut ada Fazaira yang mengabari. Gawat jika ia berbuat kesalahan seperti tidak membalas pesan, Fazaira mungkin akan merasa kecewa padanya.

Senyum bahagia terukir pada bibir Darsa tatkala Fazaira memberi sebuah foto, yang mana gadis itu mengabari sedang makan siang bersama kawan-kawannya di sebuah restoran.

"Selamat makan, cantik."

Darsa mengirimkan pesan suara tersebut beberapa detik setelahnya. Tidak lupa Darsa juga memberikan Fazaira sebuah foto agar gadis itu tidak merasa kecewa.

"Makannya ngaku aja dong, Dik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makannya ngaku aja dong, Dik. Jangan diem-dieman gitu."

Alis Darsa bertaut heran. Pandangan yang awalnya kesemsem menatap layar ponsel, kini beralih mencari sumber dari suara yang berkomentar tidak jelas.

Mungkin karena hati Darsa sedang terbang akibat pemberian foto Fazaira, ia sampai tidak menyadari akan kehadiran sosok Kemilo bersama kekasihnya—Calesta di pinggir ruangan. Sialnya harus Darsa lihat Calesta memberikan botol minum untuk Kemilo.

Darsa iri. Sekali lagi, Darsa iri dan ingin diperlakukan demikian.

Lelaki itu berdecak kesal sambil menyakukan ponsel kembali, lalu pergi meninggalkan dua insan yang sedang dimabuk oleh asmara. Terlebih mendengar kabar beberapa minggu lagi keduanya akan mempersunting pernikahan.

Memang Kemilo merupakan member paling tua di antara mereka, berada di perbatasan usia 29 tahun kurang, wajar jika dirinya memiliki tunangan yang disimpan secara apik tanpa publik mengetahui, hebatnya lagi Calesta memahami posisi kekasihnya yang merupakan artis terkenal. Kemilo bercerita jika mereka berdua telah menjadi kekasih selama satu tahun terakhir, dan selama itu tidak ada satu pun orang yang mengetahui status mereka. Jika band bayangan ini bisa bertahan dan rahasianya tidak terbongkar, maka hubungan juga pasti bisa demikian, pikir Kemilo sejak dulu.

"Band kita kayaknya terancam bubar."

Darsa yang baru kembali masuk ke ruang studio dikejutkan oleh ucapan Pradika secara mendadak. Entah angin darimana Pradika berucap demikian, Darsa sempa  mencari tahu dengan menolehkan pandangan ke luar kaca studio yang mengarah pada Kemilo dan Calesta.

Melodi yang Hilang [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang