Chapter 26 : Too Hurt to Let Go

99 21 0
                                    


.Chapter 26.

.Too Hurt to Let Go.


Sooji terkejut, ia berusaha kerasa melepaskan pelukan Lee Geum untuknya tetapi pria itu justru semakin erat memeluknya. Hal itu jelas memaksa hati Sooji goyah dan air mata kembali mengucur dari pelupuk mata indahnya.

"Joha . . mohon lepaskan hamba" pinta Sooji masih berusaha melepaskan pelukan yang Lee Geum berikan untuknya.

"maafkan aku!! maafkan aku Sooji-ya, kau boleh membenciku . . tetapi ku mohon, jangan hidup seperti ini. . . aku minta maaf karena tidak bisa ada disisimu disaat kau paling membutuhkanku. Maafkan aku Bae Sooji" tangis Lee Geum pecah. Tangis pilu penuh penyesalan dalam setiap kalimat yang ia ungkapkan.

"Joha . . . hamba mohon, jangan seperti ini . . . " ungkap Sooji penuh harap dengan penuh rasa sedih dalam hatinya.

"Maafkan aku karna tak bisa melindungimu! Dan maafkan aku karna meski aku tak dapat melindungimu, aku masih bersikap egois dengan merindukanmu. . . maafkan aku Sooji-ya, aku sungguh menyesal. Aku . . . "

"Joha! Sekarang, aku bukan lagi Bae Sooji" bisik Sooji pelan dengan sisa tenaga yang ia miliki.

"tidak, tidak benar. . " Lee Geum melepaskan pelukannya dan menggenggam erat kedua bahu Sooji dan menatap mata gadis itu nanar.

Wajah Lee Geum dan Sooji sudah basah oleh air mata tetapi Lee Geum masih berharap ada kebohongan dalam mata gadis cantik itu. Lee Geum menatap Sooji semakin dalam.

"Sooji-ya, aku tidak memerlukan tahta-ku. Aku tidak menginginkan apapun. aku hanya membutuhkanmu, jika kau memintaku membawamu pergi dari sini . . . aku akan melakukannya" ungkap Lee Geum penuh keseriusan.

"Joha, gadis pemberani yang kau kenal, kini sudah tidak ada lagi." ujar Sooji pelan dengan tatapan datarnya menatap Lee Geum.

"Sooji-ya, jangan bicara seperti ini . . ku mohon" pinta Lee Geum seakan setiap kali mendengar kalimat berbunyi demikian membuat hatinya tercabik-cabik oleh pisau tajam.

"Joha, Bae Sooji yang kau kenal kini sudah mati. Sekarang, orang yang tersisa dihadapanmu hanyalah seorang pengabdi kuil dengan kekosongan dalam hidupnya. Karena itu, demi kebaikan Negeri ini, ku mohon . . . " Sooji menggantungkan kalimatnya dan menatap Lee Geum dengan lembut.

"berhentilah hidup di masa lalu" ujar Sooji.

Lee Geum terdiam, hatinya kembali terasa tercabik-cabik mendengar ungkapan gadis yang telah menetap dihatinya untuk waktu yang cukup lama. Tanpa sepatah katapun, air mata Lee Geum kembali mengalir dari pupil mata pekat miliknya.

"mulai sekarang, hamba mohon . . . jangan pernah muncul dihadapan hamba lagi" ungkap Sooji dengan tegas dan tatapan yang hanya tertuju pada mata pekat pria itu.

Perlahan Sooji berbalik dan meninggalkan Lee Geum yang membeku ditempatnya berdiri. Sooji masuk ke dalam kuil dan bersujud dihadapan rupang Buddha. Sooji menutup matanya yang sudah basah oleh air mata dan berusaha keras menahan tangisannya.

Tak bisa ia pungkiri, betapa besarpun usahanya untuk terlihat tegar dan tenang menghadapi semua ini, semakin besar pula rasa sakit yang menghantuinya. Perasaan ini terlalu menyakitkan untuk ia lepas, bahkan seluruh organ dalam tubuhnya seperti memberontak atas keputusan yang ia tempuh untuk melindungi pria itu, pria yang entah sejak kapan sudah menetap didalam hatinya.

0.0

"sampaikan kepada Seja Joha, Sejabin mama sudah datang untuk berkunjung" ungkap pelayan setia Putri Mahkota, Seo Sanggung.

Frost Flower in the PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang