Chapter 30 : The Wind brought me to you

224 26 10
                                    

.Chapter 30.

.TheWind brought me to you.


              "aku ingin pergi ke ibu kota" ujar Sooji begitu saja masih menatap lekat pada papan pengumuman itu.

"apa? kau ? kenapa?" tanya temannya dengan begitu polosnya.

"aku ingin menyembuhkan Jungjeon mama . . " jawab Sooji.

"kau yakin? Kau pernah bilang bahwa kau tak akan menjadi tabib bagi orang luar selain untuk orang-orang di desa kita" ujar temannya.

"apa kau percaya jika aku bilang, aku merasa déjà vu setelah mendengar seseorang menyebut 'Ratu' ?" tanya Sooji dengan mata yang kini tertuju pada temannya itu.

"apa? tapi itu tidak mungkin Sooji-ya, kau tidak mungkin berasal dari istana" ujar temannya membantah.

"aku tahu, aku bahkan tidak mengingat masa laluku selain fakta bahwa namaku adalah Sooji. Namun ini pertama kalinya aku merasa seperti ini. . . aku yakin, aku memiliki hubungan dengan Jungjeon mama. Entah apapun hubungan itu" tutur Sooji dengan ekspresi yakin diwajah cantiknya.

"Sooji, apa kau tahu betapa bahayanya ibu kota? Apa kau yakin akan menempuh jalan seperti ini?" tanya temannya ragu. Sooji mengangguk dengan sangat yakin.

"mungkin, Jungjeon mama bisa membuatku mengingat siapa keluargaku dan kehidupanku sebelum aku melupakan semua hal seperti sekarang" timpal Sooji.

"baiklah, aku tak bisa lagi menahanmu. Aku hanya bisa berharap agar kau segera menemukan masa lalu yang kau lupakan dan bersatu kembali dengan keluargamu" ujar temannya dengan senyum tulusnya. Sooji membalas senyum itu dan mengangguk.

"terima kasih" ujar Sooji.

0.0

Setelah perjalanan selama beberapa hari. Sooji akhirnya tiba di gerbang ibu kota. Sooji mengenakan Chima berwarna cream dengan jeogori berwarna senada, ia juga mengikat rambutnya berbentuk kepang mengikuti tradisi untuk gadis yang belum menikah.

"apa keperluanmu kemari?" tanya penjaga gerbang istana dengan tegas.

"aku kemari untuk mengobati Jungjeon mama" jawab Sooji.

"buka barang bawaanmu" titah penjaga gerbang.

Sooji lantas membuka kain putih yang ia bawa dan menunjukkannya pada penjaga gerbang itu. Penjaga gerbang itu mengangguk dan mempersilahkan Sooji masuk ke istana. Tepat pada saat Sooji melangkah masuk ke gerbang, kuda yang Lee Geum tumpangi melewati Sooji seperti sebuah adegan slow motion.

Tidak seperti selama di desa, Sooji tidak mengenakan cadar karna harus mengikuti aturan kerajaan. Sooji melangkah memasuki istana megah itu dengan dibimbing oleh seorang dayang istana. Entah bagaimana, tetapi dinding tinggi di sekitarnya terasa familiar untuknya.

Sooji tiba di depan Aula Kerajaan, ia berbaris sesuai antrian. Beritanya setiap tabib yang ingin mengobati Permaisuri harus menerima berbagai tes lebih dulu baru di persilahkan untuk mengobati Permaisuri.

Setelah menunggu sangat lama, saat gilirannya hanya berjarak 2 orang lagi. Tiba-tiba saja suara meja yang dibanting kencang membuat Sooji serta semua barisan para tabib terkejut. Sooji mengerutkan alisnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Tak lama kemudian seorang prajurit keluar.

"Proses seleksi tabib hari ini cukup sampai disini saja!! proses ini akan dilaksanakan 1 minggu lagi!!" tegas prajurit itu dengan lantang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frost Flower in the PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang