Chap 10: Resmi berpacaran

143 21 6
                                    

Sakura melangkahkan kakinya keluar ruangan ekskul musiknya. Kegiatan ekskulnya hari ini sudah selesai dan Sakura sudah resmi keluar dari ekskulnya itu.

Saat ia sedang berjalan menuju lokernya, beberapa adik kelas yang berasal dari ekskul yang sama dengannya menghampirinya.

"Semangat untuk ujiannya nanti ya, Sakura-senpai." Kata gadis berambut coklat di gerai kepadanya.

"Terimakasih, Aoi-chan, ujianku masih lumayan lama sih." Kata Sakura sembari tersenyum. Meski hari ini keadaan Sakura sedang tidak baik-baik saja, ia harus tetap tersenyum di hadapan orang banyak.

Sakura dan kedua adik kelasnya itu mengobrol sembari berjalan menuju loker mereka.

"Semoga senpai di terima di universitas yang Senpai mau, ya. Kami akan merindukan Senpai." Ujar gadis dengan rambut hitam di kepang dua bernama Hikari.

"Aku juga akan merindukan kalian."

Sakura merupakan anggota ekskul musik yang hampir semua anggota ekskul musik menyukainya. Gadis merah muda itu pandai memainkan beberapa alat musik, salah satunya adalah biola.

Sakura bahkan dengan sabar mengajari adik kelasnya bermain biola, hal itulah yang membuatnya sangat disukai anggota ekskul musik.

'Sudah cantik, pintar bermain alat musik lagi.' Itulah gambaran adik kelas Sakura tentang dirinya.

Kedua adik kelasnya itu mengganti sepatu ruangan mereka. Setelah selesai menggantinya mereka berdua membungkuk sopan kepada Sakura.

"Kalau begitu kami pulang dulu ya, Senpai." Ucap Hikari sembari tersenyum, Sakura mengangguk.

"Hati-hati, ya." Kata Sakura.

Sosok kedua adik kelasnya itu melambaikan tangan kepada Sakura, lalu perlahan berjalan menjauh.

Sakura membalas lambaian tangan mereka, ia memperhatikan kedua adik kelasnya itu sampai perlahan sosok kedua adik kelasnya itu menghilang.

Setelah itu, Sakura mengganti sepatunya.

Setelah selesai, ia berjalan menuju gerbang, langit sudah berwarna orange senada dengan pohon-pohon yang kini sudah berubah warna menjadi orange juga.

Angin yang berhembus sore itu membuat tubuh Sakura sedikit kedinginan.

Sekarang sudah memasuki musim gugur, wajar saja kalau cuaca sudah mulai dingin. Sepertinya mulai besok Sakura harus menggunakan syal.

Sesampainya di depan gerbang, Sakura melihat seseorang berdiri sembari bersandar di gerbang yang setengah tertutup.

Orang itu menggunakan hoodie hitam, kepala orang itu menggunakan tudung, alhasil Sakura tidak bisa melihat wajah orang itu dari samping dengan jelas.

Tanpa berfikiran negatif, Sakura berdiri tak jauh dari orang itu. Sakura melamun memikirkan sosok laki-laki yang di cintainya yang sedang bersama sahabatnya sekarang.

Apa yang sedang mereka lakukan sekarang, ya? Apa mereka sudah jadian?

Pertanyaan itu terus memutar di dalam kepalanya.

Sakura menggelengkan kepalanya pelan mencoba menghapus sosok mereka berdua dari pikirannya. Memikirkan hal itu sudah cukup membuat Sakura sakit hati.

Gadis itu mengambil smartphone yang ada di sakunya, berniat mengirimkan pesan kepada mamanya mengabarkan kalau Sakura akan segera pulang ke rumah sehabis kegiatan ekskulnya.

Namun saat jarinya sedang mengetik, tiba-tiba orang di sampingnya meraih tangan Sakura yang sedang mengetik pesan.

Sakura terkejut ketika ada orang asing yang menyentuhnya, Sakura hendak berteriak meminta tolong, namun suara orang itu membuat Sakura mengurungkan niatnya.

The Bad Truth (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang