"Bisa gak sih Sha, jangan buat gue gak bisa nahan diri setiap kali lihat lo sama cowok lain"
.
.
.
Happy reading mate!
Shasa menangis di pelukan Onel. Bagian atas seragam Onel telah basah karena air mata Shasa bercampur dengan ingus yang beberapa kali keluar.
Onel dengan sabar dan penuh perhatian mengusap lembut punggung Shasa. Pria itu juga menumpukan kepalanya di atas kepala Shasa. Setelah melarikan diri dari Herjunot, keduanya telah duduk di bangku taman belakang.
"It's okay! I am here, you're not alone Sha."
"Sekali dua kali bukan berarti lo nakal. You know your values right. Stop listening on what they think about you!. Coz, they didn't really know who you are."
"Gak kok, mama lo gak mungkin marah! Kan keluar kelas bukan berarti lo gak belajar hmmn"
"..."
Dan masih banyak lagi kalimat penenang yang disampaikan Onel kepada Shasa. Tangisan Shasa kini mulai mereda. Keduanya merenggangkan pelukan mereka.
"Sini, gue hapusin air matanya" ujar Onel yang langsung mengusap air mata di pipi Shasa.
"Udah nangisnya?" tanya Onel memastikan dan langsung dijawab anggukan oleh Shasa.
"Lo tunggu sendiri di sini dulu gapapa? Gue mau beliin minuman buat lo." seru Onel yang lagi-lagi hanya mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari Shasa. Setelah mendapat jawaban itu, Onel langsung bergegas lari meninggalkan Shasa.
Shasa hanya terdiam dan memandang kearah pergerakan air pancuran di kolam ikan tepat di depan bangku taman yang ia duduki.
BRUGH!
Tubuh Shasa menegang mendapat pelukan tiba-tiba dari belakang. Shasa terlihat bingung bagaimana bisa Onel secepat itu apalagi mengingat jarak ke kantin ataupun koperasi cukup jauh. Walau begitu, Shasa tidak berusaha mengelak.
Bukan apa, Shasa sepertinya juga merasa ini balasan untuk kebaikan pria itu yang telah memeluknya saat dirinya menangis tadi. Shasa bisa merasakan seragam bagian bahunya basah. Hal itu membuat Shasa ikut menggenggam dan mengusap lembut tangan yang melingkar di tubuhnya.
"Lo gapapa, Nel?" tanya Shasa tanpa mengetahui siapa sebenarnya pria yang kini sedang memeluknya. Pertanyaan polos yang keluar dari mulut Shasa itu tanpa sadar telah memancing sesuatu dalam diri seorang pria yang memeluknya. Namun tidak seperti biasanya, kali ini pria itu berusaha menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF?
Teen Fictionif we never know each other, it will be different ending. Isn't right? Sebuah kisah tentang seorang perempuan yang harus terjebak dalam hubungan cinta segitiga. Bagaimana ketika tokoh utama justru menjadi orang ketiga dalam hubungan antara sahabat d...