"Shasa salah jadi harus minta maaf, ngerti kan?"
....
Aliester mengecup ringan puncak kepala Shasa, dan mendekap erat perempuan itu di pelukannya. Semua itu menjadi pemandangan bagi Onel yang masih setia berdiri dengan makanan di tangannya.
Shasa menangis cukup lama dalam pelukan Aliester. Hingga saat tangisnya sudah mereda, Shasa melepaskan dirinya dalam pelukan Aliester.
"Are you okay?" tanya Aliester yang seketika mendapat jawaban berupa anggukan kepala.
"Ke rooftop ya sama aku!" kata Aliester yang seperti sedang memberikan tawaran, tetapi tak bisa ditolak.
Shasa pun hanya pasrah saat tangannya sudah digenggam dan diajak ke rooftop. Shasa melupakan keberadaan Onel yang menenangkan dirinya lebih dulu. Onel yang berdiri cukup jauh itu hanya memandang pasrah keduanya yang pergi meninggalkannya.
Saat di rooftop...
Aliester juga belum melepaskan sedikit pun genggaman tangannya pada Shasa. Seolah pria itu tidak ingin Shasa pergi sedikit pun dari dirinya.
Keduanya kembali duduk di sofa yang biasa mereka tempati. Aliester mencoba memperbaiki semuanya, dan meminta Shasa memberikan ponselnya.
Namun, sebelum meminta ponsel Shasa, Aliester lebih dulu menarik Shasa duduk di atas pangkuannya dengan kaki Shasa yang miring ke samping.
Posisi duduk itu membuat Shasa sedikit lebih tinggi dari Aliester. Tidak ada sikap Shasa yang menolak perbuatan Aliester itu, seolah duduk di pangkuannya adalah hal yang biasa bagi perempuan itu.
Alih-alih menolak keras, Shasa justru tak segan melingkarkan tangannya di leher pria itu. Aliester pun senang dengan reaksi Shasa itu ikut melingkarkan tangannya pada area pinggang perempuan di pangkuannya itu.
Dagu Aliester juga telah bertumpu di bahu Shasa. Posisi itu cukup intim, tetapi keduanya seakan tak keberatan sama sekali.
Hening...
Itulah situasi setelah mereka berada dalam posisi tersebut. Hingga tak lama, suara Aliester akhirnya memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Ponsel kamu mana?" tanya Aliester. Shasa pun dengan wajah polosnya menyerahkan ponselnya.
"Buka!" perintah Aliester dengan nada yang masih lembut. Shasa pun menunjukkan bagaimana dirinya membuka password ponselnya.
"Instagram!" satu kata Aliester yang langsung dituruti oleh Shasa. Aliester lalu mengambil ponsel Shasa sepenuhnya.
"Kamu tidur aja!" perintah Aliester yang lagi-lagi dituruti oleh Shasa begitu saja. Aliester memindahkan posisi Shasa menjadi tidur di pangkuannya. Pria itu bahkan mendekap kepala Shasa, sehingga wajah perempuan itu tenggelam sepenuhnya di perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF?
Teen Fictionif we never know each other, it will be different ending. Isn't right? Sebuah kisah tentang seorang perempuan yang harus terjebak dalam hubungan cinta segitiga. Bagaimana ketika tokoh utama justru menjadi orang ketiga dalam hubungan antara sahabat d...