"Ini bisa dipake?" Tanya Younghoon saat melihat sebuah alat aneh dengan ukuran yg jauh lebih besar dari yg sebelumnya, ketika ia dan Chanhee sampai di tempat tujuan, sebuah rumah kecil yg terbuat dari batu dan terletak di lokasi yg jauh lebih terpencil dari yg sebelumnya.
"Aku juga ga yakin kak. Soalnya belum pernah aku coba. Tadinya aku bikin ini buat nyari keberadaan temen aku yg ilang itu. Tapi pas aku tau kalo sejak saat itu pergerakanku diawasi, aku mutusin buat berhenti dan ga ngelanjutin penelitianku lagi."
"Kenapa?"
"Soalnya waktu itu umurku belum legal dan orangtuaku masih jadi penanggung jawab atas semua hal di diriku. Dan aku gamau terjadi sesuatu yg buruk sama mereka."
"Tapi menurut kamu ada kemungkinan temen kamu selamet ga?"
"Gatau kak. Ada banyak kemungkinan yg bisa terjadi."
"Tapi dengan kecerdasan kalian yg diatas rata rata ini harusnya bisa bertahan hidup gasih?"
"Bertahan hidup sih mungkin, tapi keluar dari tempat itu yg gamungkin. Apalagi kalo gabawa bekel apa apa. Cuma bawa badan doang."
"Jadi ga menutup kemungkinan kalo ada bangsa lain yg terjebak di dalam ice walls dan gabisa balik lagi?"
"Whos know? Kalo yg wujudnya masih wajar gini keknya bisa banget nyamar jadi manusia bumi. Yakan? Dan mungkin aja salah satu diantara orang orang di sekeliling kamu itu alien hehehe.."
"Bener juga. Tapi kalo aliennya cantik gini siapa yg gasuka sih?" Ujar Younghoon sembari mengusap lembut pipi Chanhee.
Sial, pesona unik Chanhee membuatnya jatuh semakin dalam pada makhluk asing yg harusnya ia takuti tersebut. Younghoon benar benar telah tergila gila pada sosok Chanhee dengan segala macam kesempurnaannya dan perbedaan diantara mereka tak dapat menghalangi perasaannya itu. Walaupun semua ini terasa sangat tak masuk akal, namun Younghoon justru merasa semakin tertantang. Dan ia bersumpah akan membawa Chanhee kemanapun ia pergi.
"Kak, sebenernya aku ga yakin sama usaha terakhirku ini buat pergi ke bumi. Kalo gagal gimana? Atau mending kita batalin aja?"
"Emangnya apa yg bakalan terjadi kalo kita gagal make alat ini?"
"Semua ini terlalu rumit. Aku ga yakin bisa jelasin ke kamu kak. Ini tentang ruang hampa, multiverse, dan dunia pararel. Gampangnya, kita bisa aja terdampar didunia lain yg bukan tujuan kita. Atau yg paling parah kita terjebak di ruang hampa yg tak terbatas tanpa bisa keluar lagi."
"Aku ga peduli. Asal sama kamu, aku bakal ngelakuin apapun. Bukannya kalo kaya gitu justru gabakal ada lagi yg bisa ganggu kita?"
"Iya kalo kita nyasar ke tempat lain. Kalo ke ruang hampa, kita ga lebih dari sekedar partikel kecil yg ga berarti karna ruang hampa bakal nelen apa aja yg datengin dia. Ini semacem konsep black hole. Bahkan cahayapun lenyap dimakan sama 'dia'. Alat ini sistemnya melawan hukum alam yg udah ada. Anggep aja kita ngerusak jarak dan waktu. Jadi ga cuma tempat tujuannya aja yg bisa melenceng tapi waktunya juga. Aku ga ngejamin kita keluar di waktu yg semestinya. Bisa aja kita kelempar balik ke masa lalu atau justru ke masa depan. Kalo engga dua duanya ya tetep ruang hampa kemungkinan terburuknya. Gabisa balik kesini lagi."
Younghoon tak bergeming mendengar penuturan Chanhee. Benar benar sangat rumit. Yg ia lakukan justru meraih kedua tangan Chanhee untuk digenggam erat. Untuk beberapa saat, keduanya hanya berdiam diri sembari saling menggenggam. Chanhee sendiripun hanya tertunduk dalam memandangi tautan tangan mereka.
"Kalo alam bisa bikin aku sampe kesini ketemu sama kamu, dan ngejebak kita dalam hubungan yg ga semestinya ini, bukannya alam harusnya bertanggung jawab sama apa yg udah dia perbuat sama kita? Bukannya alam udah ngerusak hukumnya sendiri dengan numbuhin rasa cinta yg juga gabisa dijelasin pake nalar ini? Bukannya alam harusnya ngedukung perasaan kita? Kalo kasusnya kaya gini, berarti cinta kita juga bagian dari hukum jarak dan waktu kan? karna-
"Karna kalo kakak ga kesini dan ngabisin waktu sama aku, kita ga akan pernah jatuh cinta.."
Sontak Younghoon merengkuh tubuh Chanhee dan mendekapnya erat. Cinta mereka jauh lebih rumit dari sekedar hukum alam. Bahkan jarak dan waktupun bukan lagi halangan yg berarti.
Ini bukan lagi tentang terra infinita..
Ini soal cinta yg jauh diluar nalar manusia..
Karna jarak, waktu, dan cinta,
sama sama tak ada wujudnya.."Ayo kak.." ujar Chanhee pada akhirnya. Dengan senyuman paling manis yg tak pernah Younghoon lihat sebelumnya.
Keduanya memasuki mesin waktu usang buatan Chanhee tersebut dengan posisi yg masih saling mendekap. Karna jika mereka gagal, setidaknya mereka takkan terpisah.
Tak hanya membutuhkan energi listrik bertegangan tinggi, mesin waktu itu juga mendapatkan kekuatan cinta yg begitu besar dari dua penumpangnya yg telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Level tertinggi dari rasa cinta yg tak semua makhluk dapat merasakannya.