Reinkarnasi : Pulang (?)

43 8 0
                                    

❥・•

Hari berganti hari, tahun berganti tahun, mungkin telah ada ratusan ahli jiwa yg didatangi namun semuanya memberikan jawaban yg sama bahwa Younghoon tak bermasalah dengan mentalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berganti hari, tahun berganti tahun, mungkin telah ada ratusan ahli jiwa yg didatangi namun semuanya memberikan jawaban yg sama bahwa Younghoon tak bermasalah dengan mentalnya. Younghoon dinyatakan sehat dan tumbuh dengan baik, bahkan ia juga anak yg cerdas dalam bidang akademik. Jelas, membuat kedua orangtuanya semakin kebingungan.

Jika bukan imajinasi, lantas apa yg sering diceritakan oleh Younghoon selama ini? Jangankan orang lain, Younghoon sendiripun tak tau apa yg terjadi pada dirinya. Tak kuasa ia menjelaskannya.

"Gimana semesterannya? Aman?" Tanya sang ibu disuatu siang, saat melihat anak tunggalnya itu membuka pintu depan.

"Aman ma. Lega banget akhirnya selesai juga. Udah ga sabar pengen liburan. Agak suntuk juga rasanya."

"Kamu apa ga pengen liburan ke tempat lain aja? Ke tempat tempat yg punya keindahan alam misalnya. Kan enak tuh buat healing. Biar fresh lagi."

"Mama ingkar janji." Balas Younghoon dengan nada kecewa dan raut wajah yg berubah masam.

"Ga gitu Hoon.. mama cuma khawatir terjadi sesuatu sama kamu kalo kita pergi ke tempat itu."

"Justru aku ngajakin ke sana buat buktiin semua yg pernah aku ceritain selama ini."

"Tapi gimana kalo nyatanya semua yg kamu bilang itu ga pernah ada? Terus pas kita sampe di Korea tempat itu juga gabisa ditemuin? Mama takut mental kamu terguncang. Mama takut kalo nyatanya semua itu emang cuma halusinasi."

"Jadi maksudnya mama ngeraguin semua ahli jiwa disini?"

"Engga gitu tapi-

"Kita udah bahas ini ribuan kali ma. Dan ini permintaan terakhirku, kalo emang semua yg aku bilang itu ga ada wujudnya, aku janji gabakal bahas hal ini lagi."

"Bener ya?"

"Iya, aku janji.."

"Yaudah besok kita atur rencananya. Soalnya Korea itu jauh banget dari sini."

Akhirnya, hari yg ditunggupun telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya, hari yg ditunggupun telah tiba. Younghoon terlihat sangat bersemangat, bahkan ia tak dapat memejamkan matanya semalaman. Entah apa yg terjadi pada dirinya, padahal tempat yg akan ia kunjungi bukanlah tempat wisata, atau tempat dimana para kerabat orangtuanya tinggal. Namun ia tau detail lokasi dan dapat menyebutkan alamatnya dengan jelas.

Mungkin bagi kedua orangtuanya, hal tersebut merupakan sebuah pembuktian akan semua bualan yg Younghoon lontarkan selama ini, namun tidak baginya.

Walaupun ia sendiri tak dapat memahami apa yg terjadi dan tak tau apa yg sedang dicari, namun jiwanya begitu bahagia bercampur rindu. Entah apa pula yg dirindukan. Ia pun tak tau.

Sesampainya di Incheon, dengan tegas dan begitu yakin, Younghoon memimpin perjalanan dan mengarahkan kedua orangtuanya ke tempat yg dituju.

Awalnya mereka khawatir akan tersesat karna belum pernah mengunjungi tempat tersebut sebelumnya. Namun nyatanya Younghoon melangkahkan kakinya dengan dengan penuh semangat dan keyakinan yg begitu besar.

Sampai pada akhirnya mereka bertiga sampai pada sebuah bangunan kosong yg tak terawat. Dindingnya yg berwarna putih terlihat sangat kusam dan terdapat banyak retakan di beberapa bagian. Debu yg tebal juga menyelimuti banyak tempat seperti telah puluhan tahun ditinggalkan.

Dan saat Younghoon membuka pintu, ia merasakan hatinya bergetar hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan saat Younghoon membuka pintu, ia merasakan hatinya bergetar hebat. Perasaannya campur aduk namun yg paling dominan adalah dejavu.

Kedua orang tuanya pun terkejut setengah mati seolah tak percaya akan apa yg dilihat, pasalnya isi rumah tersebut sama persis dengan apa yg Younghoon ceritakan selama ini, walaupun nyatanya rumah tersbut kini kondisinya tak sebagus apa yg Younghoon jelaskan.

"Gimana? Udah percaya? Aku ga gila. Semua yg aku bilang itu nyata. Walaupun aku sendiri juga gatau gimana caranya aku tau semua itu." Ujar Younghoon pilu.

"Oke oke papa percaya, tapi sekarang udah mulai gelap, mending kita nyari penginapan dulu buat istirahat. Kita juga belum makan sama sekali padahal abis perjalanan jauh. Cape juga. Besok aja kita kesini lagi. Oke?"

"Gabisa bentar lagi? Aku masih kangen.."

"Papa bilang besok, Younghoon. Papa sama mama udah nurutin semua permintaan kamu jadi tolong kerjasamanya. Tolong jangan nyusahin. Toh kita bakal lama disini. Kamu masih bisa balik kesini lagi kapanpun kamu mau. Tenaga kami udah ga sebesar remaja kaya kamu. Istirahat dulu ya?"

"Nurut dulu aja kak. Besok kan masih bisa kesini lagi. Aku tunggu ya? Aku juga kangen banget sama kakak.."
Younghoon mematung. Kedua matanya terbelalak karna terkejut setelah mendengar sebuah bisikan yg lembut dari sebuah suara yg familiar namun tanpa wujud. Lalu tiba-tiba saja suasana hatinya berubah drastis. Yg tadinya merasa dejavu kini menjadi sebuah kesedihan yg begitu mendalam dan tak bisa dijelaskan. Rasanya sangat pilu. Kedua matanya pun kini terlihat berkaca kaca. Sampai disinipun Younghoon masih tak mengerti apa yg sedang terjadi pada dirinya.

Lalu, Younghoon pun menggelengkan kepalanya pelan untuk menetralkan hati dan perasaannya. Ia berfikir mungkin yg satu ini memang sebuah halusinasi karna efek rasa lelah, lantas melangkah keluar mengikuti kedua orangtuanya.

Namun sebelum benar benar pergi, Younghoon kembali menatap sekilas dari pinggir jalan dan melihat sebuah bayangan di dalam kegelapan, dibalik jendela kusam dengan kaca yg telah pecah, yg ia yakini bahwa itu merupakan kamarnya, tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu bersama seseorang yg sangat ia cintai.

❥・•

Bbangnyu OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang