Sepertinya angan hanya tinggallah angan, karna faktanya rencana mereka bertiga tak seperti apa yg dibayangkan.
Saat melihat kapal yg tak stabil di hari pertama, mereka pikir itu karna kapal yg mereka tumpangi telah memasuki kawasan samudra lepas dengan ombak yg tak bersahabat serta angin yg tak dapat diprediksi. Namun nyatanya hari demi hari situasi semakin tak kondusif, cuaca juga semakin tak mendukung. Terlebih saat memasuki lingkar kutub pada beberapa hari setelahnya. Padahal sebelumnya, saat masih berada di area tropis dan sub tropis, cuaca masih bisa dibilang bersahabat.
Tak hanya ombak dan angin yg harus dihadapi, namun kini hujan dan badai juga ikut menerjang tanpa ampun di hari ketujuh pelayaran. Padahal seharusnya semua orang dapat bernafas lega setelah mengarungi pasifik yg ganas, karna setelahnya kapal pesiar mewah tersebut hanya harus melewati sedikit bagian dari samudra Hindia sebelum pada akhirnya masuk ke dalam area samudra atlantik. Namun sepertinya tak semudah yg dibayangkan. Karna entah mengapa, cuaca yg sebelumnya diprediksi baik justru berbalik menyerang dan angin Hindia tak henti hentinya menghempaskan Wonder of the Seas hingga kehilangan arah sampai memasuki wilayah laut antartika dan semakin mendekat pada kutub tak berpenghuni tersebut.
Segala upaya telah dilakukan namun nyatanya kapal tersebut justru semakin menjauhi atlantik.
Kini, seluruh penumpang mulai terlihat was was, terlebih saat suhu udara terasa semakin dingin, membuat rasa takut mulai menyelimuti siapa saja yg berada disana, pun dengan seluruh awak kapal. Semua orang tau bahwa mereka telah berada semakin jauh dari daratan terdekat.
Tak terkecuali dengan Younghoon, Hyunjae, dan Juyeon yg kini tengah berdiri diam didepan jendela kabin yg mereka tempati, menatap nanar kearah kolam renang dilantai paling bawah yg airnya tengah bergejolak hebat.
Younghoon : "serem ya?"
Hyunjae : "nyesel gue ga dengerin lu."
Juyeon : "berdoa aja semoga-
Tak sempat Juyeon menyelesaikan kalimatnya, kini ketiganya dibuat menegang saat suara alarm tanda bahaya tiba tiba berbunyi nyaring seiring dengan pergerakan kapal yg semakin tak terkendali efek dari terjangan ombak yg ganas, membuat mereka bertiga mencari pegangan agar tak terlempar dan terjatuh.
Tak lama kemudian, rasa panik dan ketakutan mulai menjalar saat terdengar teriakan seluruh penumpang yg berasal dari luar. Sebelum pada akhirnya seorang awak kapal datang mendobrak pintu kamar dan memerintahkan mereka bertiga untuk mengenakan pelampung.
Dan terlihatlah situasi kacau diluar sana dari pintu yg terbuka lebar. Semua orang berlarian di koridor. Berbagai macam teriakan putus asa serta tangisan terdengar riuh, hingga kini mereka paham apa yg sedang terjadi ketika seseorang berteriak "naik ke sekoci!!"
"Apapun yg terjadi, tetep pegangan bertiga ya? Jangan sampe lepas." Ujar Younghoon menyadarkan lamunan kedua temannya dengan suara bergetar, tak menyangka jika kini ia sedang dihadapkan dengan maut. Lalu setelahnya berlari keluar bersama sama dengan Hyunjae dan Juyeon.
Mungkin ada begitu banyak skenario untuk menyelamatkan diri di benak mereka bertiga, namun sayangnya tak semudah perkiraan karna ternyata mereka terlambat mengetahui apa yg sedang terjadi. Sampai pada akhirnya kini mereka didekap oleh dinginnya laut selatan ditengah kegelapan tanpa cahaya dan kesunyian yg mencekam. Entah apa yg terjadi pada orang orang dan kapal yg mereka tumpangi, karna semuanya terjadi begitu cepat.
Apa yg akan terbayang di benak kalian jika terombang ambing di tengah samudra? Mati tenggelam? Sepertinya itu tak berlaku pada Younghoon, Hyunjae, dan Juyeon yg sebelumnya merebut banyak pelampung dari orang lain. Tak peduli akan keselamatan orang karna merekapun tak ingin mati muda, namun kini bahaya yg harus dihadapi adalah serangan hipotermia.
Dan yg orang pertama yg terserang hipotermia adalah Younghoon.
Usaha pertama agar selamat dari hipotermia adalah, kita harus tetap menjaga kesadaran. Dan hal itu pula lah yg dilakukan oleh Hyunjae dan Juyeon pada Younghoon yg telah terlihat pucat pasi dengan kelopak mata yg berulang kali akan menutup. Mulai dari menampar, menjambak, bahkan memukuli Younghoon demi untuk menjaga kesadarannya sampai tim penyelamat datang, namun berakhir sia sia karna tiba tiba saja sebuah ombak besar datang menerjang memisahkan ketiganya yg kini telah pasrah berada diambang hidup dan mati.