9. Diari Lily

42 12 0
                                    

Charlotte terkejut saat tulisannya  di diari Lily Morgan tiba-tiba menghilang dan muncul balasan misterius kamu siapa? Dia memandangi halaman kosong dengan campuran rasa penasaran dan sedikit takut. Tanpa ragu, dia mengambil pena lagi dan menulis, "Aku Charlotte, Ini adikku Ben dan sahabatku Chloe. Kami menemukan diari ini dan tertarik dengan misteri Lily Morgan. Kamu siapa?"

Beberapa saat berlalu, diari itu bergetar seolah-olah mengandung kehidupan sendiri. Lalu, huruf-huruf tercetak dengan rapi di halaman yang sebelumnya kosong. "Salam, Charlotte, Ben, dan Chloe. Aku adalah Lily Morgan."

Keberanian Charlotte, Ben, dan Chloe benar-benar teruji ketika mereka menerima balasan misterius dari diari Lily Morgan. Semakin mereka menggali ke dalam misteri ini, semakin tak terduga dan menakutkan segala hal yang mereka temui. Keberadaan Lily, apakah masih hidup atau telah meninggalkan dunia ini, tetap menjadi pertanyaan besar yang menghantui pikiran mereka. "Its a secret," kata diari itu, meninggalkan mereka dengan lebih banyak tanda tanya daripada jawaban yang mereka butuhkan.

Setelah menerima balasan misterius dari diari Lily Morgan, keingintahuan Charlotte, Ben, dan Chloe semakin menggelora. Mereka memutuskan untuk mencari Josephine, ibu Lily, dan berbagi tentang pengalaman mereka dengan diari yang menakutkan itu.

Di suatu sore yang cerah, tiga sahabat itu menemui Josephine di perpustakaan tua di rumah besar keluarga Morgan. Josephine duduk di depan perapian yang menyala, menikmati secangkir teh. Saat Charlotte, Ben, dan Chloe masuk, Josephine tersenyum ramah.

"Ah, selamat datang, kalian tiga," sambut Josephine dengan lembut. "Ada apa yang bisa saya bantu?"

Charlotte dengan hati-hati menyerahkan diari kepada Josephine. "Ibu Josephine, kami menemukan diari Lily, dan kami percaya bahwa ada sesuatu yang sangat aneh dan angker terkait dengannya."

Josephine menyambut diari itu dengan pandangan heran. Dia membukanya, membaca halaman yang sebelumnya kosong, dan menyimak balasan misterius yang ditulis di sana. Ekspresi wajahnya berubah menjadi campuran antara terkejut dan berpikir mendalam.

"Ini... ini benar-benar tulisan Lily," gumam Josephine dengan suara gemetar. "Saya tahu tulisan putri saya."

Ben yang duduk di dekatnya bertanya ragu, "Tapi bagaimana mungkin, Ibu Josephine? Apakah Lily masih hidup?"

Josephine menggeleng perlahan. "Aku tidak tahu Ben. Kehilangannya sangat  misterius dan  menyedihkan bagi keluarga kami."

Setelah menyimak balasan misterius dari diari Lily Morgan, Charlotte merasa hatinya tertarik untuk meminta Josephine menulis pesan kepada putrinya dalam harapan untuk mendapatkan jawaban lebih lanjut. Dengan penuh harap, Charlotte memberikan pena kepada Josephine.

"Silakan, Ibu Josephine, tulis pesan untuk Lily. Siapa tahu dia akan memberikan jawaban melalui diari ini," ucap Charlotte dengan bersemangat.

Josephine meraih pena dengan perasaan campuran antara haru dan cemas. Dia memandangi halaman kosong di diari, berharap bahwa putrinya akan memberikan kabar dari tempat yang tak terjangkau oleh dunia nyata.

"Hai Lily. Ini aku, Josephine, Ibumu. Kamu dimana?" Josephine menulis dengan hati-hati, berharap pesan ini akan sampai ke tempat di mana Lily berada.

Saat Josephine menutup diari itu, mereka semua menunggu dengan penuh ketegangan dan harapan. Beberapa saat berlalu, dan tiba-tiba halaman di diari itu bergetar lagi, menandakan adanya balasan.

"Tidak mungkin..." gumam Ben, seolah tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

Charlotte, Ben, dan Chloe memandang dengan penuh harap ketika huruf-huruf tercetak di halaman diari. 

The Portrait of Lily Morgan (Wattys 2023)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang