CHAP 3 - MARK POV

121 10 0
                                    

MARK POV

Keluarga yang sempurna ? tentu saja !

Tidak ada yang lebih berharga dari hidupku selain mereka, terutama  gadis manja ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang lebih berharga dari hidupku selain mereka, terutama gadis manja ini.

Tapi . . . Tidak, ini salah ku, kenapa aku harus merasa frustasi saat melihatnya ?Aku, aku yang bersalah atas semua ini, atas perasaanku yang tidak seharusnya kepadanya.Perasaan yang dalam beberapa hari ini baru ku tahu itu apa, Cinta, tapi bukan untuk saudara.---" Oppa sudah merapikan semua ? " , tanya Malva begitu dia masuk. ah, panggilan itu, dia selalu memanggilku dengan cara wanita-wanita korea menyebut pria yang lebih tua, terserah , aku tidak pernah menolak atau bahkan mencegah apapun yang dia lakukan.Aku mengangguk.chu . . .Yap ! satu kecupan mendarat telak di pipi kiriku, membuatku menegang sesaat. Cukup Mark ! hentikan , dia adikmu, batinku menggila saat ini.yap .... kau hanya perlu membiasakan diri Mark, betul ,hanya itu." bunda menitipkan ini " , ucapnya menyodorkan luch bag besar padaku, " oppa tempatmu bagus, boleh aku menginap ? " , tanyanya, membuat lamunanku buyar seketika.me...ngi...nap ?cobaan macam apa lagi ini Tuhan ?---Aku beruntung karena Apartemen ini memiliki dua kamar, tapi diluar sedang hujan lebat, tak jarang kilat juga beradu beberapa kali, apa Malva akan baik baik saja?, dia phobia suara keras.Tidak, aku perlu memeriksanya . . .Benar saja, gadis itu sedang menangis di pinggir tempat tidurnya dengan seluruh tubuh yang tertutup selimut, dia ketakutan seperti yang sudah sudah." Malv.... " panggilku lirih sembari membawa tubuh mungil rampingnya kedalam pelukan ku, aku menyibak selimutnya perlahan dan menemukan gadis itu sedang menangis." it's okay Malv, Iam Here, I'm right here " , ucapku menggendongnya untuk berbaring diatas tempat tidur." oppa , ada apa denganku ?" , bisiknya lirih sambil masih terisak." apa yang salah ? "" apa yang membuatku begitu takut ?" " apa yang sebenarnya kualami ?" , tanyanya.Seluruh pertanyaan yang tidak juga bisa kujawab." tidurlah tidak apa apa sekarang, aku disini " , ucapku mengusap pucuk kepalanya." jangan pergi " , bisiknya lirih sebelum mengalungkan kedua lengan nya di pinggangku dan terlelap.Dia sudah tidur.Gadis kecilku yang ketakutan sudah tertidur.

SIBLINGS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang