-HAPPY READING:)-
Sepulang sekolah, Arraya langsung membaringkan tubuhnya di atas sofa. Sedangkan Leo pergi ke dapur mengambil minuman dingin di dalam kulkas.
"Kak Leo! Ambilin Arraya satu!" Ujar Arraya yang masih dalam posisi berbaring.
"Ambil sendiri." Leo langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya sambil meminum minumannya.
Arraya bangkit dari baringnya seraya menatap kepergian Leo dengan bibir mengerucut.
"Ketus banget sih!." Ujar nya pelan.
"Liat aja, sebentar lagi kak Leo gabakal bisa jauh jauh dari aku." Lanjutnya. Arraya lalu berjalan menuju dapur mengambil minuman seperti Leo tadi di dalam kulkas.
"Haa seger."
Arraya meregangkan tubuhnya. "Hoam, ngantuk." Dia kemudian pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Arraya langsung membaringkan tubuhnya di kasur. Karena mengantuk, Arraya tidur tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.
Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Arraya yang tengah asik menyebrangi mimpinya terganggu karena merasa perutnya mulas.
Arraya membuka mata dan bangkit dari tidurnya. Dia kemudian memegangi perutnya yang mulas karena ingin BAB. "Ugh, gatau waktu banget mulesnya."
Karena toilet hanya ada di lantai bawah, Arraya terpaksa beranjak dari kasur dan dia pergi keluar kamar hendak menuju toilet. Namun, Matanya tak sengaja menatap pintu kamar Leo di sebelahnya yang terbuka.
Karena penasaran, Arraya sedikit mengintip lewat celah pintu Leo yang terbuka. Arraya lihat, sepertinya Leo sedang bertelepon dengan seseorang. Arraya tidak bisa melihat wajah Leo karena Leo membelakanginya.
Ngapain kak Leo teleponan malem malem? Batin Arraya.
Arraya sibuk menatap punggung Leo hingga dia tidak sadar jika Leo sudah selesai bertelepon. Leo kemudian berbalik, tapi dia malah kaget karena mendapati Arraya sedang menatapnya. Leo kira Arraya hantu.
"Anjir!" Kaget Leo.
Leo kembali menetralkan wajahnya. "Ngapain lo ngintip ngintip? Lo gak tidur?"
Arraya memegangi perutnya. "Duhh, Arraya mules pengen BAB."
Aha, kesempatan nih. Batin Arraya.
"Kak Leo temenin Arraya kebawah dong. Takut, soalnya gelap. Lagian kaka udah matiin lampu aja, padahal kan belum malem malem banget." Ujar Arraya dengan puppy eyesnya.
"Ck yaudah ayo."
Sudah hampir sepuluh menit Leo menunggu Arraya di luar toilet. Leo kembali mengetuk pintu toilet untuk kesekian kalinya.
"Arraya, lo lagi ngapain? Lo tidur di kamar mandi?." Kesal Leo.
"Kalo lo belum beres juga gue tinggalin!." Ujar Leo lagi yang tetap tidak di sahut oleh Arraya.
Leo mengetuk pintu toilet lagi berulang ulang. "Arraya, lo gak kenapa napa kan di dalem? Lo gak pingsan karena pup lu susah keluar kan? Arraya! Woy Arraya!" Leo mengetuk ngetuk pintu toilet kencang.
Duh, tu anak gak kenapa napa kan di dalem? Masa gue teriak gini gak di jawab? Gimana kalo mamih nyalahin gue? Batin Leo.
"Arraya, gue dobrak ya pintunya?" Leo pun mundur ke belakang, bersiap menyeruduk pintu toilet di depannya. Dengan kekuatan penuh, Leo berlari menuju pintu toilet itu. Belum sempat Leo mendobrak, pintu toilet tiba tiba terbuka membuat Leo malah menubruk orang yang ada di balik pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY ARRAYA
Teen Fiction"Masa gue harus berjuang dua kali?" _____________ Arraya Zulfa Veranica. Seorang gadis SMA yang mati matian mengejar cinta seorang anak basket. Arraya terus berusaha mendapatkan hati Leonardo dervana Athariz. Pende...