-HAPPY READING:)-
Hari ini adalah hari dimana Arraya pergi sekolah di sekolah baru yang sudah tante Leiza daftarkan. Alasannya, agar tante Denzie tidak bisa menemukan Arraya dan mengambil Arraya lagi. Arraya agak cukup sedih jika harus pindah sekolah. Dia mungkin akan kesepian karena selama ini dia hanya dekat dengan Livia di sekolah lamanya.
Tapi selama beberapa minggu saat Arraya tidak masuk sekolah, dia tidak pernah mendapat sms maupun kabar apapun dari Livia. Livia seperti hilang di telan bumi, mereka sudah tidak pernah kontak kontakan lagi. Arraya sering mengirim pesan pada Livia, tapi Livia tidak pernah membaca pesannya. Entah apa alasannya Arraya pun tidak tahu.
Arraya saat ini telah mengenakan seragam Smp, lengkap dengan tas kecil di punggungnya. Arraya bercermin di kaca lemari miliknya. Dia takjub melihat tampilan wajah Arraya asli ini yang sangat cantik.
Wah gila, si Arraya ini cantik banget. Gue jadi insinyur. Tapi dulu juga gue cantik kok, makanya Leo bisa suka sama gue. Batin Arraya.
Setelah selesai bercermin, Arraya turun ke bawah, ke ruang makan. Di sana, sudah ada Leo yang sedang duduk di meja makan memakan sarapannya.
"Kak Leo sarapan gak nungguin aku." Ujar Arraya seraya mendudukan dirinya di samping Leo.
"Lo lama. Tuh sarapan buat lo." Leo menunjuk roti di hadapan Arraya dengan dagunya.
Arraya mengambil roti lapis itu. "Wihh, ini kaka buat sendiri?"
"Hm."
"Arraya cobain ya." Ujar Arraya. Dia lalu memasukan roti lapis itu ke mulutnya dan rasanya ya....seperti roti lapis pada umumnya.
"Emm, enak enak." Ujar Arraya dengan roti lapis yang masih memenuhi mulutnya.
"Cepet abisin rotinya, nanti keburu telat. Mana gue harus nganterin lo ke sekolah dulu lagi."
Arraya memakan rotinya dengan lebih cepat. Karena lama, sebab mulut Arraya ini terlalu kecil, dia memilih untuk langsung memasukan semua sisa rotinya kedalam mulut sekaligus membuat pipinya menggelembung karena penuh roti di mulutnya.
"Pelan pelan ay." Leo tertawa dalam hati melihat ekspresi wajah Arraya yang sangat Lucu.
"Uiya inwi Arraya udah abwis roti nyua." Ujar Arraya tidak jelas.
Arraya dan Leo pun keluar apartemen setelah menghabiskan sarapannya. Mereka turun ke parkiran, mengambil motor Leo. Leo naik terlebih dahulu ke motor gedenya, disusul oleh Arraya.
"Lo gapake helm gapapa?" Tanya Leo di balik helm full face nya.
"Iya, gapapa."
Mereka akhirnya keluar dari kawasan apartemen menuju ke sekolah Arraya terlebih dahulu. Sekolah nya dan sekolah Arraya memang berdekatan. Hanya butuh sekitar 5 menit dari sekolah Arraya ke sekolah nya. Jadi Leo sekalian mengantar Arraya.
Motor Leo berhenti di sebuah gerbang sekolah yang sangat besar untuk ukuran SMP. Tante Leiza sengaja memilihkan sekolah ini karena dekat dengan sekolah Leo. Dan juga karena fasilitasnya yang bagus.
"Aku turun ya." Arraya pun turun dari motor Leo.
"Arraya takut ga dapet temen ih." Ujar Arraya setelah turun dari motor Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY ARRAYA
Fiksi Remaja"Masa gue harus berjuang dua kali?" _____________ Arraya Zulfa Veranica. Seorang gadis SMA yang mati matian mengejar cinta seorang anak basket. Arraya terus berusaha mendapatkan hati Leonardo dervana Athariz. Pende...