🍬FOUR 🍬

473 397 170
                                    

-HAPPY READING:)-

"Tante, Arraya mau belanja ke mini market dulu ya." Ujar Arraya seraya menuruni tangga. Hari ini Arraya izin tidak sekolah dengan alasan sakit. Padahal aslinya tidak. Arraya hanya sedang malas sekolah saja. Sekali kali tidak apa apa kan?.

Tante Denzie yang sedang tiduran di sofa ruang tamu pun menoleh ke arah Arraya.

"Ke mini marketnya ditemenin sama om jaka ya?" Om jaka adalah supir yang mengantar Arraya waktu itu.

Keyzia terlihat berfikir. "Emm, enggak deh tan. Arraya pergi sendiri aja."

"Yaudah kalo gitu."

Arraya pun pergi keluar menuju mini market yang tidak jauh dari rumahnya. Arraya berjalan dengan santai di pinggir jalan sambil sesekali bersenandung. Dia tidak sadar jika ada orang yang mengikutinya dari belakang.

Dua orang di belakang Arraya tiba tiba mencekal kedua pergelangan tangan Arraya. Arraya yang kaget pun langsung berbalik dan memberontak.

"Woy, kalian ngapain. Lepas!."

Dua orang itu tidak menggubris dan malah menyeret nya masuk kedalam mobil.

"Woy bangs*at. Lo pada mau apain gue?. Lo penculik ya?." umpat Arraya pada kedua orang itu. Kedua orang itu tidak menggubris dan memasukan Arraya ke jok belakang mobil.

"Lo pada mau apain gue hah?! Kalo kalian ngapa ngapain gue bakal teriak kenceng!" Ujar Arraya didalam mobil.

Dua orang itu berbalik dan salah satu dari mereka mengarahkan telunjuknya ke bibir tanda Arraya harus diam.

"Sstt, nona jangan panik dulu" ujar pria itu.

Wait wait. Nona!? Apa apaan. Masa penculik manggil nona sih?! Batin Arraya bingung.

"Nona, kita cuman disuruh sama nyonya buat bawa nona." Ujar pria botak yang duduk di kursi kemudi.

Arraya kebingungan. "Hah? Gimana gimana?." Tanya Arraya.

"Jadi gini non. Nyonya Leiza suruh saya sama temen saya buat bawa nona Arraya kerumahnya. Soalnya ada hal yang perlu nyonya Leiza omongin sama nona Arraya."

"Nyonya Leiza tuh siapa coba?" Tanya Arraya dengan raut kebingungan.

"Nanti deh nona liat sendiri."

Sang pria di kursi kemudi mulai menjalankan mobilnya. Mobil pun berhenti di sebuah rumah besar yang mungkin lebih besar dari rumah tante Denzie. Dua orang di kursi depan turun dari mobil dan masing masing dari mereka membukakan pintu belakang di sebelah kanan dan kiri.

Dua pria itu saling tatap tatapan. "Hey, Kamu ngapain bukain pintu. Nona biar lewat pintu yang saya buka aja." Ujar pria botak di pintu sebelah kanan.

"Eh, enggak enggak. Nona Arraya lewat pintu yang ini aja." Ujar pria dengan rambut cepmek di pintu sebelah kiri.

"Nona Arraya pasti maunya lewat pintu ini."

"Enggak, nona Arraya lewatnya kesini aja."

Arraya menatap mereka bergantian. "STOP CUKUP!! Gue lewat pintu depan aja." Arraya keburu pusing dengan tingkah absurd kedua supir ini.

Arraya pun beranjak dan membuka pintu mobil di kursi depan kemudian turun dari mobil.

Kedua sopir yang masih memegang gagang pintu menatap nonanya dengan cengo.

DIARY ARRAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang