Eps 8

268 41 12
                                    

Typo Tolong tandai⚠️

Selamat membaca 🍃🍃

Selamat membaca 🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eps sebelumnya

"Yeyy ada kue, Am mau am mau"ucabnya ceria.

"Hahaha"ini adalah tawa Bunga setelah sekian lamanya, mungkin ini tawa pertama di dunia barunya. Dulunya ia jarang tertawa kecuali saat dulu masih bermain dengan adiknya, hah jadi kangen dengan adiknya.

Tok tok

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sepasang paruh baya. Saat mereka bertatapan dengan bunga, terlihat dari tatapannya yang membenci.

"Cih, kebetulan sekali anak sialan ini di sini"ucab suami paruh baya berbadan gendut, menatap Bunga dengan rendah.

"Tentu saja menjaga adikku, takutnya adikku di gong gong anjing rakus"balas Bunga dengan dingin.

"Hahaha ternyata anak sialan sadar"ucab istri paruh baya tersenyum sinis menatap Bunga dengan rendah.

"Ternyata anjing bisa berbahasa manusia"balas Bunga.

"KA-"emosi pasangan paruh baya itu terhenti.

"Hentikan"pisah am melerai.

"Diamlah anak penyakitan!"bentaknya, membuat am menundukkan kepalanya dengan takut.

"Rendahkan suara anda!, jangan berani anda membentak adikku!"ucap Bunga dengan marah, menatap dingin pasangan paruh baya di depannya, menyembunyikan adiknya dibelakang bahunya.

"Ck, anak sialan seperti mu tidak punya hak!"ucap suami paruh baya.

"Apa yang kalian inginkan selain adikku"ucab Bunga ke intinya.

"Ck, masih mampu juga ya"ucab istri paruh baya menatap bunga dengan rendah.

"Tentu saja, selagi adikku selalu disisiku"balas Bunga.

"Ck, kirim 5 miliar dalam waktu dekat"ucab sepasang paruh baya itu, lalu beranjak pergi dengan senyuman sinis.

Am menatap orang tuanya dulu, rasanya ia hanya beban untuk kakaknya.

"Kakak ma-"ucab am terpotong.

"Jangan katakan yang tidak seharusnya am, kamu adik kakak semangat kakak, jangan lakukan itu"ucab Bunga memeluk am.

"Tapi kak, am tidak ingin menjadi beban, am ingin melindungi kaka"ucab am jujur.

"Hahh baiklah, ada yang ingin kakak bicarakan"ucab Bunga.

.....

Tidak terasa waktu sudah sore
  Albar sekarang berada di dalam perjalanan pulang, kelajuan motor di atas rata-rata, pikirannya masih dengan pujaannya.

'Gue harus memastikan ulang'batin Albar, tampa mempedulikan kendaraan lain yang mengumpatnya.

Beberapa menit kemudian Albar sampai dengan rambut yang berantakan dan tidak beraturan. Dengan langkah yang sangat gugup berjalan kerumah pujaannya, sampainya di depan pintu dengan gugup ia memencet bel.

"Ehem, hufff tenang tenang"menghelan nafas memencet bel.

Ding dong

"Iya tunggu"nyawut seseorang dari dalam.

'Suara ini bu-'

Ceklek

"Ah siapa ya?"tanya bibi ani membuka pintu.

"Permisi apa ini rumah Bunga?"tanya Albar berusaha cool.

"Ah bukan tu-"ucab bibi ani terhenti karena melihat pemuda di depannya langsung beranjak pergi.

"Ah ada apa dengan anak itu, prasaan bibi belum jelaskan semua"gumam bibi ani bingung.

Kembali dengan Albar yang saat ini merasa sedih, dengan langkah lesu memasuki rumahnya.

'Hahh itu hanya halusinasi lagi'batinya, entah sudah berapa kali Albar berhalusinasi.

Yap Albar sering berhalusinasi, kadang halusinasinya berpacaran dengan pujaannya lalu berlari tertawa bahagia bersama di pantai, sampai jenjang pernikahan, halusinasi yang sangat tinggi.

Balik ketopik

Ceklek

Saat Albar membuka pintu terdapat ibudanya dengan seorang gadis, ehhhhh dia.

"Al sini!, bunda kenalin tetangga baru kamu"ucab bunda, dengan seseorang gadis di sampingnya.

'Bunga'

Deg deg deg

Entah kenapa seketika badannya kaku saat melihat gadis itu, dengan sekuat tenaga Albar berlari di tangga tanpa mempedulikan bunda dengan seorang gadis di sampingnya.

Bam

Dengan sekuat tenaga Albar membanting pintu kamarnya.

"Ini nyata!! Dia dia beneran ada! Kenapa gue malah kabur sih! Ohhh Astaga!! Gue pasti bau! Trus dia pasti engga nyaman! Gue harus mandi!! Ya mandi!!"dengan panik, Albar berlari menuju kamar mandi.

Sedangkan di tempat bunda Albar dan Bunga, ya tentu saja Bunga.

"Maaf ya nak, anak bunda emang gitu"ucab bunda Albar merasa tak enak.

"Gak papa tante, kalau begitu saya pamit ya"ucap Bunga. Bunga pun pamit dan pulang kerumahnya.

Beberapa saat kemudian, bunga sampai kerumah dengan langkah santai berjalan kekamarnya. Bunga melamun memikirkan pertemuan pertamanya dengan tetangga barunya.

"Namanya Albara ya? Hmm aku harus panggil kak bara?"gumam Bunga bingung.

"Kenapa dia menghindar, Apa ada yang?"gumam Bunga lagi.

"Hahh entahlah"Bunga melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Kembali kepada Albara

"Huaaaa hiks hiks, dia udah pergi hiks,"dengan tangis yang sesedihnya, Albar menjatuhkan badan di kasur dan memukul-mukul kasur dengan kaki dan tangannya, persis seperti anak kecil.

"Huaa hiks gue terlalu lama ya? Makanya dia pergi"gumamnya lagi.

Yap Albara bersiap dengan baju rapi ingin bertemu dengan pujaannya. Yang membuatnya lama adalah, karena masih menyusun kata katanya saat berkenalan dengan pujaannya. Pada ahirnya Albar terlambat.



....

Mungkin gue lama up, karena belum mood nulis, dan juga banyak tugas sekolah

Kamis 27 juli 2023

Al.bun [Proses Niatkan Diri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang