Bab 32 : Diam

1.3K 118 7
                                    

Manda menangis dipelukan Raka.

"Tolong jaga sikap lo!" ucap Raka dingin melepaskan tangan Manda yang melingkar dilehernya dan pergi meninggalkan Manda.

Mala yang duduk di mobil mulai menitikkan air matanya dan berpikir bahwa prasangka buruknya akan menjadi nyata.

"Bagaimana jika pernikahan ini berakhir? Mereka bisa bersatu kembali bukan??" Mala berdialog dengan hati kecilnya.

Tak berselang lama, Raka yang tidak melihat Mala didalam restoran, pergi menuju perkiran dan benar saja ia melihat Mala duduk didalam mobilnya.

Dibukanya pintu mobil yang membuat Mala mengalihkan pandangannya, mengusap air mata di pipinya.

"Lo kenapa?" tanya Raka masuk ke dalam mobil.

"Gue pengen pulang" jawab Mala tak menoleh Raka sama sekali. Mobil Raka kemudian melaju meninggalkan restoran.

.......................

Mala berjalan cepat menuju kamar diikuti Raka dibelakangnya.

"Tunggu!" titah Raka menghentikan langkah Mala.

"Soal makan malam tadi gue ga memberitahu lo lebih dulu karena..."

"Dia mantan pacar yang mencampakkan lo kan?!" serobot Mala tanpa menoleh ke belakang. Raka terdiam dengan kata-kata itu.

Mala yang tidak mendengar suara Raka, menoleh ke belakang menghadap Raka.

"Jangan kira karena kita sudah menikah, lo bisa asal mengasumsikan masalah gue!" Raka berbicara dengan nada tak terima.

"Gue ga asal berasumsi semua didasarkan pada logika. Lo bersikap perhatian pada gue dihadapan Mantan pacar lo, bukankah untuk menggunakan gue sebagai tameng?!" Mala terbawa suasana dan mulai mengelurkan semua isi hatinya.

"Apa maksud lo!"

Mala memilih pergi meninggalkan Raka, menghentikan perdebatan sebelum dirinya tersulut emosi. Saat hendak melangkah Raka langsung meraih tangan Mala.

"Lo belom jawab pertanyaan gue!"

"Lepasin!" suruh Mala.

Raka enggan melepaskan tangan Mala, ia mulai sadar dengan kulit Mala yang memunculkan banyak tanda kemerahan.

"Mala apakah lo alergi seafood?" tanya Raka dalam hati dan melepaskan tangan Mala.

Mala bergegas menuju kamarnya, sementara Raka memilih pergi ke luar dengan motor.

Motornya berhenti tepat didepan apotek, ternyata ia pergi membelikan obat untuk mengobati alergi Mala.

Raka membuka pintu kamarnya dan melihat Mala sudah tertidur. Ia mendekatinya dan menahan tangan Mala yang akan menggaruk luka di lehernya.

"Bodoh, tidak bisa makan seafood masih saja dipaksakan" ucap Raka sambil mengoleskan salep ke leher dan tangan Mala, lalu ia menaikkan selimut Mala dan dirinya pergi ke luar kamar.

.........................

Pagi menjelang. Raka baru saja membuka mata saat sinar matahari mulai masuk melalui celah gorden jendela, ia merentangkan kedua tangannya, lalu bangkit dari posisinya.

Ia berjalan menuju kamar untuk membersihkan dirinya, lalu memakai pakaian untuk bekerja. Malam tadi Raka tidur di ruang kerjanya kerena pekerjaan yang mengharuskannya lembur. Meski memiliki bawahan ia tidak ingin bermalas-malasan atau hanya mengandalkan bawahannya.

Begitu membuka pintu, Raka tidak melihat keberadaan Mala dikamarnya, ia hanya melihat pakaian kerjanya di atas ranjang.

"Kemana dia sepagi ini?" tanya Raka.

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, ia pun turun menuju meja makan. Tapi ia tetap tak melihat Mala disana. Raka meminum kopinya yang sudah dingin, kerena mungkin disiapkan Mala terlalu awal.

"Bi, ini Mala kemana ya?" tanya Raka kepada Tuti yang sedang menyiapkan sarapannya.

"Nona sudah berangkat tadi tuan"

"Sepagi itu?!" gumam Raka heran.

Mala duduk dibangkunya dengan keadaan ruang kelas yang masih sepi, meletakkan kepalanya diatas meja. Dirinya tak bersemangat seperti biasa.

"Malaa" ucap Dewi datang menghampirinya, Mala yang mendengar namanya dipanggil mendongkakkan kepala melihat Dewi yang memanggilnya.

"Tumben udah di kelas?" tanya Dewi karena tidak biasanya Mala datang ke sekolah saat kondisi kelas masih sepi.

"Iya" jawab Mala singkat, kembali meletakkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa nih anak?!" batin Dewi sembari duduk di bangkunya, lalu menatap layar ponselnya.

.....................

"Dew gue mau cerita" ujar Mala duduk di bangku kantin.

"Cerita apa??" tanya Dewi antusias.

"Gini, gue punya temen, temennya temen gue kan udah nikah, tapi si cowoknya belum suka sama dia. Terus suatu hari mantan si cowoknya kembali, nah menurut lo kalo lo diposisi itu, apa yang mau lo lakuin??" jelas Mala.

Dewi diam sejenak mencerna cerita Mala yang berbelit-belit.

"Maksud lo mantan Raka kembali?!" tanya Dewi spontan.

"A-apa?" tanya Mala gugup karena Dewi langsung bisa menebaknya.

"Mantan Raka yang mana?!" tanya Dewi kembali memperjelas.

"Ma-Manda" jawab Mala jujur.

"Kalo gue jadi lo, gue bakal mempertahankan..." ucap Dewi dengan lantang.

"Sssttt!" tapi terhenti karena Mala menyuruh Dewi memperkecil suaranya.

"Kalo gue jadi lo, gue bakal mempertahankan pernikahan itu. Sekalipun mantannya kembali gue ga peduli, gue tetep bakalan mempertahankan status pernikahan itu. Karena ga mudah bagi lo sampai di titik dimana lo bisa mendapatkan dan menjadi istri cinta pertama yang selama ini lo incar!" ucap Dewi pelan menyalurkan semangat kepada Mala.

"Makasih Dew sarannya" jawab Mala yang tersenyum kembali bersemangat. Mereka kemudian menyantap makanan yang telah mereka pesan.


Bersambung....

AMALA  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang