Jilid 2: Bab 4

1 1 0
                                    

Dalam kamar kakakku-Ben. Setelah sebuah gumaman yang hampir terdengar seperti diarahkan pada diriku sendiri keluar dari mulutku tanpa kusadari.

Di depan sebuah dinding yang baru saja terbuka, aku, Stella, Jim, dan Rose berdiri-terdiam, dan kehilangan ide untuk kata-kata.

Di balik dinding itu, terdapat ruangan kecil yang lebarnya bahkan tidak sampai 1 meter.

Sebenarnya, apa-apaan yang sedang kami saksikan pada saat ini?

Apa-apaan teknologi ini?

"Sebuah ... jubah tembus pandang ...?" Rose ternganga di belakangku.

Kami berempat seakan-akan terbeku dalam waktu di depan jubah itu.

Bagaimana kami bisa tahu kakakku memberikan sebuah jubah tembus pandang kepadaku?

Jawabannya adalah-penataan yang dibuat oleh kakakku sederhana, tapi efektif.

Efektif dalam artian-kakakku menjelaskan apa yang diberikannya kepadaku dengan baik.

Sepertinya hal sesimpel ini bisa diharapkan dari seorang jenius sepertinya.

Terdapat cermin di kedua sisi dari sesuatu yang tidak bisa mataku lihat (itulah jubah tembus pandangnya), dan kedua cermin itu merefleksikan sebuah kursi kecil di bawah jubah itu.

Bagian dalam jubah itu ternyata memiliki warna.

Biru tua, jika kalian bertanya-tanya.

"Kalau dibilang jubah, lebih tepatnya-sebuah kain tembus pandang, bukan?" kata Stella.

"Wahhh ...," Jim benar-benar terpesona, "keren sekali ...."

Perlu diingat lagi, rumahku tidak memiliki jendela di bagian dinding sampingnya, jadi kau tidak bisa mengetahui apakah dinding itu benar-benar dinding paling samping rumah atau dinding buatan.

Dalam kata-kata yang lebih simpel, dinding yang tadinya merupakan dinding samping kamar kakakku-adalah dinding palsu.

Benar-benar, si Ben itu.

Apakah dia mau menyombongkan diri di hadapanku, atau apa?

Jika dipikir-pikir lagi, dengan konteks mereka yang datang ke tempat ini, sebuah kain tembus pandang adalah hal yang logis untuk diberikannya kepadaku supaya mereka tidak menemukanku.

Tapi, sejak awal, mereka itu siapa?

Untuk apa kakakku memberikan suatu ciptaan sekeren ini kepadaku hanya untuk melindungiku-jika ia sudah menarik mereka pergi dari tempat ini?

Sebenarnya, bahaya sebesar apa yang sedang terjadi kepada kakakku, dan kemungkinan besar ... akan terjadi kepadaku juga?

Apakah itu alasan mengapa dia mau membawaku dan orangtuaku pergi ke Amerika?

Apakah itu untuk melindungi kami dari kemungkinan dijadikan sandera?

Apakah mereka itu sekelompok teroris yang menginginkan teknologi kakakku?

Sembari ketiga temanku terkagum melihat kain tembus pandang, dan diriku panik memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja merupakan kenyataan, dengan sangat mengejutkan-dan maksudku dengan sangat, sangat mengejutkan-sebuah suara menggema di dalam ruangan itu.

Jauh dari belakangku.

Suara seorang wanita yang tidak pernah kudengar sebelumnya.

"Kenapa kau sudah membukanya sekarang?! Bagaimana kau bisa memecahkannya?!"

Suara itu terdengar marah, atau lebih tepatnya, heran kebingungan.

Dan juga, terkejut.

Mendengar suara tersebut, aku berbalik secara spontan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Traitor SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang