| 4 |

6.1K 199 3
                                    

✿︎✿︎✿︎

Sekarang sudah malam, tapi Cindy sulit tidur. Sekalipun memejamkan mata, otaknya terus memutar rentetan kejadian hari ini. Mulai dari percakapan dengan ibunya, Tyler hingga Will. Semua pilihan yang ia ambil dalam tiap momen, semua yang mengarah pada situasi sekarang.

Beberapa menit berlalu, tapi meski matanya tertutup rapat, otaknya tetap tak mau terlelap. Suara ketukan pintu seketika memecahkan usaha tidurnya. Cindy segera bangun dan berjalan mendekati pintu.

"Cindy!" Suara Will terdengar.

Cindy tidak tahu apa yang dibutuhkan Will larut malam seperti ini. Tapi Cindy tetap segera turun dari ranjang tanpa memperdulikan pakaian yang ia kenakan sekarang-kamisol tipis berwarna biru laut setinggi paha-dan membuka pintu.

Will berdiri menatapnya tanpa berkedip dengan tangan memeluk guling. Pria itu menatapnya dari atas lalu turun. Cindy tak bisa membaca arti tatapan Will.

Karena pria itu masih terbengong belum juga mengatakan sesuatu, Cindy akhirnya bertanya dengan lembut, "Ada apa Will?"

Pertanyaan Cindy seolah menyadarkan Will dan tatapannya berubah menjadi sedih dan frustasi. "Cindy teman Will, kan?"

Tanpa menunggu jawaban Cindy, Will melesat masuk. Lalu berlari ke arah ranjang dan duduk disana.

"Benar." Balas Cindy sambil menutup pintu. Wanita itu masih berdiri di dekat pintu, matanya sibuk mengamati tingkah aneh Will.

"Will ingin tidur dipeluk mama, tapi mama gak ada. Cindy peluk Will, ya?"

Cindy terkejut mendengar permintaan Will. Apa dia tidak salah dengar? Tidur sambil memeluk Will adalah hal yang berbahaya. Sekalipun bertingkah seperti anak-anak, Will memiliki tubuh pria dewasa. Tentu saja dia ragu.

Seolah Will menyadari keraguan Cindy, pria itu menambahkan, "Biasanya Mama selalu peluk Will sampai tidur kalau Will lagi sedih."

Mendengar penjelasan singkat Will, seketika hatinya ikut sakit. Cindy seolah ikut merasakan kesedihan yang dialami pria itu. Cindy tidak tahu harus bagaimana. Will pria dewasa walaupun sikapnya seperti anak kecil.

"Anggap Will seperti anak kecil biasanya."

Ucapan Tyler tiba-tiba terngiang di otaknya. Melihat wajah sedih Will lagi-lagi membuatnya tak tega.

"Oke, kalau begitu. Tapi Will harus diam, ya? Gak boleh banyak bergerak."

Will mengangguk mantap. Bibirnya mengukir senyum. Melihatnya, Cindy tak bisa mengusir fakta pria itu sangat tampan. Bagaimana mungkin ia bisa menganggap Will hanya anak kecil?

Sulit sekali.

"Sini, Cin!" Panggil Will. Dia merentangkan kedua tangan dengan semangat. Gerakannya seperti orang yang sedang menyambut pelukan. Sebenarnya terbilang lucu.

Cindy segera berjalan mendekat. Namun begitu Cindy berada di tepi ranjang, seolah tak sabar, Will langsung menarik tubuhnya hingga Cindy jatuh menimpa Will.

"Oh!" Pekik Cindy. Wanita itu segera berusaha melepaskan tangan Will yang melingkar di tubuhnya, tapi Will tidak mau. "Lepas Will, aku berat."

"Gak mau. Tubuh Cindy empuk, lebih enak daripada guling."

Tindakan yang tak terduga selanjutnya, Will memutar posisi hingga Cindy berada di bawah. Gerakannya terlalu cepat hingga Cindy belum sempat bereaksi. Dengan tangan masih melingkar di tubuhnya, Will memposisikan kepalanya di ceruk payudara Cindy. Will menyurukkan kepalanya disana.

"Will, geli." Keluhnya.

"Will suka posisi ini, Cin." Ucap Will yang masih menyurukkan wajahnya. Tangannya bahkan memeluk semakin erat seolah takut Cindy akan kabur. Tindakan itu membuat Cindy semakin tak nyaman.

Pikirkan Will adalah anak kecil.

Cindy mengulang mantra itu berkali-kali. Tapi susah sekali saat ia sadar pria yang memeluknya berwajah tampan dan bertubuh kekar. Belum lagi, aroma maskulin merasuk ke indra penciumannya.

"Oke, tapi Will berhenti bergerak. Geli."

"Hmm." Balasnya.

Cindy mengusap kepala Will. "Ya sudah, cepat tidur."

Sebenarnya, Cindy berencana menyelinap bangun begitu Will tertidur. Setelah itu, ia akan tidur di sofa. Rencana yang cukup bagus, kan?

Sayang sekali, pelukan Will tidak segera mengendur dan mata Cindy mulai terasa berat. Pelukan Will terlalu nyaman hingga Cindy tak sadar kapan ia mulai terlelap.

✿︎✿︎✿︎

Ramaikan dengan vote dan komen, yuk!

Biar Scarlett semangat nulisnya.

Note: Kisah Donovan & Lili sudah lengkap di karyakarsa

Obsess Me, Idiot! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang