⚠ BAB ini ditujukan untuk pembaca 21+
✿︎✿︎✿︎
Cindy berusaha menenangkan gejolak jantungnya saat menunggu Will beraksi. Ia berusaha bernapas secara tenang dan teratur untuk memastikan akting tidurnya tidak terbongkar.
Sudah beberapa saat berlalu, Will belum melakukan tindakan apapun yang tak biasa. Kepala Will masih bersembunyi di ceruk antara dada dan perut Cindy seperti malam-malam sebelumnya. Semuanya normal. Cindy sangat berharap perkiraannya salah dan Will tidak menipunya.
Sayang sekali, harapannya musnah saat tangan yang melingkar di tubuhnya bergerak. Secara perlahan, tangan Will turun ke bawah, lalu menyingkap kamisol berwarna putih dan tipis yang Cindy kenakan ke atas hingga kain tersebut berkumpul di leher. Apa yang sedang Will lakukan?
Tindakan Will selanjutnya seketika membuat Cindy menggigit bibir menahan desah. Oh! Will menghisap kuat di antara payudaranya.
Kecurigaannya benar!
Seharusnya Cindy segera mendorong Will menjauh. Seharusnya ia mulai memaki pria itu, lalu mengusirnya keluar dan tidak pernah lagi membiarkan Will tidur di kamarnya. Tapi seharusnya hanyalah seharusnya, bukan kenyataannya.
Nyatanya, Cindy menikmati sentuhan tangan Will yang mulai meremas payudaranya, lalu hisapan demi hisapan dari kehangatan mulut Will.
Saat jemari Will memutar putingnya yang tegang, lalu mulutnya menghisap kuat puting satu lagi, Cindy tak bisa menahan desahan lagi.
"Ah! Will!"
Gerakan jari dan hisapan Will seketika berhenti. Kepalanya mendongak ke atas, matanya tampak panik. "Cin, kamu belum tidur?"
"Apa yang kamu lakukan Will?"
Jantung Cindy berdetak amat kencang. Berbagai pemikiran beradu di otaknya. Segala pemikiran yang bertolak belakang antara apa yang ia rasakan dan logika.
"Maaf, Cin." Ucap Will dengan wajah seperti ingin menangis. Lenyap sudah raut terkejut yang tadinya memenuhi mata pria itu.
"Will suka bagian tubuhmu ini." Lanjutnya sembari menghisap di ceruk payudaranya sekali lagi. Cindy segera menggigit bibir bawahnya. Ia malu mengakui dirinya bukan hanya marah, tapi juga terangsang.
"Will suka memainkan bagian empuk ini juga." Tangan Will meremas dadanya. Menghasilkan sensasi menyenangkan yang mengalir menuju selangkangan Cindy.
"Trus yang bulat di puncak seperti permen." Jari-jari Will memilin putingnya. Oh! Cindy menggigit bibirnya semakin kuat. Reaksi tubuhnya sungguh tak terkendali. Cindy terlena oleh jemari Will, lalu mata lapar pria itu.
"Enak sekali dijilat." Dia sungguh menggunakan lidahnya. Will mengusap bagian puncak dengan jilatan basah. Sekali lalu dua kali. Kanan dan kiri. Napas Cindy tak beraturan.
"Apalagi," Will menatapnya. Matanya semakin membara. "Dihisap."
"Ahh!!"
Cindy tidak mampu lagi menahan erangan. Gigitan bibirnya terlepas. Sensasi yang menjalar di tubuhnya terlalu nikmat. Jenis sensasi kenikmatan yang asing tapi juga familiar secara bersamaan.
"Enak, ya, Cin?"
Tanpa sadar Cindy mengangguk. Wanita itu tak lagi bisa berpikir. Rangsangan Will mengacaukan otaknya.
"Mau lagi?"
"Tidak." Jawab Cindy lemah, tapi kepalanya mengangguk antusias. Otak dan tubuhnya tidak lagi sinkron. Cindy tidak lagi bisa mengontrol reaksi tubuhnya sendiri.
Will menyeringai puas seolah mengerti konflik batin antara otak dan tubuh Cindy. Hilang sudah tatapan panik, khawatir dan kekanak-kanakan. Hanya tatapan lapar nan membara yang tersisa. Tatapan yang membuat Will berkali-lipat lebih seksi.
Oh! Pria itu meneruskan aksinya.
Tangannya meremas, jarinya memilin dan memutar, lalu mulutnya menghisap puting sebelahnya. Will memperlakukan kedua payudaranya secara bergantian.
Tubuh Cindy menggeliat, terutama karena tekanan di selangkangannya semakin tak tertahankan. Pahanya saling menggesek ingin meredakan tekanan itu, tapi masih tidak berhasil. Ada sesuatu yang kurang.
"Will!" Desahnya. "Hentikan!"
Will tak memedulikan ucapan Cindy. Gerakan tangan dan mulutnya masih terus berlanjut. Pria itu seolah tak mendengarkan permintaan Cindy. Terlalu larut dalam permainan.
"Please!" Pintanya. Namun, Cindy sebenarnya juga tak mengerti apa yang ia pinta. Ia ingin Will berhenti tapi juga tidak secara bersamaan. Cindy memohon sesuatu yang ia sendiri tidak tahu jelas. Kebimbangan itu membuat Cindy semakin frustasi.
Lalu lutut Will mendesak agar paha Cindy terbuka. Saat lutut pria itu mendesak tepat pada titik tubuh Cindy yang paling peka, tepat dimana hasratnya berdenyut, Cindy mengerang keras.
"Will!" Pekiknya.
Kepalanya seketika mendongak ke atas saat kenikmatan yang membumbung meledak menjadi euforia yang menghancurkan dunia Cindy. Kenikmatan yang membuat kesadarannya seolah hilang.
Will tetap menekannya di bawah sana, menemani Cindy melalui puncak gairah dan memperpanjang sensasi yang wanita itu rasakan hingga puncak itu mereda. Kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuh Cindy membuat wanita itu hilang akal.
Beberapa detik kemudian, dengan napas masih menggebu, Cindy akhirnya sadar apa yang baru saja ia alami. Orgasme pertamanya. Panik, Cindy mendorong dan menendang Will sekuat tenaga hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai.
"Will! Keluar!" Teriaknya.
✿︎✿︎✿︎
Ramaikan dengan vote dan komen, yuk!
Biar Scarlett semangat nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsess Me, Idiot! [selesai]
Romance|21+| An Idiot & His Caregiver repost dengan beberapa perubahan (update tiap hari) Cindy Lenhart adalah sosok wanita biasa yang bekerja mengurus organisasi keluarga Nanny Lenhart. Suatu hari, ibunya memberi kontrak kerja mengurus seorang anak di k...