| 13 |

5.1K 113 1
                                    

✿︎✿︎✿︎

Tadi malam, Cindy mengira ia tidak akan bisa tidur, tapi siapa yang bisa menahan kantuk setelah beberapa kali orgasme?

Otaknya memikirkan semua yang baru saja Will lakukan dan reaksi tubuhnya. Will mampu memberikan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan. Cindy bahkan belum pernah merasakan hasrat sehebat yang Will bangkitkan. Perlakukan dia seperti anak kecil? Bullshit. Will jelas pria dewasa yang juga memiliki hasrat seksual dewasa. Bukan anak kecil.

Lantas, apakah Cindy akan pergi?

Cindy terlanjur masuk dalam kehidupan Will. Awalnya ia memang prihatin dan bersimpati, tapi semakin ia mengerti kondisi Will-apalagi mengingat perintah Henry, Cindy semakin tidak ingin meninggalkan Will. Tentu saja Cindy merasa tertipu, tapi bukan berarti ia bisa pergi begitu saja. Cindy hanya tidak akan memaafkan Will dengan cepat.

Lalu kesimpulannya?

Entah. Konflik di otak Cindy bahkan tak mampu menahan tubuh lelahnya agar terus bekerja. Malam itu, Cindy ketiduran.

Sedangkan saat ini, Cindy sudah kembali berada di Lunatic. Ternyata, sejak awal Tyler memilih kafe ini karena Lunatic milik keluarga Leonard dengan atas nama William. Tempat ini bahkan memiliki ruang private yang secara khusus didesain untuk pelanggan VIP. Hanya saja, tidak banyak orang yang tahu ruang tersebut karena letaknya di lantai dua dan hanya memiliki kaca satu arah. Orang di luar tidak akan tahu ada mereka di dalam. Seperti saat ini.

"Will, mulai sekarang kita tidak boleh tidur bersama." Ucap Cindy membuka percakapan.

"Tidak bisa. Will suka Cindy." Balas Will yang duduk di depannya dengan raut muka muram.

"Will, tindakanmu kemarin sudah di luar batas. Kamu tidak boleh melakukan hal semacam itu padaku."

"Hanya suami Cindy yang boleh, kan? Kalau gitu, Will mau jadi suami Cindy aja."

Cindy menggelengkan kepal. Ia tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Will. Apa pria itu lupa kalau dia memiliki tunangan. Karenanya, Cindy menghela napas frustasi. Ia harus mengingatkan diri kalau pria dewasa itu hanya memiliki logika anak kecil.

"Kamu akan segera menikah dengan Anne."

"Tapi Will gak suka Anne."

Cindy tahu. Jika diteruskan, pembicaraan mereka hanya akan berputar-putar tanpa solusi. Cindy kesal sendiri karena kelabakan mencari cara agar bisa menjelaskan larangan seksual pada pria dewasa yang punya ingatan anak kecil tapi punya hasrat pria dewasa. Ah! Bahkan kalimatnya jadi berbelit-belit.

"Tyler, kapan dokter Arnold datang?" Cindy memilih bertanya pada Tyler.

Pria yang sedari tadi berdiri kaku di dekat pintu melihat arloji di tangannya. Tyler mengawasi dari kejauhan. "Sebentar lagi, Miss." Jawabnya.

Karena Will takkan bisa menjelaskan, Cindy menuntut bertemu dengan dokter Arnold secara langsung. Ia pikir mereka akan bertemu di rumah sakit atau klinik pribadi dokter Arnold, tapi Tyler mengantar mereka ke Lunatic. Katanya lebih aman privasi.

"Cin, jangan tinggalin Will." Pria di depannya berbicara lagi, lebih tepatnya memelas.

"Will, apa benar kamu hilang ingatan?" Sekarang Cindy mulai ragu.

Sebelum Will sempat menjawab, pintu ruangan terbuka, dokter Arnold tiba. Tyler membawa Will keluar meninggalkan ruangan. Dokter Arnold duduk di kursi yang sebelumnya ditempati Will.

"Maaf, Miss Cindy, saya sedikit terlambat."

Cindy tersenyum ramah. "Tidak masalah. Anda tidak ingin minum dulu?"

Obsess Me, Idiot! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang