| 15 |

5K 130 1
                                    

✿︎✿︎✿︎

William Leonard memandangi wanita cantik yang masih tidur dalam dekapannya. Obsesinya yang sempurna.

Namun semakin lama ia semakin tidak yakin kalau yang ia rasakan hanya sebatas obsesi. Karena semakin hari ia semakin terikat dengan Cindy.

Ia tidak suka raut khawatir ataupun gugup Cindy tiap kali keluar dari ruang kerja setelah bertemu Henry. Raut wajah yang membuatnya semakin membenci Henry.

Will sadar ia harus segera menyelesaikan balas dendamnya dan mengusir Henry sejauh mungkin dari Cindy.

Tapi di sisi lain Will juga takut kalau Cindy akan meninggalkannya begitu mengetahui kenyataan. Will takkan mampu membiarkan wanita itu pergi.

Ia tidak akan sanggup bernapas tanpa mengetahui Cindy akan selalu bersamanya.

Sekalipun ia tidak bisa merasakan cairan manis Cindy tadi malam, Will merasa puas dengan hanya menikmati mulut dan payudara wanita itu. Ia bahkan ketagihan. Cindy benar-benar candu. Bahkan ia tidak peduli dengan miliknya sendiri yang menegang. Fokus Will adalah kenikmatan Cindy, reaksi wanita itu. Will sangat menyukainya.

Cindy sangat lemah lembut dan perhatian. Will tahu ia sudah memanfaatkan belas kasih Cindy agar tetap bersamanya. Ia merasa bersalah, tapi sedikit.

"Will, kamu sudah bangun?" Bisik Cindy dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hmm. Nanti malam, Will mau kasih Cindy hadiah lagi." Ucap Will. Pipi Cindy langsung bersemu merah mendengarnya. Pemandangan yang indah bagi Will, ia ingin membuat pipi Cindy bersemu lagi dan lagi.

Will mengecup kening Cindy singkat, hidungnya, lalu bibirnya. Setelah itu, ia beranjak berdiri. "Aku pergi dulu."

Dengan sangat menyesal, ia harus segera bangun. Rencananya takkan selesai dengan sendirinya. Ia mesti segera bangun.

Lagi pula, semua untuk Cindy.

Setelah menutup pintu, Will segera memanggil Tyler. Ia ingin segera mempercepat dendamnya.

Alasan ia menunda adalah Cindy. Sekarang wanita itu sudah tahu, jadi tak perlu lagi menunda. Ia juga bosan melihat Henry seolah bebas berkuasa. Apalagi harus diam mendengar rencana sampah pria tua itu.

Pernikahan? Huh, siapa yang sudi menikah dengan wanita culas seperti putrinya. Ayah dan anak itu sama saja.

Dalam waktu singkat, ia sudah berada di Leonard Building, gedung pencakar langit yang menjadi pusat bisnis keluarga Leonard. Will ingin urusan disini berlangsung dengan cepat, ia tak ingin meninggalkan Cindy terlalu lama. Tentu saja untuk melanjutkan usaha meminta maafnya.

"Kumpulkan seluruh direksi." Perintahnya.

Ia akan mulai menghancurkan harapan Henry.

✿︎✿︎✿︎

Ramaikan dengan vote dan komen, yuk!

Biar Scarlett semangat nulisnya.

Obsess Me, Idiot! [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang