Seungmin pergi ke Fakultas Teknik. Kali ini bukan dengan iming-iming bertemu seseorang dan dalih menemani Juyeon, tapi murni karena keinginannya sendiri.
Kemarin setelah ribut dengan Minho, malamnya Seungmin putuskan untuk menghubungi pemuda itu lebih dulu. Ini pertama kali selama mereka pacaran. Namun sayang, pesannya tidak dibalas. Bahkan tidak terkirim sama sekali. Sepertinya memang sedang tidak online karena kalau diblok, Seungmin masih bisa melihat foto profil Minho.
"Hyunjin."
Panggilan itu mengejutkan si pemilik nama. Dalam hati Hyunjin membatin, "kesambet apa manusia satu ini?"
Sangat asing baginya melihat Seungmin ada di sini seorang diri. Jadi, dengan wajah tidak senang dia menjawab, "apa?"
Namun Seungmin sama sekali tidak peduli dengan nada dan raut tidak bersahabat yang diberi oleh Hyunjin. Felix dan Jisung di sebelah Hyunjin yang memasang raut yang sama juga bukan halangan baginya.
"Minho mana?"
Ketiganya langsung mengernyit alis. Nampak sangat kompak, cocok ikut marching band.
"Kamu sudah buat dia nangis-nangis kemarin, terus kenapa sekarang masih dicari?" Tanya Hyunjin dengan wajah julid khas dirinya.
Jisung ikut menambahi, "benar, harusnya kamu introspeksi diri bukan justru asal mutusin Minho."
Kemarin malam Minho menelpon ketiganya dan curhat kalau Seungmin memutuskannya. Sekarang dia jomblo menderita. Dari cara dia bercerita sudah jelas sahabat mereka itu banyak memikul beban. Dan mereka tidak bisa memakluminya.
"Harusnya juga kamu bersyukur punya pacar kayak Minho. Dia ganteng, cantik juga, pintar. Apa lagi? Nggak pelit."
"Lucu."
Felix menoleh pada Jisung, "memang dia lucu?"
"Nggak sih."
Hyunjin mendecak dan menyudahi perdebatan dua anak itu dan bilang pada Seungmin, "nggak usah cari Minho lagi, sudah benar kalian putus. Buat susah saja kamu."
Seungmin yang sejak tadi hanya diam dengan tangan masuk ke dalam saku almamater mengedip. Dia tidak paham mereka bicara apa. "Jadi, di mana dia?" Tanyanya sekali lagi.
Jisung memelototkan matanya yang sama sekali tidak terlihat. "Dibilang nggak usah dicari lagi."
"Ngeyel," tambah Felix. "Sudah, ayo tinggalkan saja."
Ada helaan napas yang Seungmin tahan. Alasan lain kenapa orang-orang ini bersahabat sudah terdeteksi. Selain karena semua ganteng dan cantik, mereka juga penuh drama. Sungguh sial baginya harus terlibat dalam drama ini.
"Aku nggak pernah mutusin dia," jelas Seungmin dengan nada bicaranya yang terdengar sabar. Atau sebut saja tipe-tipe pembicara profesional yang mampu menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM | 2MIN
FanfictionBanyak yang iri pada Minho. Iri karena seorang Minho yang biasa-biasa saja bisa pacaran dengan Seungmin, yang kata orang mirip pangeran negeri dongeng. Ganteng, baik hati, pintar, kaya, dan ganteng lagi, pokoknya ganteng terus. Dalam hati Minho men...