"Aku mendengar seruanmu, dan akan aku berikan apa yang kau pinta. Namun takdirnya akan sedikit berbeda"
•
Pack Ash Argya adalah salah satu dari sekian banyaknya pack yang ada di seluruh dunia, pack ini termasuk kedalam kategori pack kecil karena di dalamnya hanya memiliki jumlah kawanan tak lebih dari 1000 werewolf.
Pack ini jauh dari kata makmur dan sejahtera, Pack Ash Argya mendiami wilayah pinggiran hutan yang sangat jauh dari kawasan kota. Dalam kawanan pack ini mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani perkebunan, ladang, dan juga pelayan Alpha. Hal ini menyebabkan perekenomian dalam pack ini tergolong kecil daripada pack-pack lainnya, hasil dari kebun dan ladang terkadang tak mampu mencukupi kebutuhan pangan dari pack ini alhasil tak jarang pack Ash Argya mengalami kelaparan.
Alpha yang memimpin Pack Ash Argya melihat kondisi dari pack nya hanya bisa tersenyum masam, karena tak ada perkembangan yang terjadi malah semakin tahun semakin menurun.
"Tidakkah kau lihat di sana Grace?" Ucap sang Alpha
Wanita yang awalnya duduk berlutut kini bangkit dan mendekat kearah sang Alpha. Wanita itu memandangi sang Alpha dengan tatapan iba
"Tahun ini pasokan pangan di daerah kita tidaklah banyak, dan musim dingin akan segera tiba" lanjut sang Alpha, namun tak ada sahutan dari wanita pelayan.
Wanita paruh baya bernama Grace, seorang omega yang ditinggalkan sang suami karena sakit adalah pelayan dapur yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya melayani Alpha pack Ash Argya. Grace sangat disiplin dalam berhadapan dengan Alpha, jika tidak diizinkan menjawab ia akan segan untuk menjawab pertanyaan sang Alpha tersebut.
"Jawablah Grace, tak apa.."
"Maaf... Alpha" hanya kalimat itu yang terlontar di bibir Grace. Sang Alpha melihat Grace lalu tersenyum dan mengkodenya untuk pergi.
Biasanya pasangan werewolf yang ditinggalkan pasangannya, entah itu mati ataupun ditolak akan mengalami nasib dan penderitaan yang sangat amat mengerikan. Namun berbeda bagi Grace takdirnya lain, setelah sang Beta meninggalkan nya ia sama sekali tidak merasakan kesakitan akan ditinggalkan dan sakit saat akan mengalami masa heat. Sungguh Moon Goddess sangatlah baik.
Grace memiliki 1 anak omega, yang sangat tampan dan juga cantik dan kini memasuki usia 25 tahun yang artinya bagi seorang werewolf sudah memasuki usia matang untuk memiliki pasangan. Jeonghan adalah namanya lelaki bertubuh kecil yang memiliki tinggi sekitar 170cm dengan rambut hitam panjang sebahu dan poni tipis yang hampir menutupi kelopak matanya, bulu mata yang lentik, bibir tipis warna Cherry serta kulit putih bersih. Oh Moon Goddess sungguh indah sekali lelaki ciptaan mu.
"Jeonghan.. apa ada yang sakit anakku?" Tuturnya lembut sembari mengusap surai rambut Jeonghan dan tersenyum
Jeonghan yang awalnya tertidur kini terusik akibat perlakuan ibunya. "Ibu? Apa yang ibu lakukan disini, bukankah harusnya ibu berada di dapur pack?" Ucap jeonghan, sang ibu tersenyum
"Alpha sendiri yang menyuruhku pergi jeonghan, ibu akan disini untuk menemani mu, ibu tahu jadwal heat mu semakin dekat putraku" tuturnya lembut dengan penuh senyum namun menatap nanar kearah putranya.
Jeonghan tidak menjawab, ia tidak sanggup untuk menjawab dan bahkan tidak ada daya untuk saat ini.
"Minumlah ini jeonghan, memang tidak seratus persen menghilangkan rasa sakitnya namun bisa mengurangi" Grace memberikan suppresant yaitu suplemen untuk membantu werewolf yang sedang dalam keadaan heat maupun rut. Seperti yang dikatakan tidak menghilangkan namun meredakan.
Jeonghan mengangguk dan meminum pil tersebut. Tubuh jeonghan yang lemah semakin tahun membuat Grace harus bekerja sendirian di dapur pack, dulu sang ayah juga membantu dengan bekerja di ladang namun sekarang hanya Grace yang bekerja.
"Ibu.. sedari tadi kana terus merintih dan itu membuat kepalaku penuh" jeonghan memejamkan matanya, nampak dari wajahnya yang sekarang semakin kurus dan bibirnya pucat. Kana adalah wolf jeonghan
Grace yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa memeluk anaknya dan mengusap lembut rambut jeonghan
Grace merasakan bajunya basah, dan benar saja jeonghan menangis. Jeonghan menangis karena sudah tidak tahan dengan rintihan kana dan takdir hidup yang harus ia jalani.
"i-ibu... kepalaku rasanya..hiks ingin pecah, s-sakit bu"
Lidah Grace terasa kelu saat mendengar kata-kata itu terlontar dari mulut Jeonghan. 5 tahun dan setiap harinya hampir diisi oleh erangan, teriakan, tangisan dan luka.
"Aku seburuk itu kah Bu? Hingga dia meninggalkan dan menolak diriku dengan penuh hina?"
Dengan cepat Grace menjawab "Tentu tidak anakku, kau adalah putraku yang paling berharga dan harta yang aku miliki di dunia ini hanya kau sayang.. jadi jangan berkata seperti itu lagi."
"Tapi aku c-cacat" ucap jeonghan dengan nada rendah hampir seperti berbisik, Grace masih mendengar kata-kata itu segera dia menangkup wajah jeonghan dan melihat nya. Sungguh malang
"Anakku sempurna, anakku tampan dan juga sangat cantik, anakku adalah werewolf yang paling unik di dunia ini" senyuman di bibir Grace mengembang, seperti sihir kata-kata yang dilontarkan Grace mampu membuat jeonghan berhenti menangis dan setelah itu ia kembali tertidur.
--
Hello readers, gimana buat ceritanya? Lumayan apa terlalu membosankan?
Untuk kalian yang ada uneg-uneg boleh langsing komentar ya.Dan jangan lupa vote nya juga^^
Biar aku semangat nulis //berapi-api//\(≧ロ≦\)Terimakasih sudah membaca //bow180°
And see u next chapter, bye><
KAMU SEDANG MEMBACA
Evangeline My'luna "JEONGCHEOL"
WerewolfMasa lalu itu terjadi, masa depan itu unik dan takdir tak akan bisa mengusik. Jeonghan sang Luna yang memiliki takdir yang begitu menarik, dan Seungcheol dengan segala kesempurnaan nya