Setelah melewatkan hari yang begitu panjang bagi jeonghan, lantas memutuskan untuk sekedar berjalan di taman mansion tempat tinggalnya saat ini. Aroma semerbak bunga Peony yang mekar menjadi iringan langkahnya, semenjak kepulangannya dari akademi sihir, jeonghan merasa terbebani dengan satu pernyataan yang terus berputar di kepalanya saat ini.
"Nak, malam segera tiba. Kenapa kau masih betah disini?" Ucap seseorang yang sangat jeonghan kenal.
"Ibu kau mengagetkanku. Aku hanya ingin disini Bu, kemarilah temani aku" Grace yang mendengar pinta jeonghan, lantas duduk di samping anaknya. Dan dengan nyaman, jeonghan menyandarkan kepalanya dengan apik di bahu sang ibu
"Apa hari ini sangat melelahkan anakku?"
"Tidak, hanya saja aku sedikit kalut" jeonghan memejamkan matanya sejenak untuk menikmati semilir angin yang menerpa kulit wajahnya saat ini. "Bu, aku penasaran dengan satu hal" ucap jeonghan melihat wajah Grace
"Ada hal yang menggangu mu anakku?" Dengan sayang Grace mengusap punggung tangan jeonghan
"Tapi aku ragu untuk bertanya, aku takut jika itu adalah hal yang tidak boleh aku ketahui. Namun jika egois aku ingin mengetahui akan hal itu" jeonghan menunduk
"Terkadang ada beberapa hal yang patut kita sampaikan, dan ada yang harus kita pendam demi kebaikan sayang. Jika memang kau takut untuk bertanya maka hanya ada dua pilihan, mencari tahu sendiri dan simpan baik-baik" Grace tersenyum dan mengusap rambut jeonghan. "Anakku adalah seorang yang hebat, maka dari itu, ibu yakin jika kau mampu menempatkan posisi dirimu sayang"
.
Jeonghan berjalan dengan langkah gontai menuju sebuah ruangan, jantungnya berdegup kencang saat ini dan dengan raut wajah yang menandakan bahwa dia sedang memiliki banyak pertanyaan di benaknya. Sesaat sebelum dia menyentuh gagang pintu didepannya, pintu ruangan itu sudah akan dibuka dari dalam dan menampilkan sosok Alpha tampan di hadapan jeonghan.
"Jeonghan? Ada apa dengan dirimu?" Tanya Seungcheol
"Ah maaf Alpha, sepertinya aku salah ruangan. Aku ingin pergi ke kamarku, maaf aku tidak fokus saat ini" jeonghan menunduk hormat dan menegapkan tubuhnya
"Kau terlihat lelah. Masuklah, pelayan baru saja membawakan ku teh, mungkin secangkir teh bisa membuatmu lebih baik"
"Tidak, tidak perlu Alpha. Sungguh aku tidak apa"
"Tak ada penolakan! Dan masuklah" Seungcheol menegaskan perkataan nya dan membuat jeonghan langsung mengangguk
Kini mereka berada di dalam kamar Seungcheol, melihat kamar Seungcheol membuat jeonghan bersemu merah karena ingatan-ingatan tentang malam pertama dia heat terus berputar di pikirannya. Tak lama Seungcheol membawa dua cangkir gelas dan meletakkannya di hadapan jeonghan, lalu dia duduk bersebelahan dengan jeonghan.
"Terimakasih Alpha, maaf merepotkan mu"
"Sedari tadi aku mendengar mu memanggil ku dengan sebuah Alpha. Kau lupa perjanjian kita jika hanya berdua?" Tanya Seungcheol kepada jeonghan
"Kkk~ baiklah sayangku, maafkan aku Seungcheol hmm.." nada jeonghan berubah menjadi manja dan mengusap lembut pipi Seungcheol.
"Jangan lupakan itu lagi sayang" Seungcheol mendekatkan diri kepada jeonghan dan mencium bibirnya ranumnya sekilas.
Keduanya menikmati teh yang Seungcheol buat dengan khidmat, hingga tak sadar bahwa keduanya kalut dalam pikirannya masing-masing dan tak ada yang membuka topik percakapan terlebih dahulu.
Jeonghan mengatur napasnya dan dia bersiap untuk bertanya kepada Seungcheol.
"Seungcheol boleh aku bertanya?" Ucap jeonghan membuka percakapan"Tentu saja, kau boleh bertanya apapun sayang" kini kedua mata itu bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evangeline My'luna "JEONGCHEOL"
WerewolfMasa lalu itu terjadi, masa depan itu unik dan takdir tak akan bisa mengusik. Jeonghan sang Luna yang memiliki takdir yang begitu menarik, dan Seungcheol dengan segala kesempurnaan nya