Past

452 63 2
                                    


Tepat saat jeonghan berumur 20 tahun, disaat yang sama ayah jeonghan yang bernama yoohan tutup usia.

Yoohan adalah seorang petani ladang pack, ia bekerja mengelola hasil ladang untuk di konsumsi dan dijual kembali demi kebutuhan lainnya, yoohan adalah seorang Beta dan bertemu dengan mate nya pada saat Grace sang omega berkunjung ke negaranya untuk sekedar berjalan-jalan.

Tak lama setelah mereka bertemu Yoohan memutuskan untuk menikahi mate nya itu dan membawa Grace ke dalam kawanan pack nya, karena Grace dan Yoohan berbeda negara ditakutkan mereka tak dapat hidup tenang. Karena seorang werewolf jika sudah menemukan mate mereka akan jauh lebih tersiksa.

Dan dari dasar itulah Yoohan dan Grace akhirnya menikah, meskipun pack Yoohan adalah pack kecil namun Grace menerima dengan senang hati dan bersedia sehidup semati dengan Yoohan. Dan buah dari hasil pernikahan dan mating mereka adalah Jeonghan.

Keluarga jeonghan hidup dengan sederhana, hangat, rukun dan bahagia. Ibu yang bekerja di dapur pack dan ayah yang bekerja di ladang, sungguh keluarga yang sangat harmonis hingga jeonghan remaja dan memasuki usia matang

Disaat itulah kabar buruk menimpa keluarga nya bertubi-tubi. Tepat pada saat usia jeonghan 20 Tahun jeonghan mendengar ayahnya mati diserang oleh sekelompok Rouge disaat ayahnya bekerja di ladang.

"Jeonghan, jeonghan, jeonghan!!" Yeosang berlari secepat kilat menghampiri jeonghan

"Yeosang, kenapa kamu berlari? Bagaimana jika kamu terjatuh, oh Moon Goddess"  sahut jeonghan khawatir, tak peduli dengan tuturan jeonghan, yeosang segera memeluk sahabat nya tersebut. Sontak jeonghan bingung dengan apa yang dilakukan sahabat nya

"Jeonghan... Hiks.. j-jeong..han.. huks" ya, yeosang menangis di pelukan jeonghan

"Hei!! Ada apa dengan dirimu sangie?siapa yang mengganggumu katakan padaku??" Jeonghan bingung, dipikirannya mungkin yeosang diganggu oleh omega atau beta lain. Karena yeosang adalah omega cantik pasti banyak Beta atau bahkan Alpha yang ingin menghabiskan masa rut dengannya.

Namun hanya gelengan yang di dapatkan jeonghan, lalu jika tidak diganggu ada apa?
"Katakan padaku ada apa sangie?"

"Jeonghan.." ragu, yeosang ragu melanjutkan dan hanya menatap jeonghan dengan mata sembabnya

"Tidak apa, katakan saja"

"Ayahmu, diserang Rouge"

Bamm!! Bagai diserang petir disiang hari setelah mendengar ucapan yeosang, jeonghan merasa seluruh tubuhnya lemas dan kaki yang awalnya kokoh berdiri kini berubah menjadi jelly dan jeonghan terduduk lemas di lantai

Jeonghan memikirkan banyak hal di pikiran nya sekarang, bagaimana dengan ibunya? Apakah ibunya tahu? Atau bagaimana Nasib ayahnya? Apakah lukanya dalam? Dan apakah ayahnya masih hidup?
Pertanyaan itu terus berputar di otak dan kepala jeonghan membuat jeonghan merasa pening dan tengkuknya terasa sangat sakit

Namun sepersekian detik setelahnya, Grace menghampiri jeonghan dan memeluknya dengan sangat erat

"Oh Moon Goddess terimakasih!!" Grace menangis di pelukan jeonghan

"Ibu? Apa ibu tahu ayah dimana sekarang?" Jeonghan membalas pelukan ibunya dan berkata lirih di telinga Grace. Tak ada sahutan hanya anggukan yang jeonghan dapatkan

"Anakku.. ayahmu sudah tiada" tutur Grace

Bamm!! Sekali lagi bagai disambar petir kedua kalinya jeonghan kali ini benar-benar terkejut bukan main hatinya sakit sangat amat.  Tangisannya pecah dipangkuan ibunya.

Sore hari jasad Yoohan ditemukan dengan keadaan mengenaskan, seluruh tubuhnya penuh luka dan salah satu mata Yoohan terlepas karena serangan Rouge yang amat sangat ganas.

Tak sanggup melihat, jeonghan dan Grace hanya saling berpelukan sesaat sebelum tubuh mengenaskan Yoohan dimakamkan.

Pada saat itu seluruh kehidupan jeonghan hancur, ayah yang sangat ia sayangi, kini sudah tiada dan rumah yang tadinya dipenuhi canda tawa kini dipenuhi tangisan. Jeonghan melihat Grace, bingungnya kenapa Grace tidak terlihat berduka

"Ibu, ada apa dengan wajahmu?"

"Memangnya ada apa di wajah ibu jeonghan?" Grace memegang wajahnya, takut jika ada yang aneh

"Ekspresi apa itu, yang ibu berikan?" Jeonghan penasaran amat penasaran, kenapa ibunya tak bereaksi sama dengannya.

Grace tersenyum lalu menjawab "Anakku, ibu hancur sangat hancur bahkan lebih hancur dari siapapun saat ini.." jedanya "namun, ibu bersyukur kepada Moon Goddess, bahwa disaat Yoohan diserang oleh Rouge kau tidak ada disana" lanjut nya. Memang terkadang jeonghan diminta ayahnya untuk membantu di ladang, namun saat kejadian beruntung jeonghan sedang berada di dapur pack.

Grace tersenyum dan memeluk jeonghan, anak, keluarga, kekuatan yang ia miliki satu-satunya.

1 bulan berlalu

Pasca kematian sang ayah, jeonghan memutuskan untuk membantu sang ibu berada di dapur pack sebagai pelayan Alpha.

"Ibu semua sudah aku kerjakan, ada lagi yang harus aku lakukan?" Tanya jeonghan pada Grace

"Anakku hebat, tidak ada semuanya sudah selesai, kau bisa beristirahat dan kembali ke rumah ibu akan segera menyusul" Jeonghan mengangguk mendengar perkataan ibunya.

Jeonghan patuh, ia keluar dari dapur pack dan berjalan memasuki hutan. Memang kastil Alpha dengan rumah jeonghan tidak jauh namun juga memerlukan waktu untuk sampai kesana

Ditengah perjalanan jeonghan tak langsung pulang, ia membelokkan jalannya menuju air terjun yang tidak terlalu tinggi dan tenang, ia duduk di pinggir batu besar.

Jeonghan POV

'sungguh indah, ayah melihat ku di sana kan? Tetaplah bahagia selalu ayah' ucapku dalam hati

Aku hanya memandangi air tenang yang mengalir dan sesekali memasukkan kakiku kedalamnya dan melamun

Namun, setelah sekian lama melamun aroma yang begitu pekat menusuk hidungku membuyarkan lamunanku, aroma yang sangat asing seperti aroma Woody, Jasmine, patchouli yang bercampur menjadi satu sangat amat menusuk hidungku

Anehnya tubuhku bereaksi terlalu berlebihan
"Oh.. aroma ini?" Seluruh tubuhku bergetar, wolf yang ada di dalam diriku meraung-raung memenuhi kepalaku

"Kana, ada apa denganmu? Tidak bisanya kau seperti ini, kumohon hentikan" ucapku dengan melakukan mindlink dengan Kana

"Mate!! Mate rgghh"  Kana menjawab, baru kali ini aku melihat Kana se- agresif ini.

Tapi sungguh aroma khas ini membuat tubuhku kaku dan meremang, kurasakan jantungku berdebar sangat kencang sampai aku takut akan ada orang yang mendengarnya. Ku amati sekeliling hingga aku melihat sosok tampan berdiri di ujung jalan menuju arah ku

Feromone yang tercium sangat jelas, bahkan semakin jelas dan menusuk saat ia berada tepat di depanku.

"Mate" ucapnya

Aku tersentak kaget, mendengar kata itu. Apa benar dia adalah mate ku?

-


Hallo readers, bagaimana kabar Kalian?
Semoga hari kalian menyenangkan dan penuh dengan kebaikan.

Lalu apa tanggapan kalian di chapter ini?
Jika ada uneg-uneg jangan segan untuk komentar
Dan vote supaya aku semangat nulisミ⁠\⁠(⁠≧⁠ロ⁠≦⁠\⁠)
//Bow

Oke, see u next chapter and bye^^

Evangeline My'luna "JEONGCHEOL" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang