slice of life

375 45 1
                                    

Perjalanan mereka baru dimulai bahkan belum sehari, tapi jeonghan sudah bergerak gelisah.

"Kau pasti sedikit terganggu bukan? Maafkan aku kita tidak bisa pergi menggunakan sihir." Seungcheol yang mengetahui jeonghan bergerak gelisah.

"Tidak apa-apa Alpha, aku hanya sedikit belum terbiasa dengan perjalanan jauh." Jeonghan tersenyum manis. "Mmm dan tunggu, kau tadi bilang sihir? Aku tak salah dengar bukan?"

"Tentu saja tidak jeonghan-" kali ini jun yang menjawab. "Kawanan kami memiliki sihir yang secara turun temurun ada di setiap generasi. kau tak perlu terkejut, kau akan paham jika sudah tiba disana."  Jun menjelaskan

Mata jeonghan mengerjap lucu, sangat unik jika kawanan pack mempunyai ilmu sihir.

"Alpha, coba ceritakan sedikit tentang pack Empirs." Pinta jeonghan

"Baiklah. pack Empirs adalah satu-satunya pack yang mempunyai  ilmu sihir secara turun temurun. Bahkan kami mempunyai akademi sihir didalamnya, lalu gaya arsitektur kami sedikit berbeda dengan arsitektur pack mu dan cara berpakaian kami juga sedikit ada perbedaan. Tapi kau tidak perlu khawatir jeonghan, kau akan cepat beradaptasi. Percayalah."

Mendengar penjelasan Seungcheol, jeonghan yakin bahwa pack Empirs adalah pack hebat yang pernah ia datangi. Jeonghan semakin tidak sabar dengan hal itu. Lalu tak lama kemudian mata jeonghan mulai terpejam.

.
.

Entah sudah berapa lama jeonghan tertidur, ia terbangun karena merasakan sakit pada bagian lehernya.

"Kau sudah bangun? Apa Tidurmu tidak nyaman ?" Jeonghan hanya tersenyum menanggapi Seungcheol. "Kita sudah sampai hutan wilayah sihir Empirs."

Jeonghan terkejut, ia segera melihat kearah luar. Tapi tidak ada yang istimewa, ia hanya melihat tumpukan salju di pohon yang mulai mencair, dan gelapnya langit menambah pemandangan diluar semakin mencekam.

"Aku takut" suara lirih itu terdengar, Seungcheol hanya terkekeh

"Kau tidak perlu takut, kita aman disini. Ini memang sudah dini hari dan kau tidak akan bisa melihat apapun dari sini." Mendengar perkataan Jun, jeonghan tersipu malu entah karena apa.

"Untuk mempersingkat waktu kita akan menggunakan sihir mulai dari sini." Ketika Seungcheol mengatakan hal itu, mata jeonghan berbinar.

"Aku hanya tertidur sebentar dan ternyata kita sudah sampai sejauh ini" jeonghan berbicara dengan sangat bersemangat.

"Kau tertidur hampir seharian penuh. Maka dari itu leher mu sakit, jeonghan." Seungcheol benar-benar dibuat gemas dengan tingkah jeonghan. Jeonghan seakan tak percaya hanya bisa membuka mulutnya terkejut lucu.

"Sepertinya di depan adalah titik terbaik untuk memakai itu Alpha, dan sepertinya penyihir kita sudah siap" kali ini jun bersuara.

"Baiklah sebentar lagi kita akan turun. Persiapkan diri kalian teman-teman" perintah Seungcheol pada seluruh kawanan yang ia bawa.

Selang beberapa menit, kini satu persatu kawanan Empirs mulai turun dari kendaraan mereka. Waktu saat ini masih terlalu dini, matahari belum menampakkan dirinya, dan bahkan bulan masih terlihat samar diatas langit.

Seperti hal yang dilakukan Rosy, penyihir yang Seungcheol bawa juga melakukan hal yang sama. Namun jika Rosy dapat mengirim semuanya sekaligus, maka penyihir ini membutuhkan waktu untuk mengirim mereka.

"Persiapan selesai Alpha." Ucap sang penyihir kepada Seungcheol.

"Jeonghan-" Seungcheol menoleh pada jeonghan. Ia merasakan tangannya digenggam erat oleh jeonghan. "Tak perlu takut, aku ada disini bersamamu." Mendengar perkataan itu jeonghan hanya mengangguk

Evangeline My'luna "JEONGCHEOL" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang