Decision

386 42 0
                                    

Jeonghan tengah menatap kosong syal biru diatas meja yang berada di depannya. Malam sudah larut, namun jeonghan masih terpaku dengan kegiatan menatapnya. Pasalnya semenjak Seungcheol meninggalkannya tadi, ia benar-benar hanya memikirkan apa yang Seungcheol ucapkan padanya.

tok tok tok

Bunyi ketukan pintu dari kamar Grace, tentu saja kalian tau siapa yang mengetuk bukan.

"Ibu.., sudah tidur?" Kepala itu menyembul pelan dari balik luar pintu kayu.

Grace tersenyum melihat tingkah laku anaknya. "Ada apa anakku? Kemarilah." Mendapatkan izin dari Grace lantas jeonghan segera masuk.

Ia tak duduk disamping ibunya, melainkan duduk di lantai dan memeluk kaki Grace dengan kepala yang ia sandarkan apik di pangkuan ibunya.

"Apa yang aku pikirkan jeonghan?" Tanya Grace dengan lembut mengusap rambut jeonghan

"Bu..., jika aku harus pergi, apa ibu akan ikut bersamaku?"

"Siapa yang membawa mu pergi sayang" Grace mengira itu adalah candaan jeonghan akibat mimpi buruk.

"Bukan begitu.." Jawab jeonghan dengan nada lirih

"Lantas?"

°
°
Jeonghan terbangun karena mendengar dengkuran halus memenuhi pendengarannya, ia sangat sensitif dengan suara dan gerakan. Ia tersenyum hangat karena Seungcheol masih tetap berada di pelukannya saat ia terbangun

Lama sekali jeonghan menatap kagum bentuk wajah yang sedang mendekapnya.

"Kau sudah bangun?" Suara serak itu membuyarkan lamunan jeonghan.

"Mhmm"

"Kenapa sebentar sekali kau tidur?" Seungcheol tak kunjung membuka mata, dan semakin menempel pada jeonghan.

"Aku sangat sensitif dengan suara dan gerakan. Kau mendengkur.. jadi aku terbangun."

"ahh, maafkan aku.. ini adalah tidur ternyaman ku, aku jadi tidak sadar kalau aku mendengkur tadi."

Gelak tawa terdengar dari mereka.

Seungcheol melepaskan pelukannya dari jeonghan, dan merapikan tatanan rambut serta pakaiannya. Terlihat raut kecewa dari jeonghan karena Seungcheol melepaskan dekapannya.

'ah sudah terlepas, padahal aku masih ingin..' batin jeonghan.

"Jeonghan, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" kali ini mimik wajah Seungcheol mulai serius.

"Ya? Ada apa?" Jujur dalam hati jeonghan saat ini ia merasa berdebar entah karena apa.

"Kau tahu tugasku disini sudah hampir sepenuhnya selesai. Dan.. aku akan kembali ke pack Empirs" seungcheol mengatakan itu dengan hati-hati. Terlihat jelas dari mimik wajah jeonghan yang terkejut.

"A-apa?" Jeonghan masih terpaku dengan keterkejutan nya dan tak bergeming.

"Tidak, maksud ku bukan seperti itu Han.."

"Lalu apa Seungcheol-ah.." jeonghan seakan menahan air mata yang siap meluncur kapan saja.

"A,aku berniat untuk membawamu bersamaku."

"Ha?!! Kau bercanda Seungcheol?" Nada jeonghan meninggi, dan Seungcheol hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Jeonghan mengamati tatapan mata Seungcheol untuk mencari sebuah kebohongan. Namun nihil, tatapan mata Seungcheol seakan sudah menjelaskan bahwa itu adalah kebenaran.

"Aku akan menunggu jawaban darimu jeonghan, tak perlu terburu-buru masih ada waktu satu Minggu lagi untuk keberangkatan ku. Aku harap kau memilih keputusan yang terbaik, karena aku adalah mate mu, dan kau adalah mate ku"

Evangeline My'luna "JEONGCHEOL" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang