21

953 65 31
                                    

Semilir angin sejuk menerpa wajah kian Santang , dirinya saat ini berada di taman bunga yang dibuat oleh kedua yundanya Ratna Wulan dan rara Santang.

Entah apa yang tengah difikirkan oleh pangeran kesayangan Pajajaran itu , dari tadi raut wajahnya terlihat sangat gelisah seolah olah merasakan suatu kekhawatiran.

"Kenapa rasanya ada yang disembunyikan oleh ayahanda dan ibunda ya "ucap kian Santang entah pada siapa.

Bukanya dirinya meragukan kedua orang tuanya , tapi dirinya masih penasaran bagaimana bisa abikara yang hanya sepupunya bisa memiliki wajah yang sama dengan nya.

Dan lagi kenapa bisa rakanya abiyasa selalu memandang Raka abikara dengan tatapan rasa bersalah seolah olah Raka abiyasa telah melakukan sebuah kesalahan pada Raka abikara.

"Ya Allah hamba mohon apapun yang akan terjadi nantinya , janganlah ada yang terluka diantara semua saudara hamba"doa kian Santang.

Dirinya kemudian memejamkan matanya dan mencoba untuk mengatur hawa murninya , agar tidak melukai yang lainnya saat nanti dirinya menggunakan jurus Auman dewa harimau.

Sedangkan orang yang dikhawatirkan oleh kian Santang saat ini sedang memandang kosong ke arah danau di dekat tempat latihan para pangeran Pajajaran.

"Sampai kapan kau akan merahasiakan ini dari Rayi kian Santang , Rayi abikara"tanya abiyasa yang berdiri di belakangnya.

"Aku harus bagaimana lagi Raka , kita bahkan belum bisa menghubungi Raka abisenta bagaimana mungkin aku mengatakan pada Rayi kian Santang bahwa sebenarnya aku adalah rakanya aku tidak mau dirinya kembali hancur seperti dulu Raka "ucap abikara sendu.

Abikara dan kian Santang sebenarnya adalah saudara kandung namun penyerangan pada kerajaan Pajajaran yang dilakukan oleh Senopati argadana membuat prabu Siliwangi menitipkan abikara kepada yundanya Parwati dari kerajaan kandang Wesi.

Namun sampai sekarang abikara belum berani mengatakan pada kian Santang bahwa sebenarnya dirinya adalah rakanya , alasan nya karena kian Santang masihlah sangat terpukul atas kepergian layang Kusuma.

Dirinya sebenarnya juga rindu kepada ibu kandungnya ratu Subang larang namun apalah daya dirinya sendiri masihlah takut jika Rayi nya kian Santang malah akan semakin sedih dengan semua kebenarannya.

"Lalu kapan aku akan mengatakan semuanya Rayi , jujur aku sudah jengah melihat semua ini " ucap abiyasa lagi.

"Daripada menyuruh diriku mengatakan yang sesungguhnya , lalu kapan Raka juga akan mengatakan tentang Raka abisenta "tanya abikara serius.

Abiyasa terdiam mendengar pertanyaan itu dirinya sendiri pun tidak tau harus bagaimana untuk mengatakan yang sebenarnya pada Rayi nya kian Santang.

Apalagi sekarang situasi nya layang Kusuma menjadi musuh mereka , dan para golongan hitam masih mencari masalah dengan kerajaan Pajajaran dirinya tidak mau membebani Rayi nya kian Santang.

"Aku juga tidak tau Rayi , mungkin aku akan mengatakan semuanya nanti malam karena aku takut jika Rayi kian Santang tau dari orang lain dirinya akan lebih terluka "ucap abiyasa akhirnya.

"Assalamualaikum putraku abikara dan abiyasa "ucap ratu Subang larang yang datang bersama dengan ratu kentring manik dan ratu ambet kasih.

"Waalaikumsalam ibunda "jawab mereka serempak.

"Apakah kau sudah memutuskan kapan akan memberi tahu Rayi mu kian Santang bahwa kau adalah Raka kembar nya putraku abikara "tanya ratu Subang larang lembut.

"Ananda belum tahu ibunda , apakah Rayi kian Santang nantinya akan mempercayai bahwa aku adalah Raka kembar nya "jawab abikara sendu.

Dirinya sedih karena tidak bisa mengakui bahwa dirinya adalah putra ayahanda dan ibundanya , tapi disisi lain dirinya juga tidak mau Rayi nya terluka lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raden Kian SantangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang