C H A P T E R 40 [ END ]

52 1 0
                                    





Tiba di rumah sakit renzi segera membawa lia masuk ke dalam rumah sakit.

"Sus, tolongin pacar saya sus" ucap renzi

Suster yang berada di rumah sakit dengan cepat mendorong bangsal menuju ruang operasi saat tiba di ruang operasi

"Dokter saya mau masuk juga, dokter saya mau melihat pacar saya" ucap renzi.

"Maaf pak, tolong kerjasama anda bisa menunggu di luar terlebih dahulu. Biar kami yang masuk" ucap dokter

Pintu ruang operasi sudah tertutup dan lampu operasi sudah menyala, bahu renzi seketika merosot raga dia lemah.

"Arghh, lo goblok ren. Lo nggak becus jaga lia" ucap renzi menarik rambutnya frustasi.

Sejujurnya ia bingung saat nanti kedua orang tua lia menanyakan kondisi anaknya.

"Deby lo sialan, argh" ucap renzi.

Renzi melihat ada bodyguard ayah disana renzi memutuskan untuk berbicara kepada bodyguard ayah.

Ia hanya ingin deby di penjara atas tindakan nya tersebut. Kalau bisa sakit dibalas dengan rasa sakit dia.

Ponsel renzi berdering kemudian ia mengangkat panggilan suara, ternyata yang menghubungi dirinya adalah sang ayah.

[Bang, gimana keadaan lia]

"Lia ada di ruang operasi yah, abang nggak becus jagain lia. Abang nggak pantas buat lia" ucap renzi.

[Kasih tahu ayah, kamu ada di rumah sakit mana]

"Rs. Sejahtera, yah. Ayah abang minta tolong kasih tau papi, sama mami karin pelan-pelan, ya yah" ucap renzi

[Iya, kamu tenang saja. Lalu bagaimana dengan deby? Sudah kamu tangkap?]

"Sudah ayah, deby sudah ditangkap" ucap renzi.

[Kalau gitu, ayah, bunda, papi, mami mau kesana. Kasih tahu kita kalau operasi nya sudah selesai]

"Iya ayah"

Tepat setelah selesai mematikan panggilan suara pintu operasi terbuka, renzi berdiri melihat tubuh lia yang terbaring lemah tak berdaya.

Mengapa rasanya sakit sekali melihat lia yang tertidur dengan lelap.

"Pasien akan kami pindahkan ke ruang rawat" ucap dokter.

"Silahkan dokter bawa ke ruang rawat VVIP" ucap renzi.

Sesuai dengan instruksi renzi para suster tersebut membawa lia ke ruang rawat VVIP.

"Baik, kalau gitu kami permisi dulu" ucap para suster dan dokter.

Renzi tertatih berjalan ke arah tempat tidur rumah sakit, dirinya duduk dan menggenggam tangan lia

"Lia maafin aku, aku nggak becus jaga kamu. Tidur nya jangan lama-lama ya cantik, aku kangen sama kamu, padahal sedikit lagi kita mau menuju halal, deby sudah ditahan oleh polisi atas tindakan nya, aku bingung gimana cara jelasin ke papi kamu, sayang bangun" ucap renzi.

R & A [ COMPLETED ] [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang