Mentari kini menampak kan dirinya, derapan langkah kaki seseorang bergema di penjuru lorong yang cukup panjang tersebut. Seseorang tersebut kini tengah mengangkat telepon nya.
"Ya tuan? "
Tampak ia berhenti di sebuah jendela besar lorong tersebut, sambil menelpon sambil melihat pemandangan, memperlihatkan kota yang seperti biasa ramai akan orang lalu lalang hanya untuk pergi bekerja.
"Baiklah kalau begitu tuan, saya akan segera kesana, cepat atau lambat"
"... "
"Waalaikumsalam"
Ia segera keluar gedung dengan derapan sepatu dinas nya yang kembali bergema, memasuki lift kemudian keluar gedung, ia segera pergi menuju parkiran, dimana kendaraan nya terparkir.
Segera mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi, keadaan kota yang belum terlalu ramai ini membuat nya bebas cepat atau lambat.
Ia kini memasuki jalan yang tak teraspal, tapi halus akan tanah, sebelah kanan kiri terlihat hutan lebat, sebuah rumah yang masih berdiri tegak masih terlihat berpenghuni, dengan segera is memarkirkan motor tersebut.
"Assalamu'alaikum! "
Ceklek..
"Eh! Nak Kopassus.. Ada apa ya nak?.. "
"Saya minta titip motor saya boleh mbah? "
"Ya tentu, tadi saudara mu kalau tak salah TNI kan ya? Dia juga titipin motor nya"
"Wah, terimakasih banyak atas itu mbah, ini sebagai imbalan nya" Kopassus tampak merogoh saku nya dan mengeluarkan benda kotak yang terlipat, dompet. Ia mengeluarkan uang bernilai seratus ribu rupiah.
"Tidak usah nak! Saya tidak kerepotan kok"
"Terima saja mbah, saya ikhlas"
"Kamu itu repot-repot saja, baiklah kalau begitu"
Ucap nya menerima uang tersebut, kemudian Kopassus pamit dan memarkir kan motor nya disebelah motor yang tak lain milik TNI.
'Anak itu.. Selalu saja memberi imbalan kepada ku dengan saudara nya.. Aku jadi merasa direpot kan.. "
Kopassus kini memasuki hutan belantara kearah Timur, ia berjalan santai, tak memainkan gawai nya karena kemungkinan di hutan tak ada sinyal untuk gawai nya.
/gawai:handphone/
Dirinya kini keluar hutan, melihat desa yang cukup luas, yang selalu disebut desa Nusantara, melihat warga yang tentram membuat hatinya tenang, tak seperti di kota nya, selalu membuat masalah.
Sesampai nya didepan istana, penjaga menanyakan keperluan nya dan juga identitas nya agar diketahui.
"Saya Kopassus, mungkin kebanyakan dari kalian belum mengenal saya, keperluan saya disini untuk menemui kangmas TNI"
"Ah, yang disuruh pangeran untuk membiarkan orang dengan baret merah masuk.. Baiklah, anda boleh masuk"
Penjaga tersebut membuka pintu yang dibilang cukup besar, kemudian mempersilahkan masuk Kopassus.
Didalam ia dituntun oleh seorang pembantu pria yang bertugas mengantar tamu, kadang juga tidak.Sesampai nya di ruang tamu, dimana tempat berkumpul, dipersilahkan duduk. Disana juga ada seorang wanita tengah duduk membaca buku.
"Ekhem.. Kau adik angkat nya TNI bukan? "
"Y-ya.. "
Suasana terlihat canggung, walau wanita tersebut tetap tenang membaca buku, saat berbicara pun ia tetap menghadap buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGICAL-GARUDA
Historical Fiction[Sampul cari di google] Legenda itu, membuat Indonesia sedikit tegang, pasal nya banyak yang curiga kalau dia seorang anak raja tersebut. Ya, Indonesia. Telah menyamar menjadi seorang biasa, nama samaran nya pun Indonesia Raya. Dirinya mempunyai...