[1]. Sah🌷

5.5K 195 53
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN

☘︎ HAPPY READING ☘︎

Hari yang di tunggu-tunggu oleh kedua pihak mempelai, setelah membicarakan niat serius Bram dan menentukan tanggal pernikahannya akhirnya hari ini adalah pelaksanaan akad yang akan di adakan di rumah mempelai perempuan.

Rinjani sangat anggun dengan kebaya putihnya dengan adat jawa yang melekat pastinya, "mba Jani beneran nerima mas Bram ?" tanya Rani saudara sepupunya

Jani menghela nafas, "insyaallah Ran, mas Bram memang sudah jodohnya mba" jawab Rinjani tersenyum tipis

"Mba Jani, apa udah ndak ada harapan lagi buat mas Rama mba ?" tanyanya mengingat Rinjani memang sedang menjalin hubungan dengan Rama, laki-laki kampung sebelah

"Mba Jani sudah bilang ke mas Rama, kalau mba sudah menerima lamaran mas Bram dan mas Rama sudah ikhlas legowo menerimanya"

"Lagian mas Rama juga ndak pernah to ada itikad baiknya buat nembung ke bapak buat ngelamar mba"

*nembung : membicarakan hal serius dengan orang tua mempelai wanita untuk melanjutkan hubungan ke tahap jenjang yang lebih serius

"Rani paham mba, semoga mba bahagia ya sama mas Bram" sahut Rani kemudian memeluk Rinjani singkat

Tokk

"Ayo nduk, mba Jani nya di bantu ke bawah acaranya udah mau mulai" kata Dasri ibu Rani

"Nggeh bu, bentar ya Rani tak bantu mba Jani dulu" sahut Rani

"Iya cepetan loh yo"

Rani menatap Rinjani singkat, "mba udah siap to ?" tanyanya

"Bismillah, ayo Ran" jawab Rinjani tersenyum lalu keluar dari kamar di bantu Rani di sampingnya

Setelah sampai di dekat Bram, Rani membantu Rinjani untuk duduk di samping Bram. Setelah itu Rani berlalu ke belakang mempelai.

Bram menyunggingkan senyum tipisnya lalu menoleh dan berbisik pelan, "ayune to dek Jani" pujinya pelan

Rinjani menahan senyumannya, "makasih mas" sahutnya tidak kalah pelan

Sebentar lagi adalah ijab kabul, Bram akan melafalkannya untuk kedua kalinya. Melafalkan ijab kabul dalam akad nikah akan menjadi suatu acara atau momen yang sakral sekaligus momen yang sangat mendebarkan terutama untuk calon pengantin pria.

Dengan menarik nafas dalam-dalam, berdeham singkat menghilangkan kegugupannya, Bram pun menatap yakin pak penghulu bahwa dirinya sudah siap untuk melakukannya.

"Monggo mas Bram berjabat tangan" titah pak penghulu

"Sudah kedua kalinya mestine wes ndak gugup to mas ?" gurau pak penghulu dan hanya dibalas senyuman tipis oleh Bram

Wardiman mulai menjabat tangan Bram, begitupun juga Bram. Dengan pautan tangan mereka yang sudah Bram genggam kuat-kuat, Wardiman pun mulai membimbing Bram mengucapkan ijab kabul,

"Ananda Bramantyo Krisnamurthi Bin Bayu Krisnamurthi, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak kandung saya, Rinjani Ayuningtias Binti Wardiman, dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat, serta Cincin 500 gram, dan 1 unit rumah dibayar tunai."

Bram menahan nafasnya, "Saya terima nikah dan kawinnya, Rinjani Ayuningtias Binti Wardiman dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Pak penghulu mengangguk kecil lalu menatap sekitar, "Sah?"

"SAH." ucap seluruh tamu yang datang secara bersamaan.

Rinjani tersenyum tipis, akhirnya dia sah menjadi istri  menjadi istri seorang Bramantyo.

Terdengar riuh tepuk tangan dari semua tamu undangan yang telah hadir, "alhamdulilah sah buk, kita wes jadi besan" kata bu Sri, ibunya Bram dengan senyum bahagianya tidak lupa memeluk Darmi

"Ternyata saya kalah cepet yo sama mas Bram, semoga kamu bahagia ya, saya ikhlas" batin Rama yang melihat gadis pujaan hatinya sudah sah menjadi istri orang

"Padahal saya baru mau ngelamar kamu tapi malah denger kabar kalau kamu sudah di pinang mas Bram" gumannya lalu meninggalkan rumah Rinjani

Setelah mencium tangan Bram yang sudah sah menjadi suaminya, kini keduanya bergantian memasangkan cincin pernikahannya, dan bagian terakhir Bram mencium kening Rinjani dengan lembut.

"Wes ta pak bos di lanjut nanti ae" gurau Jono anak buah Bram

"Wes ndak sabar rupanya mas Bram ini" tambah pak penghulu dan mendapat sorakan dari semuanya

Sedangkan Rinjani memalingkan wajahnya yang sudah merah, "jangan gitu to pak, bojoku isin" sahut Bram menatap Rinjani

Rinjani yang di tatap langsung mencubit paha Bram pelan, "sakit dek" ringisnya dan semuanya tertawa melihatnya

Selasa 1 Agustus 2023

50 komen + 25 vote cus part selanjutnya...

𝐌𝐚𝐬 𝐁𝐫𝐚𝐦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang