Touch - Bagian 26

12.2K 799 20
                                    

Semesta selalu punya alasan atas apa yang dilimpahkan terhadap seisinya. Entah itu dengan cara yang getir bahkan membuat menderita sekaligus, namun semua itu hanya untuk mencapai satu tujuan ---yakni mendewasakan. Tidak ada manusia yang benar-benar dewasa, manusia hanya terkurung dalam kerangka kedewasaan sehingga memaksa pola pikir mereka untuk melakukan hal yang sama.

Jalan yang dilalui mungkin tidak mudah dan harus tertatih agar bisa mencapat tujuan, namun katanya semua akan terasa begitu ringan ketika kita menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Ikhlas adalah hal yang sangat mudah dikatakan namun kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan dan membutuhkan tekad kuat untuk itu semua, sesuai dengan ganjarannya.

Ara memang terlahir dalam keluarga yang cukup, kedua orang tuanya harmonis dan menyayanginya, namun dilain itu dia harus menghadapi fakta bahwa ada bagian keluarga yang membenci dirinya, ia kehilangan ayahnya dan juga berjuang keras demi memertahankan apa yang menjadi miliknya selama ini. Tidak mudah awalnya, dari yang dia mendapat semua secara mudah lalu beralih harus bekerja keras karena orang yang selalu memanjakannya telah tiada. Ara berubah menjadi perempuan yang menangguhkan kedua kakinya karena ada sosok ibu yang harus dia jaga dan bahagiakan. Dia meminta Mamanya untuk berada dirumah dan dirinya yang akan lebih banyak bekerja, karena Ara tidak bisa selalu mengandalkan harta keluarga.

Cepat atau lambat itu semua akan hangus jika Ara tidak menggunakannya dengan benar.

Ya, seperti itulah cara semesta bekerja. Tidak ada yang pernah tahu kapan roda kehidupan berputar, kecuali jika ada seseorang yang berniat menjegal rodanya sehingga akan tetap berada diatas. Setiap manusia memiliki kesulitan masing-masing, namun bukankah Tuhan menjanjikan bahwa disetiap kesulitan akan ada kemudahan?

Dan sekarang, Ara tengah memetik buah dari hasil kesabarannya setelah begitu lama. Sepuluh tahun dia menunggu sebuah kepastian tentang balasan cintanya, berangan-angan memiliki suami yang menyayangi dan bertanggung jawab serta pemimpinnya dimasa depan, menjadi seorang istri yang selalu menyiapkan keperluan sang suami setiap hendak berangkat kerja, membangun sebuah keluarga harmonis dan memiliki anak-anak yang lucu. Impian yang awalnya Ara pikir tidak akan terwujud dalam waktu dekat ternyata Tuhan memiliki jalan lain untuknya.

Memang bukan pria yang sama dengan yang Ara tunggu selama sepuluh tahun, namun yang pasti dia adalah pria terbaik dan mampu memberinya kepastian serta komitmen untuk membangun masa depan bersama.

Yardan Dirgayasa, pria yang menunjukan kepada Ara bahwa sikap seseorang tidak melulu dapat dinilai dari penampilan. Sosok pria yang telah salah Ara nilai selama belasan tahun dan dihindari, ternyata sekarang justru sedang duduk berhadapan dengan penghulu, menjabat tangan saksi dan akan 'mengambilnya' untuk menjadi teman seumur hidup. Yardan Dirgayasa adalah definisi dari don't judge book by this cover. Karena dari Yardan, Ara banyak belajar bagaimana untuk menghargai orang lain tanpa melihat dari kalangan mana mereka berada.

Ara bukan manusia rasis namun sesekali dia juga sering menilai orang lain hanya karena penampilan, sifatnya itu perlahan mulai berubah seiring dengan ajaran yang Yardan berikan untuknya. Yardan Dirgayasa, mukanya memang terlihat seperti manusia galak dan menyeramkan, tapi dibalik itu terdapat jiwa seorang humoris dan juga baik hati.

Setelah dihari siraman kemarin, Ara kembali dibuat menangis haru hari ini setelah mendengar suara penuh ketegasan milik Yardan yang dengan begitu lantang mengucapkan ijab qabul, hati Ara terasa bergetar. Air matanya tak dapat ditahan dan mencelos begitu saja, membuat Adel yang melihat putrinya menangis langsung mengusap air mata itu dengan tissue yang diberikan Berlin.

"Jangan nangis, dong. Nanti make upnya luntur," celetuk Adel dengan senyuman jenakanya membuat Ara tertawa pelan.

Dia menganggukan kepala, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Diangkatnya kembali kepala saat semua tamu bertepuk tangan setelah kata 'sah' dikatakan saksi dengan penuh keyakinan. Senyumannya terpatri menambah kesan ayu pada wajahnya dihari bahagia ini, dalam balutan kebaya putih gading serta siger khas Sunda yang bertengger indah diatas kepala, wanita itu lalu dibawa mendekat menuju pria yang kini telah berhasil menyandang predikat sebagai suaminya.

TOUCH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang