Touch - Bagian 20

12.9K 872 18
                                    

"Emh ... enak banget!"

Yardan tersenyum manis melihat reaksi Ara saat menyantap seafood diatas piringnya. Suasana makan siang disebuah restoran seafood benar-benar ramai oleh pengunjung, yang kebanyakan juga sama-sama berlibur seperti mereka berdua. Setelah beristirahat sebentar, Yardan lalu mengajak Ara untuk makan siang direstoran yang tak jauh dari hotel. Karena waktu hari ini akan terasa singkat jadi mereka memutuskan untuk mengawali keliling disana, esok hari saja. Supaya lebih puas. Terlebih lagi Ara sempat mengatakan ingin ke pantai pasir merah muda yang terkenal indah oleh orang yang pernah merasakan sensasinya, Yardan tentunya setuju, apapun keinginan Ara maka sebisa mungkin akan Yardan kabulkan.

Rasa-rasanya Yardan tidak bosan melihat Ara yang siang ini terlihat sangat cantik ---wanita itu memang selalu kelihatan cantik, tapi khusus hari ini cantiknya berlipat. Ara memakai gaun pantai merah dengan motif bunga putih tanpa lengan, rambutnya yang panjang dan selalu digerai kali ini wanita itu ikat hingga menjuntai indah. Demi apapun, Yardan sangat menyukainya.

"Lo suka?" Ara mendongakan kepalanya dan mengangguk. Tentu, siapa yang tidak suka disuguhi makan siang seenak ini.

"Suka banget! Ini seafood terenak yang pernah gue makan."

Pria itu terkekeh bersama Ara, wanitanya terlihat makan dengan lahap. Hembusan angin menggerakan rambutnya yang tak terikat membuat Yardan langsung kembali membenarkannya, wanita tersebut hanya tersenyum malu.

Selesai makan siang, mereka memutuskan untuk berjalan kaki sekadar untuk melihat suasana disana sekaligus menikmati sisa waktu sebelum malam tiba.

"Silahkan dilihat gelangnya, Kak!"

Suara tersebut berhasil membuat langkah Ara terhenti dan menatap seorang pedagang dengan barang jualannya. Sebuah aksesoris lucu yang nampak berjajar dan tergantung secara rapih.

"Mau liat, ya?" Pintanya pada Yardan lalu mendekati pedagang tersebut dan mulai melihat-lihat barang disana.

Sebagai pecinta aksesoris tentunya Ara tidak bisa melewatkannya, terlebih lagi jika melihat modelnya yang cantik dan lucu ---tidak boleh Ara skip begitu saja!

"Itu bagus, tuh!" Tunjuk Yardan pada sebuah gelang yang sedang Ara pegang.

Wanita itu tersenyum seketika. "Bagus, ya?" Yardan mengangguk, dia pun ikut memindai sampai akhirnya mengambil sebuah cincin giok hitam.

Ara mengernyit sesaat ketika Yardan tiba-tiba menarik tangan kirinya, tanpa diduga lelaki itu memasangkannya pada jari manis Ara dan tindakan tersebut sukses membuat hati Ara merasa penuh oleh kehangatan. Ditatapnya secara lekat jari manisnya, cincinnya terlihat sangat pas dan cocok disana.

"Dipake sama lo ternyata jadi keliatan lebih cantik. Gue beli yang itu!" Putus Yardan yang lagi-lagi membuat Ara tertawa. Mau memuji saja banyak sekali alasannya.

Tak terasa sudah dua jam lamanya mereka berjalan-jalan disekitar hotel, langit yang semula cerah pun mulai berubah warna menjadi ke-oranyean pertanda sebentar lagi malam akan tiba. Ditangan Ara sekarang sudah terdapat sebuah kantung berisi beberapa aksesoris yang dia beli, rencananya itu akan dijadikan oleh-oleh untuk Mamanya dan keluarga Yardan juga, tentunya tidak lupa juga pada sahabat terbaiknya. Sengaja Ara belikan awal-awal supaya nanti tidak kerepotan.

Untuk pertama kali menghabiskan banyak waktu bersama Yardan, Ara mulai hapal apa saja kebiasaan pria itu. Yardan terbilang pria yang memiliki love language psychal touch, seperti setiap berjalan selalu merangkul, menggenggam, atau bahkan tak ragu memeluk pinggangnya. Yardan juga senang mengecupi pipi ataupun kening Ara. Tidak lebih daripada itu namun entah kenapa justru membuat Ara nyaman ---katakanlah dia lebay, cheesy, atau apapun itu, karena itulah yang dia rasakan.

TOUCH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang