Yardan merasa kewarasannya tertinggal saat Ara menghubunginya sambil menangis tersedu-sedu dan mengatakan sedang berada di rumah sakit. Baru satu jam dia pergi sehabis mengantar istrinya itu ke tempat bekerja lalu Ara tiba-tiba mengabari sedang berada di rumah sakit, rasanya seperti kepalanya dibenturkan ke dinding. Dia sampai mengendarai mobilnya dengan gila-gilaan, tidak bisa tenang, dan terus bertanya-tanya apa yang terjadi pada Ara sampai wanita itu ada di rumah sakit. Apakah Ara terluka?
Sampai akhirnya semua pertanyaan tersebut terjawab sesaat setelah Yardan tiba diruang UGD. Yardan mendapati Ara sedang duduk seorang diri masih sambil menangis, yang mengejutkan ialah, bagian atas pakaiannya nampak penuh oleh darah sehingga membuat kekhawatiran Yardan berkali-kali lipat.
"Sayang?" Panggilan tersebut berhasil membuat Ara mendongak dan menemukan Yardan berlari ke arahnya.
Wanita itu langsung berhambur memeluk suaminya dan menumpahkan air matanya disana. Menyadari bahwa istrinya nampak terguncang, Yardan balas memeluknya dan menepuk punggung Ara lembut.
"Kamu baik-baik aja, kan?" Ara mengangguk membuat Yardan menghembuskan napas dengan lega. "Aku disini, oke? Tenangin diri kamu dulu baru ceritain apa yang terjadi, ya?"
Yardan mendaratkan kecupan pada puncak kepala Ara, membawanya untuk kembali duduk tanpa melepaskan pelukan mereka. Ini adalah kesekian kalinya Yardan melihat Ara seperti ini, jika Ara sampai menangis sebegininya itu artinya sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Ia memejamkan matanya, merasa menyesal sekarang.
Setelah puas menangisi sesuatu yang belum Yardan ketahui dengan jelas apa alasannya, Ara mulai tenang meskipun isakannya masih tersisa. Yardan langsung memberinya minum dan membantu Ara melepas outernya yang berubah warna menjadi merah itu.
"Udah tenang?" Tanyanya memastikan dan langsung Ara jawab berupa anggukan. "Kalo boleh tau apa yang terjadi, hm? Kenapa baju kamu ada darahnya? Siapa yang ada didalem sana?" Yardan mengajukan pertanyaan lain secara beruntun membuat Ara menatap wajahnya secara lekat.
"Reno."
"Hm?"
Ara menelan salivanya dengan susah payah dan menarik napas dalam-dalam. "Salsa dateng ke kantor aku, dia marah-marah dan kacauin semuanya disana. Aku sempet berantem sama dia dan aku pikir Salsa gak akan senekat itu untuk lukain orang lain. Tapi, dia ternyata ambil pisau dan mau tikam aku, Yardan." Yardan mengusap air mata Ara yang kembali mengalir dipipi istrinya. "Sebelumnya aku kasih tau Reno, niat aku supaya Reno bisa bawa istrinya pulang. Tapi ternyata Reno datang dan tolongin aku, perutnya ke tusuk pisau Salsa ... Reno ...."
"Sshh ... oke-oke, aku ngerti. Gakpapa, aku disini. Reno akan baik-baik aja, percaya sama aku!" Ara meremas kemeja suaminya dengan erat, digigitnya bibir bawah secara kuat tak peduli hal itu dapat merobeknya.
"Dokter bilang dia kehilangan banyak darah, Yardan. Reno kayak gitu gara-gara aku!"
"Enggak, Sayang. Kamu gak salah! Hey ... dengerin aku!" Yardan menangkup kedua pipi Ara dan menatap tepat dikedua nayanika merah sang istri, wanita itu mendongak. "Reno datang kesana dan nolongin kamu. Aku sangat berterima kasih sama dia, karena kamu baik-baik aja itu karena dia. Aku yakin Reno akan baik-baik aja, kita berdo'a buat keselamatan dia, oke?"
Ara menganggukan kepalanya pelan. "Dia akan baik-baik aja?"
"Pasti. Dokter pasti mengusahakan yang terbaik dan Reno akan baik-baik aja. Jadi, udah ya nangisnya?" Wanita itu untuk kesekian kalinya mengangguk, membuang napas yang semula terasa tercekik lalu bersandar pada bahu sang suami.
Yardan dan Ara menunggu cukup lama didepan UGD dengan perasaan harap-harap cemas. Pria itu juga telah menghubungi ibu mertuanya untuk memberitahukan kabar tersebut pada keluarga Reno, setidaknya Adel pasti mengenal mereka. Ara menjadi lebih banyak diam karena mungkin dia juga terkejut dengan apa yang menimpanya, wanita itu sudah ditawari agar mendapatkan pemeriksaan tetapi menolak dengan dalih baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH (TAMAT)
Romance(Judul sebelumnya Redflag) Ara itu tidak suka cowok kasar. Sebagai pembaca setia dan penikmat novel romansa, Ara sering sekali membaca cerita dengan pemeran utama pria dengan karakter keras dan tegas lalu berakhir akan menyakiti si pemeran wanita. B...