Touch - Bagian 30

16.2K 800 33
                                    

Satu tahun kemudian ...

"Sayaang, sarapannya udah siap, nih!"

Seruan pertama yang terdengar dipagi ini tak membuat Ara beranjak dari tempatnya. Entah apa yang sedang wanita tersebut lakukan karena setelah keluar dari kamar mandi membasuh muka dan sikat gigi, dia mendadak terdiam disudut kamar seraya menundukan kepalanya seperti melihat sesuatu.

Helaan napas yang terdengar berat keluar dari mulutnya, hingga tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar yang dibuka dari luar membuat Ara mau tak mau menoleh dan mendapati suaminya memasang ekspresi bingung. Bertanya-tanya apa yang sedang istrinya lakukan sehingga tak menyahut saat dipanggil.

"Timbangan aku naik lagi, sebeell!" Rengeknya lalu menghempaskan bokong ke atas ranjang dan melipat kedua lengan didepan dada.

Mengetahui apa yang sedang Ara lakukan sedari tadi ---yakni menimbang badannya sendiri--- Yardan lantas tersenyum dan bergerak mendekatinya. Pria itu lantas bertekuk lutut dihadapan Ara dan menarik tangan wanita itu untuk bisa dia genggam.

"Kok cemberut? Bukannya bagus, ya?"

Ara menggeleng cepat. "Enggak! Aku makin gemuk, jelek. Liat jari aku? Udah kayak lengkuas semua, gede-gede!" Tangkas Ara, protes terhadap penampilannya yang menurut dirinya sendiri tidak secantik dahulu.

Lagi dan lagi Yardan hanya bisa tersenyum menanggapinya. Kedua tangannya kini turun dan menangkup perut istrinya yang membuncit, diusapnya penuh kelembutan serta sayang membuat raut wajah Ara perlahan-lahan melunak.

"Wajar, dong, sekarang jadi agak gemuk. Soalnya kan sekarang ada si bayi diperut kamu, nafsu makan kamu yang bertambah dari biasa karena dibagi sama si bayi. Untuk sekarang dia sangat bergantung sama Mamanya. Lagian kamu gak jelek, Sayang. Malah kamu keliatan gemesin!" Ara menipiskan bibirnya dan turut melihat perutnya sendiri.

Seperti yang diharapkan oleh semua orang. Semoga banyak hal baik terjadi dalam hidup mereka pun hal serupa juga dipanjatkan oleh Ara dan Yardan selaku pasangan suami istri baru, dimana mereka masih harus banyak belajar. Setelah hari yang menyedihkan lebih banyak hari-hari menyenangkan yang datang, tidak setiap hari memang namun setidaknya tidak sampai menguras air mata.

Menyatukan dua kepala dalam satu rumah itu bukan hal yang mudah dan pertengkaran akibat perbedaan pendapat tentunya pernah terjadi pada mereka, tetapi semuanya berlalu bak daun terbawa angin saat mereka sama-sama menekan ego dan mencoba saling memahami. Lagi.

Kegembiraan dalam keluarga kecil mereka bertambah saat beberapa bulan lalu kehidupan baru tumbuh dalam rahim Ara. Wanita itu mengandung anak pertama mereka diusia pernikahan yang terbilang masih baru, yakni tiga bulan. Jangan ditanya seberapa besar kebahagiaan yang mereka rasakan karena rumah mereka akan diramaikan oleh celotehan dan tangisan bayi. Kini, usia kandungan Ara sudah menginjak trimester ketiga dimana masanya wanita itu sering sekali mengalami insecure akibat perubahan drastis yang terjadi pada tubuhnya.

Mulai dari wajah bruntusan, berat badan yang naik begitu tinggi setiap minggunya, juga Ara sempat mengalami kerontokan rambut ---yang untungnya kembali normal setelah kehamilan menginjak usia enam bulan. Bukannya Ara ingin mengeluh atau tidak ikhlas, tentunya dia merasa bahagia karena bayi dalam perutnya sehat, tapi sebagai wanita bukankah wajar ketika merasa insecure sesekali?

Dan sebagai suami tugas Yardan adalah menenangkan Ara sekaligus membuat istrinya kembali percaya diri, bahwa setiap manusia pasti mengalami perubahan. Sudah hukum alam.

"Kamu gak masalah istrinya sekarang jadi jelek? Muka aku bruntusan terus sekarang banyak strechmark juga. Aku gak secantik dulu, kadang aku suka malu kalo diajak kamu ke acara yang banyak temen-temen kerja kamu. Apalagi kalo udah ada Lucy, mulutnya jahat banget ledek aku!" Gerundel Ara dengan mulut memanyun, mengingat kejadian seminggu lalu yang membuatnya nyaris kehilangan kendali untuk menjambak rambut Lucy lagi.

TOUCH (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang