Latar waktunya ini dicampur ya antara dulu sama sekarang, jadi dimohon untuk tidak bingung;))
♡♡♡
Sudah beberapa hari ini Ara merasa ada yang aneh dengan salah satu anak kelas sebelah--- entah hanya perasaannya saja atau memang pemuda bernama Yardan, terus saja mencoba untuk mencuri kesempatan agar dekat-dekat pada Ara.
Hal itu juga sempat ditanyakan oleh Haris, katanya apakah Ara sedang dekat sama Yardan dan tentunya langsung ditepis kabar tersebut. Ara bahkan tidak kenal Yardan siapa, hanya sebatas tahu kalau anak itu salah satu langganan bolos dan juga katanya suka balap-balapan liar, begitu menurut kabar burung yang beredar.
Ara tidak memikirkan pacar-pacaran saat ini karena dia masih senang bermain dengan teman-temannya. Meskipun memang ada beberapa pemuda yang mencoba mencari perhatian, Ara tetap mengabaikan. Sayangnya, cowok bernama Yardan itu justru keras kepala dan tetap gencar mendekati Ara meskipun sudah melihat sendiri bagaimana penolakan yang Ara buat terhadapnya.
Siang ini para anak kelas Ara sedang bertanding futsal melawan anak kelas sebelah, Ara ada disana untuk menyemangati teman-temannya tetapi dia justru jadi salah fokus pada Yardan. Cowok itu terlihat menyeringai kearahnya membuat Ara memasang muka tidak nyaman, pun Haris langsung menyenggol lengannya.
"Gebetan lo, tuh, Ra!" Kata Haris setengah mengejek, membuat Ara terang-terangan memelototinya.
"Gebetan apaan, sih? Dianya aja yang sok kegantengan. Caper!" Suara Ara lumayan keras saat mengatakan itu sehingga beberapa pasang mata gadis sebagai front pembela Yardan, langsung melayang tajam ke arahnya.
Melihatnya Ara sedikit bergidik, diapun berpura-pura berdehem dan membenarkan rambutnya. Agak ngeri juga ternyata fansnya Yardan itu.
Setelah futsal berakhir yang dimenangkan oleh kelas Yardan, pemuda itu berlari ke arah penonton disertai senyuman terpasang manis diwajahnya. Dia berhenti tepat dihadapan Ara, mencekal pergelangan tangan gadis itu sehingga membuat sang empu tersentak dan balas melihat Yardan bingung.
"Sorry, ini---"
"Gue suka sama lo."
Eh?!
Mata Ara membulat, sedangkan orang-orang yang masih ada disana langsung menjadikan mereka berdua pusat perhatian. Beberapa gadis tak bisa menahan pekikan mereka ketika melihat Yardan begitu berani mengutarakan perasaannya pada Ara, bagi mereka itu sesuatu hal yang manis--- namun tidak bagi Ara. Itu adalah hal memalukan!
Ara meringis, perlahan dia melepaskan genggaman Yardan dan berusaha tetap ramah. "Mungkin kamu salah orang." Yardan menggeleng.
"Gue gak salah orang, kok. Lo Arabella kan? Mungkin lo udah sadar kalo selama ini gue coba deketin lo meskipun lo gak peka, jadi gue pikir gue harus ungkapin sekarang. Gue suka sama lo, Ara. Apa lo mau jadi pacar gue?"
Para penonton kembali bersorak. Ara melipat bibirnya sembari menahan rasa malu yang luar biasa, rasanya Ara butuh sebuah ember untuk menutupi kepalanya sekarang.
Ditatapnya dengan kesal pemuda didepannya, maka detik selanjutnya dia menggeleng lalu berbalik dan berjalan secepat mungkin dari lapangan. Tindakan Ara itu membuat beberapa siswi menyayangkannya dan juga sedikit kasar. Padahal kalau Ara tidak mau bisa mengatakannya secara baik-baik, tapi Ara sudah terlalu malu untuk sekadar bicara.
"Arabella, tunggu!"
"Tck, kenapa pake ngikutin segala, sih?"
Yardan memercepat laju larinya lalu setelah dekat dengan sasaran, pemuda itu langsung menarik tangan Ara. Keduanya terengah, Ara bertumpu pada kedua lututnya. "Kenapa lo malah lari? Gue cuman jujur soal perasaan gue." Gadis itu menegakan posisinya kembali, ditatapnya Yardan secara tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH (TAMAT)
Romance(Judul sebelumnya Redflag) Ara itu tidak suka cowok kasar. Sebagai pembaca setia dan penikmat novel romansa, Ara sering sekali membaca cerita dengan pemeran utama pria dengan karakter keras dan tegas lalu berakhir akan menyakiti si pemeran wanita. B...