" assalamu'alaikum bunda " ucap rivan dan jeno serempak
" wa'alaikumsalam eh kalian udah pulang, ayo masuk " sambut wanita paru baya dengan lembut
" bunda, ivan kangen " ujar rivan yang langsung menubruk tubuh wanita paru baya itu
" bunda juga kangen, kan bunda udah bilang kalau ivan kangen tinggal ke sini, atau perlu di jemput dulu " balas wanita paru baya itu sambil membalas pelukan rivan
Wanita itu adalah ibu dari jeno, ia bernama Gauri Respati, wanita yang kerap kali di sapa riri, ia adalah nyonya dari Respati sekaligus ibu dari jeno, riri hanyalah ibu rumah tangga seperti pada umumnya
" wah bunda masak banyak banget " ucap rivan yang berbinar-binar saat menatap banyaknya makanan yang berada di meja makan
" yaudah kita makan yu " ajak riri yang di angguki oleh rivan dan jeno
" nih kalian makan yang banyak ya " lanjutnya sambil menaruh beberapa lauk pauk ke dalam piring jeno dan rivan
" makasih bunda " ucap rivan sambil melayangkan senyum manisnya kepada ibu jeno itu
20 menit kemudian
Disinilah mereka sekarang, di ruang keluarga Respati
" oiya katanya di sekolah kalian akan ada lomba ya? " tanya riri yang langsung meng ngalihkan atensi dua pemuda yang tengah asik dengan televisi
" hah, emang ada lomba? kok aku gak tau ya " balas rivan yang mendapatkan tatapan bingung dari riri
" ah ketahuan, bolos kan kalian? " ucap riri dengan melayangkan tatapan tajam kepada dua pemuda itu
" istirahat bun istirahat, cape dengerin guru ngomong mulu tapi kita kagak ngerti-ngerti " ujar rivan dengan cengengesannya
Setelah hampir seharian rivan berada di rumah jeno, akhirnya ia memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai larut, padahal riri nyuruh dia buat nginep aja, tapi ia gak mau dengan alasan kucing di rumahnya belum di kasih makan
" assalamu'alaikum wahai penghuni rumah ku " ucap rivan saat membuka pintu kontrakan nya
Apa yang bisa ia harapkan, tidak akan ada siapapun yang akan menunggu nya untuk pulang kecuali...
" meow " yap kucing miliknya, agar rumahnya tidak terlalu sepi, rivan memelihara kucing kampung yang ia temui di depan rumahnya, entah kucing itu sudah memiliki majikan atau belum yang pasti kucing itu selalu datang ke rumah rivan mentang-mentang setiap kali dia dateng, rivan bakalan kasih makan.
" eh bri, kamu udah makan belum? , maaf ya tadi aku ke rumah bunda dulu, eh aku lupa sama kamu, bentar aku ambilin makanan kamu dulu ya " ujar rivan yang mulai berjalan ke arah dapurnya, untuk mengambil makanan kucing, untuk kucing kampung yang ia beri nama bri itu
" nih bri makan yang banyak ya, aku ke kamar dulu ya mau mandi " lanjutnya yang mulai berjalan menuju kamarnya
" anjir nih guru punya dendam apa sih sama gua, atau dia lagi ada masalah sama suaminya, ngasih pr ke muridnya kagak ngotak anjir, dia bilang besok kumpulin nya tapi dia ngasi 10 halaman woi, gak tau apa gua ngerjain pr nya malem-malem mana dah ngantuk lagi " kesal rivan saat melihat pr yang di berikan sang guru tidak main-main
" oiya besok gua ke bengkelnya bang eros kan? ,
hah, lama-kelamaan cape juga ya hidup kaya gini, pengen gitu rasanya yang ada di otak gua cuman sekolah ama belajar, tapi gua harus menerima kenyataan kalau saat ini yang ada di otak gua bukan cuman sekolah ama belajar, gua harus mikirin kontrakan, makan gua, gua harus hemat
hah, kerja di bengkelnya bang eros kayanya masih kurang deh, gua harus nyari kerja lagi nih, AYO SEMANGAT RIVAN, KAMU BISA " ucap rivan di akhiri dengan teriakBerharap ia bisa menyemangati dirinya, kalau boleh jujur ia sudah mulai lelah, di usianya yang masih muda, ia sudah harus di hadapkan dengan cobaan yang datang bertubi-tubi
Saat lagi fokus dengan pr nya walau matanya sudah mulai lelah dan ingin terpejam, tapi suara deringan ponselnya berhasil membangunkannya
" hah, iya kenapa, ada apa " kaget rivan, saat ia baru saja menginjakkan kaki di dunia mimpi seketika ia tertarik kembali ke dunia nyata
" hallo, kenapa sih je " tanya rivan saat mengangkat telepon yang tertulis nama jeje
" gak gua cuman mau bilang, jangan lupa pr dari pak yanto juga di kerjain " ucap jeno yang berada di sebrang sana
" hah, jadi bukan cuman bu rika yang ngasih pr, tapi pak yanto juga ngasih pr? " tanya rivan yang terkejut, oh ayolah pr dari bu rika aja belum selesai
" iya tadi gua mau ngecek trus pas gua cek, ternyata bukan cuman pr dari bu rika aja, pak yanto juga ngasih pr dari halaman 56 sampe akhir " balas jeno di sebrang sana
" hah, pr dari pak yanto gua ngerjainnya di sekolah aja besok, waktunya gak sempet gua dah ngatuk nih pr bu rika mana belum selesai lagi, besok gua berangkat pagi biar bisa ngerjain pr dari pak yanto " ucap rivan dengan nada lelahnya
"Yaudah kalau gitu selamat malam rivan " pamit jeno
" hmm, malem " bales rivan yang langsung mematikan telpon sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivan
Randombagaimana jadinya jika kau yang hidup luntang-lantung, ternyata putra bungsu dari keluarga ternama? itulah yang di rasakan oleh rivan, ia yang dari kecil sudah mengenal pahitnya kehidupan, bahkan ia sudah terbiasa dengan semuanya, tiba-tiba ia haru...